6 Tips Kurangi Kebiasaan Berkata Kasar, Bisa Pengaruhi Mental dan Hubungan Sosial

Meskipun sering dianggap sepele, perkataan yang kasar dapat memiliki dampak besar pada hubungan sosial, lingkungan kerja, dan kesehatan mental.

oleh Miranti diperbarui 30 Sep 2024, 15:39 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2024, 09:32 WIB
1. Sadari Pemicu Emosi
Tetap tenang, jangan biarkan emosi menguasai.

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan menggunakan kata-kata kasar bisa muncul tanpa disadari, terutama saat emosi tidak terkendali. Meskipun sering dianggap sepele, perkataan yang kasar dapat memiliki dampak besar pada hubungan sosial, lingkungan kerja, dan kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk mulai mengurangi kebiasaan ini agar komunikasi menjadi lebih sehat dan positif.

Walaupun mungkin terasa sulit pada awalnya, ada beberapa cara yang dapat membantu mengatasi kebiasaan tersebut. Dengan kesadaran dan usaha, siapa pun bisa belajar untuk berkomunikasi dengan lebih bijak dan menghargai orang di sekitarnya.

Berikut adalah enam cara untuk mengurangi kebiasaan berkata kasar yang dapat kamu terapkan. Simak penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (30/9/2024):

1. Kenali Penyebab Emosi

mengurangi kata kasar
Kebiasaan negatif yang perlu dihentikan. (Hak Cipta Freepik/penulis/freepik)

Langkah pertama untuk mengurangi kebiasaan berbicara kasar adalah dengan mengidentifikasi apa yang memicu emosi. Setiap kali muncul dorongan untuk mengucapkan kata-kata kasar, berhentilah sejenak dan coba pahami sumber kemarahan atau frustrasi tersebut. Dengan mengenali pemicunya, akan lebih mudah mencari cara untuk merespons tanpa menggunakan kata-kata yang menyakitkan.

Setelah mengetahui pemicu emosi, cobalah mencari solusi yang lebih tenang. Mengambil napas dalam-dalam atau meninggalkan situasi yang memanas dapat membantu Sahabat Fimela menahan respons negatif. Semakin sering mengenali pemicu dan merespons dengan baik, semakin mudah pula menghilangkan kebiasaan buruk ini.

2. Ubah dengan Kata yang Positif atau Netral

2. Ganti dengan Kata Positif atau Netral
Ubah dengan kata-kata yang positif. (Hak Cipta Unsplash/Jarritos Mexican Soda)

Ketika marah, mengganti kata-kata kasar dengan kata-kata yang lebih netral atau positif dapat sangat membantu. Misalnya, daripada melontarkan kata-kata yang menyakitkan, cobalah untuk mengatakan sesuatu yang positif seperti, "Ini membuatku kesal, tapi mari cari solusinya." Hal ini dapat menjaga suasana tetap terkendali dan mengurangi potensi konflik.

Kebiasaan mengganti kata-kata negatif ini akan melatih pikiran untuk lebih positif. Seiring berjalannya waktu, pola komunikasi yang lebih baik akan terbentuk, membuat Sahabat Fimela lebih mudah menghadapi masalah tanpa harus berkata kasar.

3. Kendalikan Diri dengan Meditasi atau Relaksasi

3. Latih Kontrol Diri Melalui Meditasi atau Relaksasi
Mengendalikan diri dengan meditasi. (Hak Cipta Unsplash/Shashi Chaturvedula)

Mengendalikan emosi memerlukan latihan, salah satunya melalui meditasi atau teknik relaksasi. Sisihkan waktu beberapa menit setiap hari untuk fokus pada pernapasan atau melakukan meditasi sederhana. Ini akan membantumu lebih sadar terhadap pikiran dan emosi, sehingga dapat menghindari "ledakan" yang tidak perlu.

Teknik relaksasi juga berguna untuk meredakan stres, yang sering menjadi penyebab kata-kata kasar. Dengan rutin melatih ketenangan, menghadapi situasi sulit tanpa mengucapkan kata kasar akan menjadi lebih mudah.

4. Hindari Lingkungan yang Mendukung Perkataan Kasar

4. Hindari Lingkungan yang Mendukung Perkataan Kasar
Hindari lingkungan yang mendorong kebiasaan negatif. (Copyright Freepik/author/freepik)

Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi cara kita berbicara. Jika kita berada di lingkungan di mana penggunaan kata-kata kasar dianggap normal, hal ini bisa mengubah kebiasaan baik untukmu. Usahakan untuk menghindari atau setidaknya mengurangi interaksi dengan orang-orang yang sering menggunakan kata-kata kasar, agar kita tidak terpengaruh.

Jika mengubah lingkungan sepenuhnya tidak memungkinkan, mulailah dengan memberikan contoh. Gunakan kata-kata yang lebih positif dalam percakapan sehari-hari. Meskipun lingkungan tidak langsung berubah, kebiasaan berbicara yang lebih baik bisa terbentuk.

 

5. Beri Waktu untuk Bereaksi

5. Beri Waktu untuk Bereaksi
Luangkan waktu sebentar. (Sumber Unsplash/Katya Ross)

Ketika emosi sedang tinggi, sering kali kamu bereaksi tanpa berpikir panjang. Memberikan waktu sejenak sebelum merespons dapat membantu kita menahan diri. Saat merasa marah atau tersinggung, ambillah beberapa detik untuk menenangkan diri sebelum berbicara. Ini memberimu kesempatan untuk memilih kata-kata yang lebih tepat.

Dengan membiasakan diri untuk menunda reaksi, mengendalikan emosi dan menghindari penggunaan kata-kata kasar akan menjadi lebih mudah. Semakin sering kita melakukannya, semakin baik kemampuanmu dalam merespons situasi dengan bijaksana.

 

6. Menetapkan Tujuan Realistis

[Bintang] Si Dia Hobi Banget Marah? 3 Hal Ini Bisa Kamu Lakukan untuk Mendinginkannya
Berantem itu adalah sebuah persoalan yang biasa dihadapi setiap pasangan. Saat si dia marah, kamu bisa membuatnya tak marah lagi kok. (Ilustrasi: Whitsunday Professional Counselling Services)

Tentukan tujuan yang spesifik dan dapat dicapai terkait pengurangan kata kasar. Misalnya, berkomitmen untuk tidak menggunakan kata-kata kasar selama satu minggu penuh.

Setelah berhasil, tingkatkan tantangan itu sedikit demi sedikit. Dengan cara ini, kamu dapat melihat kemajuan dan merasa lebih termotivasi untuk terus memperbaiki diri.

Mengurangi kebiasaan menggunakan kata-kata kasar memang memerlukan kesabaran dan komitmen. Namun, dengan latihan dan membangun pola komunikasi yang lebih positif, tujuan tersebut dapat tercapai.

Setiap langkah kecil yang diambil untuk mengubah kebiasaan ini akan memberikan dampak besar pada hubungan dengan orang lain dan kesejahteraan diri sendiri. Teruslah berproses, karena perubahan yang konsisten akan membawa manfaat jangka panjang dalam kehidupan sehari-hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya