Masa Nifas Berapa Lama? Ketahui Organ yang Berubah dan Perawatan yang Tepat

Masa nifas berapa lama? simak durasi waktu bagi ibu pasca melahirkan.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 25 Sep 2024, 21:37 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2024, 21:30 WIB
Ilustrasi bidan, proses melahirkan, ibu, bayi
Ilustrasi bidan, proses melahirkan, ibu, bayi. (Image by gstudioimagen on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Masa nifas adalah periode penting yang dialami oleh setiap wanita setelah melahirkan. Masa ini dikenal sebagai waktu pemulihan bagi tubuh untuk kembali ke kondisi sebelum kehamilan. Banyak wanita kemudian bertanya, "Masa nifas berapa lama?" Secara umum, masa nifas berlangsung sekitar 40 hingga 60 hari, meskipun setiap individu dapat memiliki durasi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik dan kesehatan masing-masing.

Dalam periode masa nifas, tubuh akan membersihkan sisa-sisa kehamilan melalui pengeluaran cairan yang disebut lokia. Mengetahui masa nifas berapa lama sangat penting, agar Anda bisa memberikan perhatian yang tepat pada tubuh selama masa pemulihan. Istirahat yang cukup dan menjaga pola makan sehat, bisa menjadi salah satu cara mempercepat proses pemulihan.

Bagi sebagian wanita, masa nifas mungkin terasa singkat, namun bagi yang lain, ini bisa berlangsung lebih lama dari perkiraan. Faktor-faktor seperti cara melahirkan, apakah melalui persalinan normal atau sesar, serta komplikasi tertentu, dapat mempengaruhi berapa lama masa nifas akan berlangsung. Mengetahui secara tepat masa nifas berapa lama juga membantu wanita lebih siap, untuk menghadapi perubahan fisik dan emosional yang terjadi.

Berikut ini penjelasan terkait tahapan masa nifas pasca melahirkan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penjelasan Tentang Masa Nifas

Ilustrasi melahirkan newborn
Ilustrasi/Copyright unsplash/Charles Eugene

Mengetahui dengan jelas berapa lama masa nifas berlangsung, merupakan hal yang sangat penting bagi setiap ibu yang baru saja melahirkan. Masa nifas adalah periode di mana tubuh perempuan mengalami proses pemulihan secara bertahap, baik secara fisik maupun hormonal, setelah melewati proses persalinan. Pada masa ini, rahim secara perlahan kembali ke ukuran normal dan organ reproduksi mulai beradaptasi dengan kondisi sebelum kehamilan. Pengetahuan tentang apa yang terjadi selama masa nifas serta cara merawat tubuh dengan benar selama periode ini sangat penting, untuk menjaga kesehatan ibu dan memastikan pemulihan yang optimal setelah melahirkan.

Masa nifas biasanya berlangsung selama 4 hingga 6 minggu pasca melahirkan. Namun, durasi ini bisa bervariasi tergantung pada kondisi masing-masing ibu. Selama masa ini, tubuh mengalami perubahan fisik yang signifikan, terutama dalam bentuk perdarahan yang disebut lokia. Perubahan ini terjadi karena tubuh membersihkan sisa-sisa jaringan dan darah yang tersisa di rahim setelah proses persalinan. Lokia mengalami perubahan dalam warna, tekstur dan volume selama periode masa nifas, dan pemantauan terhadap kondisi ini penting untuk memastikan tidak adanya komplikasi.

Pada 24 jam pertama setelah melahirkan, darah nifas yang keluar biasanya berwarna merah terang atau kecokelatan, karena masih banyak mengandung darah segar. Warna dan volume darah ini menandakan bahwa tubuh sedang membuang sisa-sisa jaringan dari lapisan dinding rahim. Gumpalan darah yang keluar bisa bervariasi ukurannya, mulai dari seukuran kelereng kecil hingga sebesar bola golf. Selanjutnya, pada hari kedua hingga keenam, darah biasanya akan berubah warna menjadi lebih cerah atau merah muda, dengan tekstur yang lebih encer. Gumpalan darah yang keluar juga semakin berkurang dan ukurannya lebih kecil dibandingkan hari pertama.

Memasuki minggu kedua hingga minggu keenam, perdarahan akan semakin berkurang dan darah berangsur-angsur berubah warna menjadi cokelat, merah muda, atau putih kekuningan. Warna ini menandakan bahwa jumlah sel darah putih dalam lokia lebih dominan, menandai tahap akhir pemulihan. Pada titik ini, beberapa ibu mungkin masih mengalami bercak-bercak darah, terutama setelah melakukan aktivitas fisik yang berat. Namun, pada minggu keenam, sebagian besar perempuan akan mengalami berhentinya perdarahan, yang menandakan bahwa tubuh mereka telah pulih sepenuhnya dari masa nifas. Meski demikian, sangat penting untuk terus memantau kondisi tubuh dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika ada gejala yang mencurigakan.


Organ yang Berubah Saat Nifas

Ilustrasi Melahirkan Caesarhttps://www.liputan6.com/dashboard/articles/create?#
Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. (Unsplash/Amit Gaur)

1. Rahim

Setelah proses melahirkan, rahim mengalami transformasi signifikan melalui proses yang dikenal sebagai involusi. Ini adalah mekanisme alami di mana rahim berkontraksi untuk kembali ke ukuran dan bentuk semula sebelum hamil. Selama beberapa hari setelah melahirkan, ibu akan mengalami keluarnya darah nifas, yang merupakan campuran dari sisa jaringan dan darah. Proses ini biasanya berlangsung sekitar enam minggu, di mana rahim akan berkurang dari ukuran besar yang diperlukan untuk menampung janin menjadi ukuran normal. Selama masa ini, penting bagi ibu untuk mendapatkan perhatian medis, karena setiap masalah atau perdarahan berlebihan harus segera ditangani.

