4 Obat Sakit Kepala Langsung Sembuh yang Bisa Dibeli di Apotik, Pahami Cara Kerjanya

Obat sakit kepala langsung sembuh menjadi informasi yang banyak dicari agar gejalanya segera mereda dan dapat kembali beraktifitas.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 09 Sep 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi Terkena Stroke
Obat Sakit Kepala Langsung Sembuh

Liputan6.com, Jakarta Sakit kepala merupakan salah satu keluhan kesehatan yang sering dialami banyak orang. Munculnya bisa tiba-tiba dan tanpa disangka, mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Obat sakit kepala langsung sembuh menjadi informasi yang banyak dicari agar gejalanya segera mereda dan dapat kembali beraktifitas. 

Sebenarnya, untuk meredakan sakit kepala ada banyak pilihan yang dapat diambil, mulai dari mengonsumsi obat yang tersedia di apotek hingga mencoba berbagai cara alami ala rumahan. Obat sakit kepala langsung sembuh dapat dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, obat penghilang rasa sakit yang bertujuan meredakan nyeri dan gejala lainnya. Kedua, terapi abortif yang bekerja dengan menghentikan proses terjadinya sakit kepala, terutama efektif pada fase awal serangan. Ketiga, terapi preventif yang lebih berfokus pada mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala.

Secara umum, sakit kepala terbagi menjadi dua kategori, yaitu sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala primer meliputi kondisi seperti sakit kepala cluster, migrain, sakit kepala tegang, dan sakit kepala persisten harian, di mana gangguan ini biasanya tidak disebabkan oleh kondisi medis lain. Di sisi lain, sakit kepala sekunder muncul sebagai akibat dari masalah kesehatan yang mendasari, seperti cedera kepala, tekanan darah tinggi, atau sinusitis. Berikut daftar obat sakit kepala langsung sembuh yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (9/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Paracetamol

Obat PCC
Ilustrasi Foto Obat PCC (Paracetamol Cafein Carisoprodol) (iStockphoto)

Paracetamol merupakan obat sakit kepala yang paling banyak digunakan dan terbukti efektif untuk meredakan nyeri. Obat ini bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandin di otak, yaitu senyawa yang menyebabkan nyeri dan peradangan. 

Dosis umum paracetamol untuk orang dewasa adalah 1–2 tablet 500 mg yang dapat dikonsumsi setiap 4–6 jam sekali, baik sebelum atau sesudah makan. Paracetamol umumnya dianggap aman dengan efek samping yang minimal, sehingga sering menjadi pilihan pertama dalam pengobatan sakit kepala ringan hingga sedang.

2. Ibuprofen

Ibuprofen adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang efektif digunakan sebagai obat sakit kepala, terutama untuk jenis sakit kepala tegang dan migrain. Obat ini bekerja dengan menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin, yang pada akhirnya mengurangi peradangan dan nyeri.

Dosis umum ibuprofen untuk orang dewasa adalah 1–2 tablet 200 mg, setiap 4–6 jam sekali. Penting untuk mengonsumsi ibuprofen setelah makan untuk mengurangi risiko iritasi lambung. Ibuprofen memiliki efek yang lebih kuat dibandingkan paracetamol dan sering digunakan ketika paracetamol tidak cukup efektif.


3. Aspirin

Gambar Aspirin
Sumber: Freepik

Aspirin adalah obat lain dari golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang sering digunakan untuk mengatasi sakit kepala. Aspirin efektif dalam meredakan sakit kepala yang disertai dengan peradangan. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 300 mg dan dosis umum untuk orang dewasa (usia di atas 16 tahun) adalah 1–2 tablet yang diminum setiap 4–6 jam. 

Seperti halnya ibuprofen, aspirin sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk mencegah nyeri perut dan masalah pencernaan lainnya. Aspirin juga memiliki efek antiplatelet, yang membuatnya tidak disarankan untuk digunakan oleh orang yang memiliki risiko pendarahan.

4. Naproxen

Naproxen adalah obat OAINS lain yang efektif untuk mengurangi gejala sakit kepala tegang dan meredakan migrain. Naproxen memiliki durasi kerja yang lebih lama dibandingkan ibuprofen, sehingga dapat menjadi pilihan bagi mereka yang membutuhkan pereda nyeri yang lebih tahan lama. 

