Liputan6.com, Jakarta Hubungan romantis hadir dalam berbagai bentuk dan gaya, salah satunya dikenal dengan istilah low-key. Hubungan low-key adalah tipe hubungan yang tidak diumbar ke publik atau lingkaran sosial dengan terlalu banyak sorotan. Berbeda dengan hubungan yang sering dibagikan di media sosial atau diumumkan kepada banyak orang, hubungan low-key lebih tertutup, sederhana, dan sering kali hanya diketahui oleh beberapa orang terdekat.
Banyak orang memilih jenis hubungan low-key karena berbagai alasan, seperti kenyamanan pribadi, privasi, atau hanya ingin menghindari drama. Namun, penting untuk memahami apakah hubungan low-key yang kamu jalani benar-benar sehat dan membuatmu bahagia, atau justru menimbulkan penderitaan.
Baca Juga
Beberapa orang menganggap hubungan low-key sebagai cara untuk melindungi kebahagiaan pribadi mereka, sementara yang lain melihatnya sebagai tanda kurangnya komitmen. Untuk memastikan kamu tidak menderita dalam menjalani hubungan ini, ada baiknya mengenali tanda-tanda apakah kamu memang berada dalam hubungan low-key yang sehat atau tidak. Simak selengkapnya di bawah ini sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (30/9/2024):
Advertisement
1. Tidak Terlalu Banyak Posting di Media Sosial
Salah satu ciri paling mencolok dari hubungan low-key adalah minimnya posting berlebihan di media sosial. Kamu dan pasanganmu mungkin memilih untuk tidak mengunggah foto-foto romantis atau membagikan cerita tentang hubungan kalian secara online. Ini bukan berarti pasanganmu menyembunyikanmu, melainkan lebih kepada menjaga privasi hubungan kalian. Dalam hubungan semacam ini, kebahagiaan diukur dari kualitas waktu bersama, bukan dari pengakuan atau validasi sosial.
Namun, jika kamu merasa pasanganmu terlalu enggan untuk mengakui hubungan kalian di depan umum, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah yang lebih mendalam. Penting untuk membedakan antara hubungan low-key dan hubungan yang disembunyikan karena alasan yang tidak sehat.
Â
Â
Advertisement
2. Fokus pada Kualitas Waktu Bersama
Hubungan yang bersifat low-key sering kali lebih menekankan pada kebersamaan yang berkualitas daripada menunjukkan kemesraan di depan umum. Kamu dan pasangan mungkin lebih memilih untuk menikmati waktu berdua dalam suasana yang tenang, seperti menonton film di rumah, makan malam sederhana, atau berjalan-jalan santai. Kebersamaan ini sering kali terasa lebih berarti karena kalian dapat fokus satu sama lain tanpa gangguan dari tekanan sosial atau pandangan orang lain.
Namun, jika kamu merasa pasanganmu selalu menghindari situasi publik atau pertemuan dengan teman-temanmu, ini bisa menjadi indikasi bahwa dia tidak sepenuhnya nyaman dengan komitmen yang ada. Jangan ragu untuk mengungkapkan perasaanmu dan mempertimbangkan apakah hubungan ini memberikanmu rasa aman dan nyaman.
Â
Â
3. Hanya Orang-Orang Terdekat yang Tahu
Dalam hubungan yang bersifat low-key, biasanya hanya orang-orang terdekat yang mengetahui tentang hubungan tersebut. Keluarga, sahabat dekat, atau beberapa teman mungkin menjadi satu-satunya yang tahu bahwa kamu sedang menjalin hubungan. Hal ini bisa menjadi pilihan yang sehat jika kamu ingin melindungi hubungan dari tekanan atau opini luar yang tidak perlu.
Namun, jika pasanganmu sepenuhnya menghindari membicarakan hubungan ini dengan orang-orang penting dalam hidupnya, seperti keluarganya, ini bisa menjadi tanda bahwa ada komitmen yang dipertanyakan. Jika hubungan tersebut membuatmu merasa disembunyikan, diskusikanlah secara terbuka untuk memahami posisinya.
Â
Â
Advertisement
4. Tidak Terburu-Buru dalam Membuat Komitmen Besar
Hubungan yang tenang sering kali berkembang dengan ritme yang lebih lambat. Tidak ada desakan untuk segera membuat komitmen besar seperti menikah atau tinggal bersama. Kalian berdua merasa nyaman menjalani hubungan sesuai dengan waktu yang kalian anggap tepat, tanpa terpengaruh oleh ekspektasi dari luar.