2. Ovarium

Perubahan hormon juga terjadi di ovarium setelah melahirkan. Selama kehamilan, ovarium menghasilkan tingkat estrogen dan progesteron yang tinggi, tetapi setelah melahirkan, produksi kedua hormon ini mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini berdampak pada siklus ovulasi. Banyak ibu yang tidak akan mengalami menstruasi selama beberapa waktu setelah melahirkan, terutama jika mereka menyusui. Namun, seiring berjalannya waktu, ovarium mulai berfungsi kembali, dan siklus menstruasi dapat kembali normal. Proses ini berbeda-beda bagi setiap ibu, tergantung pada faktor-faktor seperti menyusui, kesehatan, dan genetika.

3. Sistem Kardiovaskular

Selama masa kehamilan, volume darah dalam tubuh meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin. Setelah melahirkan, tubuh perlu menyesuaikan kembali volume darah ke tingkat normalnya. Proses ini mempengaruhi sistem kardiovaskular secara keseluruhan. Jantung dan pembuluh darah ibu akan beradaptasi dengan cepat, dan dalam beberapa minggu setelah melahirkan, tekanan darah dan detak jantung biasanya kembali stabil. Namun, penting bagi ibu untuk memantau kesehatan jantungnya, terutama jika mereka mengalami masalah seperti tekanan darah tinggi atau masalah kardiovaskular lainnya selama kehamilan.

4. Payudara

Payudara juga mengalami perubahan besar selama masa nifas. Setelah melahirkan, payudara mempersiapkan diri untuk menyusui dengan memproduksi kolostrum, yaitu cairan pertama yang keluar setelah melahirkan. Kolostrum ini kaya akan nutrisi dan antibodi, memberikan perlindungan penting bagi bayi baru lahir. Dalam beberapa hari setelah kelahiran, produksi susu akan meningkat, dan payudara akan terasa lebih penuh dan berat, menandakan kesiapan untuk menyusui. Ibu perlu memahami bahwa perubahan ini adalah hal yang normal, tetapi jika ada masalah seperti nyeri yang berlebihan atau pembengkakan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.


Perawatan saat Masa Nifas

Ilustrasi ibu melahirkan
Ilustrasi ibu melahirkan. (Gambar oleh fancycrave1 dari Pixabay)

Masa nifas yang berlangsung setelah melahirkan selama sekitar enam minggu, merupakan periode yang sangat penting bagi seorang ibu. Selama fase ini, tubuh mengalami berbagai perubahan fisik dan emosional yang signifikan, sehingga perawatan yang baik sangat diperlukan untuk mendukung proses pemulihan. Berikut adalah beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam perawatan saat masa nifas.

  1. Pertama-tama, perawatan kesehatan fisik menjadi prioritas utama. Setelah melahirkan, tubuh ibu perlu waktu untuk pulih dari proses persalinan yang melelahkan. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk mendapatkan cukup istirahat. Usahakan untuk tidur ketika bayi tidur dan hindari aktivitas fisik yang berat.
  2. Selain itu, asupan nutrisi yang seimbang sangat vital untuk mendukung pemulihan. Makanan yang kaya akan protein, seperti daging, ikan, telur, serta buah-buahan dan sayuran segar yang mengandung vitamin dan mineral, harus menjadi bagian dari pola makan sehari-hari. Ini tidak hanya membantu dalam penyembuhan luka, tetapi juga memberikan energi yang dibutuhkan untuk merawat bayi.
  3. Perawatan luka juga menjadi perhatian yang tidak boleh diabaikan. Bagi ibu yang mengalami operasi caesar atau episiotomi, menjaga kebersihan luka adalah hal yang sangat penting. Ibu disarankan untuk mencuci tangan sebelum menyentuh area luka dan mengikuti petunjuk dokter mengenai cara merawatnya, termasuk penggunaan antiseptik untuk mencegah infeksi. Jika terdapat tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, atau keluarnya nanah, segera konsultasikan dengan tenaga medis.
  4. Selanjutnya, hidrasi yang cukup merupakan elemen kunci dalam pemulihan. Minum air yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung produksi ASI. Ibu sebaiknya mengonsumsi berbagai jenis cairan, seperti air mineral, jus buah segar, dan sup, untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan harian.
  5. Perawatan payudara juga memegang peranan penting, terutama bagi ibu yang menyusui. Untuk mencegah masalah seperti puting lecet, penting untuk menjaga kebersihan payudara dan memastikan posisi menyusui yang benar. Menggunakan krim atau salep yang direkomendasikan oleh dokter atau bidan juga dapat membantu merawat puting agar tetap sehat. Jangan ragu untuk meminta bantuan dari konselor laktasi jika mengalami kesulitan dalam menyusui.
  6. Pemeriksaan rutin dengan dokter atau bidan setelah melahirkan juga sangat dianjurkan. Pemeriksaan ini tidak hanya berfungsi untuk memantau kesehatan fisik ibu, tetapi juga untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi yang mungkin muncul pascapersalinan. Melalui pemeriksaan ini, ibu dapat mendapatkan saran dan dukungan yang diperlukan dalam proses pemulihan.
  7. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah kesehatan mental. Perubahan hormonal yang terjadi setelah melahirkan dapat berdampak pada suasana hati ibu. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan dukungan emosional dari keluarga dan teman. Ibu sebaiknya mengkomunikasikan perasaannya, dan jika merasa cemas atau mengalami gejala depresi pascapersalinan, segera bicarakan dengan profesional kesehatan yang dapat memberikan bantuan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya