Liputan6.com, Jakarta Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menuai perhatian publik menyusul insiden terbaru, yakni dugaan keracunan makanan yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat.
Baca Juga
Terkait hal ini, Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah terus melakukan evaluasi dan perbaikan sehingga program tersebut betul-betul bermanfaat bagi rakyat.
Advertisement
"Kita memahami program ini masih baru, sehingga masih banyak yang harus disempurnakan dan dievaluasi ke depan," kata dia dalam keterangannya, Rabu 23 April 2025.
Puan pun yakin Badan Gizi Nasional (BGN) akan terus berbenah dan mengupayakan agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
"Jadi mari kita beri kesempatan kepada pemerintah untuk menyempurnakan program ini, karena MBG pada dasarnya memiliki tujuan yang baik, khususnya bagi anak-anak kita," ungkap dia.
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini juga mendorong agar BGN bisa mengevaluasi baik itu dari sisi standar mutu, keamanan pangan, dan kehigienisan dalam proses penyajian menu MBG yang menjadi program andalan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
"Perlu dilakukan evaluasi mana-mana saja yang masih kurang. Program yang baik, maka pelaksanaannya pun juga harus baik," ungkap Puan.
Dia mengingatkan, evaluasi itu penting agar program MBG benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat, khususnya anak-anak. Ia memastikan DPR akan terus mengawal dan mengawasi pelaksanaan MBG agar tujuan mulia dari program itu dapat tercapai.
"Kami di DPR akan terus melakukan pengawalan agar pemerintah melakukan evaluasi, sehingga nantinya program MBG betul-betul bermanfaat bagi masyarakat terutama untuk anak-anak sehingga dapat bertumbuh sebagai SDM unggul," kata Puan.
Diduga Usai Santap Makan Bergizi Gratis, Puluhan Siswa di Cianjur Masuk Rumah Sakit
Puluhan siswa dari dua sekolah yakni MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami keracunan massal diduga usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) pada Senin (21/4/2025). Mereka mengalami gejala pusing, mual, dan muntah sehingga dibawa ke rumah sakit.
Humas RSUD Sayang Cianjur, Raya Sandi mengatakan, sejak sore hingga Senin malam sebanyak 35 pasien dari SMP PGRI 1 Cianjur diterima pihak rumah sakit dengan indikasi keracunan makanan.
“Memang betul semalam itu (senin) menerima pasien yang berjumlah 35 siswa yang terindikasi keracunan makanan. Namun sejauh ini masih kita selidiki penyebab keracunan tersebut,” ujarnya, Selasa (22/5/2025).
Dia mengatakan, dari jumlah pasien yang diduga menderita keracunan massal ini sebagian besar merupakan siswa perempuan berjumlah 25 siswa, selebihnya 10 siswa laki-laki. Usai diobservasi puluhan siswa ini diperbolehkan pulang dan melakukan pemeriksaan rawat jalan.
“Pihak rumah sakit Sayang lebih memfokuskan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien yang terdampak, semua pasien sudah diobservasi yang 35 itu sudah diperbolehkan pulang dan untuk pembiayaan kami bebaskan,” jelasnya.
Lebih lanjut, pada Selasa (22/5) pihak rumah sakit kembali menerima pasien pelajar dengan indikasi serupa diduga keracunan makanan sebanyak 14 orang dari PGRI 1 Cianjur dan MAN 1 Cianjur. Dia menuturkan, para pasien mengeluhkan pusing, mual, muntah hingga diare.
“Kami kembali menerima pasien yang diduga mengalami keracunan makanan yang kejadian tersebut bermula dari kemarin Senin (21/4) diantaranya dari SMP PGRI 1 terindikasi 14 orang (9 perempuan dan 4 laki-laki) dan dari MAN 1 Cianjur ada 1 orang,” ungkapnya.
Hingga Selasa sore, puluhan pelajar ini diperbolehkan pulang dan melakukan pemeriksaan rawat jalan. Selain di RSUD Sayang, sebagian siswa mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur.
Advertisement
BGN Kirim Sampel Makanan
Badan Gizi Nasional (BGN) mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Hal itu dilakukan menanggapi dugaan puluhan siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN 1) dan SMP PGRI 1 Kabupaten Cianjur, Jabar yang mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Saat ini sampel MBG yang dimasak hari Senin 21 April 2025, telah dikirimkan ke labkesda provinsi setempat. Kami sedang menunggu hasil dari sampel yang sudah dikirimkan, dan kami tentu akan update informasinya pada kesempatan pertama setelah hasil laboratorium keluar," ujar Kepala BGN Dadan Hindayana dalam keterangan resmi, melansir Antara, Rabu (23/4/2025).
Menurut dia, hasil laboratorium maksimal akan keluar dalam rentang waktu 10 hari kedepan. Dadan menyampaikan, menurut keterangan dari perwakilan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) setempat, makanan yang diolah juga telah memenuhi standar dan telah melewati proses sebagaimana mestinya.
Ia juga menyampaikan empati dan kepedulian akibat insiden yang menimpa puluhan siswa tersebut, serta menegaskan keselamatan para siswa merupakan prioritas utama pemerintah dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini.
"Kami turut menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami. Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan terkait dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari MBG atau bukan," terang Dadan.
Dia mengatakan, sebagai langkah preventif, BGN juga telah melakukan berbagai langkah antisipasi, yaitu peningkatan pengawasan standar penyimpanan makanan di dapur MBG, serta penyempurnaan sistem berskala nasional.