Namun, penting untuk memastikan bahwa hubungan ini memiliki arah yang jelas. Jika kamu merasa hubungan ini stagnan tanpa adanya diskusi tentang masa depan, penting untuk mengevaluasi apakah kalian memiliki visi yang sama. Jangan biarkan hubungan yang tenang menjadi alasan untuk menghindari komitmen serius yang sebenarnya kamu inginkan.
Â
5. Komunikasi yang Terbuka dan Jujur
Â
Salah satu fondasi utama dari hubungan low-key yang sehat adalah adanya komunikasi yang jujur dan terbuka antara kedua pihak. Walaupun hubungan ini tidak dipublikasikan secara luas, kalian tetap harus saling terbuka mengenai perasaan dan harapan masing-masing. Kejujuran ini membantu membangun kepercayaan dan memastikan bahwa hubungan tersebut berjalan sesuai dengan keinginan bersama.
Jika kamu merasa pasanganmu sering menghindari diskusi yang jujur atau terbuka tentang status hubungan kalian, ini dapat menjadi indikasi adanya ketidaknyamanan yang perlu diatasi. Jangan biarkan sifat low-key menjadi alasan untuk menghindari percakapan penting.
Â
Â
Advertisement
6. Tidak Ada Keterlibatan Orang Lain dalam Hubungan
Hubungan yang dijaga tetap low-key seringkali berjalan lebih mulus karena minimnya intervensi dari pihak luar. Hal ini memungkinkan kalian berdua untuk menyelesaikan masalah atau tantangan dalam hubungan tanpa campur tangan orang lain. Kalian belajar untuk saling mendukung dan mengatasi masalah bersama-sama, tanpa harus meminta pendapat dari banyak pihak.
Namun, jika hubunganmu terasa seperti rahasia atau pasanganmu selalu menghindar dari memperkenalkanmu kepada orang lain, ini bisa menjadi tanda adanya masalah. Pastikan bahwa hubungan kalian tetap low-key karena alasan yang sehat, bukan karena ada sesuatu yang disembunyikan.
Â
Â
7. Tidak Terlalu Banyak Harapan Sosial
Dalam hubungan yang bersifat sederhana, kalian mungkin merasa lebih leluasa dari ekspektasi sosial yang sering kali membebani hubungan. Tidak ada kewajiban untuk menghadiri acara-acara sosial bersama atau selalu tampil sebagai pasangan di depan umum. Ini bisa memberikan kesempatan bagi hubungan untuk tumbuh dengan lebih alami dan tanpa tekanan.
Namun, jika pasanganmu menggunakan alasan ini untuk sepenuhnya menghindari kebersamaan dalam situasi sosial, ini bisa menjadi indikasi kurangnya rasa percaya diri atau komitmen. Hubungan yang sehat, baik sederhana maupun tidak, tetap memerlukan keseimbangan antara privasi dan kehadiran sosial.
Â
Â
Advertisement
8. Hubungan Didasarkan pada Kenyamanan Pribadi
Hubungan low-key yang sehat adalah hubungan yang didasarkan pada kenyamanan pribadi kedua belah pihak. Kamu dan pasanganmu merasa nyaman menjalani hubungan tanpa harus mematuhi standar sosial atau ekspektasi orang lain. Kalian dapat fokus pada kebahagiaan bersama tanpa perlu mencari validasi dari dunia luar.
Namun, penting untuk tetap mengevaluasi perasaanmu. Jika hubungan low-key membuatmu merasa tidak dihargai atau tidak diprioritaskan, kamu berhak untuk membicarakannya. Jangan biarkan label low-key menjadi alasan untuk tidak mendapatkan hubungan yang benar-benar kamu inginkan.
Â
9. Menjaga Kemandirian
Pasangan dalam hubungan sehat tetap menjaga kemandirian meskipun saling terikat. Mereka memiliki hobi, teman, dan kegiatan masing-masing yang terpisah. Kemandirian ini penting untuk memastikan bahwa hubungan tidak menjadi penghalang bagi pertumbuhan pribadi masing-masing, dan justru saling memperkaya satu sama lain.
Menjalani hubungan low-key bisa menjadi cara yang sehat untuk menjaga privasi dan fokus pada kualitas hubungan. Namun, penting untuk memahami tanda-tanda apakah hubungan tersebut benar-benar memberikan kebahagiaan atau justru menyebabkan penderitaan.
Selalu jaga komunikasi yang terbuka, evaluasi perasaanmu, dan pastikan bahwa kamu menjalani hubungan yang sesuai dengan harapan dan kenyamananmu. Jika ada tanda-tanda ketidaknyamanan atau ketidakseimbangan, jangan ragu untuk mengevaluasi ulang hubungan tersebut demi kebahagiaanmu.
Â
Advertisement