Dosis maksimal naproxen untuk orang dewasa adalah 660 mg per hari, dengan frekuensi minum setiap 8–12 jam. Sama seperti obat OAINS lainnya, naproxen juga harus diminum setelah makan untuk menghindari masalah pencernaan.


Langkah Perawatan untuk Mengatasi Sakit Kepala Selain Konsumsi Obat

Sakit Kepala - Vania
Ilustrasi Sakit Kepala/https://unsplash.com/Anh Nguyen

Selain minum obat, terdapat berbagai cara yang dapat membantu meredakan gejala sakit kepala. Berikut adalah beberapa metode yang bisa dicoba untuk mengurangi ketidaknyamanan tanpa harus bergantung pada obat-obatan.

1. Mencukupi Kebutuhan Cairan Tubuh

Dehidrasi sering kali menjadi pemicu sakit kepala, termasuk migrain. Untuk mencegah dehidrasi dan meredakan sakit kepala, pastikan Anda mengonsumsi cukup cairan setiap hari. Disarankan untuk minum sekitar dua liter air mineral per hari. Selain itu, konsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak air, seperti semangka dan sup sayur, dapat membantu menjaga hidrasi tubuh.

2. Beristirahat di Ruangan yang Tenang

Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi intensitas sakit kepala. Cobalah beristirahat di ruangan yang tenang dengan pencahayaan redup. Cahaya yang terlalu terang atau suara yang bising dapat memperburuk gejala sakit kepala bagi sebagian orang. Menjauh dari keramaian dan mengistirahatkan diri di tempat yang tenang dapat membantu meredakan gejala.

3. Memperbaiki Pola Tidur

Kurang tidur dapat menjadi penyebab utama sakit kepala. Usahakan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup, yaitu sekitar 7–9 jam setiap malam. Jika perlu, cobalah tidur siang singkat selama 20–30 menit. Pola tidur yang teratur dan cukup dapat membantu mencegah sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan.

4. Menggunakan Kompres

Mengompres kepala dengan suhu yang sesuai dapat memberikan bantuan yang signifikan. Kompres dingin, seperti lap dingin atau es yang dibungkus kain bersih, dapat membantu mengurangi nyeri dengan menghambat peradangan. Gunakan kompres dingin di dahi atau pelipis selama 10–15 menit. Untuk sakit kepala tegang, kompres hangat pada leher atau belakang kepala bisa sangat membantu dalam meredakan ketegangan otot.

5. Minum Minuman Hangat

Minuman hangat seperti teh atau kopi bisa membantu meredakan sakit kepala. Kafein dalam kopi dapat menyempitkan pembuluh darah, yang mungkin memberikan efek positif pada nyeri kepala. Namun, perhatikan jumlah kafein yang dikonsumsi, karena terlalu banyak dapat memperburuk gejala.

6. Melakukan Peregangan dan Memijat Kepala

Ketegangan otot akibat stres sering kali menyebabkan sakit kepala. Cobalah melakukan peregangan, relaksasi, atau meditasi untuk meredakan ketegangan. Pijatan lembut pada pelipis, dahi, dan leher juga bisa membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi nyeri. Tekanan lembut pada kepala dapat membuat otot lebih rileks dan mengurangi gejala sakit kepala.

7. Menghirup Uap Aromaterapi

Aromaterapi dengan essential oil seperti chamomile, lavender, dan peppermint dapat memberikan efek menenangkan dan meredakan sakit kepala. Menghirup uap aromaterapi atau mengoleskan minyak esensial pada pelipis atau dahi dapat membantu meringankan gejala sakit kepala.

8. Menghindari Tekanan pada Area Kepala

Tekanan dari aksesoris seperti ikatan rambut yang terlalu ketat, kacamata yang tidak pas, atau ikat kepala bisa memperburuk sakit kepala. Sebisa mungkin, pilih aksesoris yang longgar dan nyaman. Selain itu, hindari mengunyah makanan keras atau lengket yang dapat memicu nyeri kepala, seperti permen karet.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya