Urutan Doa Selamatan, Pahami Sejarah Pelaksanaannya di Indonesia

Inti dari syukuran selalu sama, membaca doa selamatan sebagai bentuk syukur dan memanjatkan doa kepada Allah SWT.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 16 Okt 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2024, 11:00 WIB
Ribuan Masyarakat Lingkungan Kepuh, Kelurahan Boyolangu, Banyuwangi,mengikuti tradisi kenduri masal, Kepuh Bersyukur (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)
ilustrasi Selamatan (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Selamatan atau syukuran merupakan tradisi yang telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berbagai nikmat dan karunia yang diterima. Dalam kehidupan sehari-hari, acara syukuran sering diadakan ketika seseorang memperoleh hal-hal penting, seperti pekerjaan baru, kelahiran anak, pernikahan, pindah rumah, atau saat menyelesaikan pendidikan. Syukuran menjadi cara untuk merayakan momen-momen berharga dalam hidup, sekaligus meminta doa agar segala sesuatu berjalan lancar ke depannya.

Acara ini biasanya dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan teman-teman terdekat. Meskipun dapat diselenggarakan di berbagai tempat, seperti rumah, mushola, atau masjid. Inti dari syukuran selalu sama, membaca doa selamatan sebagai bentuk syukur dan memanjatkan doa kepada Allah SWT. Selain doa selamatan, acara syukuran juga identik dengan berbagi makanan kepada para tamu, sebagai bentuk kebersamaan dan kebahagiaan.

Dalam acara syukuran, doa selamatan yang dibacakan memiliki peran penting. Sebagai umat Muslim, penting bagi kita untuk memahami dan mengetahui cara memimpin doa dalam acara syukuran. Dengan demikian, kita dapat membantu kerabat atau teman yang ingin mengadakan syukuran, dan turut serta mengucapkan doa penuh harapan agar kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertai mereka yang sedang merayakan momen-momen penting dalam hidup. Berikut adalah urutan doa selamatan yang dapat dibaca saat memimpin acara syukuran, dilansir Liputan6.com dari laman dreams.co.id, Rabu (16/10/2024).

Doa Selamatan Pertama

MADURA
Ilustrasi Selamatan (liputan6.com/Musthofa aldo)

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُكَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

A’udzubillahi mina syaitanir rajim. Bismillahi rahmani rahim. Alhamdulillahi rabbil alamin. Hamdan yuwafi ni’amahu wa yukafi mazidah ya rabbana lakal hamdu kama yambaghi lijalaali wajhikal karimi wa’adzimi sulthanika.

Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dengan pujian yang sesuai (sebanding) dengan nikmat-Nya dan menjamin ditambah nikmat-Nya. Ya Tuhan kami, segala puji bagi-Mu dan segala apa yang patut atas keluhuran Dzat-Mu dan kemuliaan serta keagungan kuasa-Mu.

Doa Selamatan Kedua

اَللهم صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللهم إِنَّا نَسْئَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلىٰ رَبِّنِا تَوَكَّلْنَا. اَللهم اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَوَسِّعْ لَنَا فِى دَارِنَا هٰذَا

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad. Allahumma inna nas’aluka khairal maulaji, wa khairal makhraji bismillahi wa lajna wa bismillahi kharajna wa ‘ala rabbina tawakkalna. Allahummaghfirlana dzunubana wawassi’ lana fi daarina hadza.

Artinya: Ya Allah limpahkanlah rahmat ta’dhim atas junjungan kami, Nabi Muhammad, dan juga keluarganya. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu sebaik-baik tempat masuk dan keluar, dengan nama Allah kami masuk dan keluar, dan kepada Tuhan kami, kami berserah diri. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan lapangkanlah bagi kami di rumah-rumah kami ini.

Doa Selamatan Ketiga

اَللهم بَارِكْ لَنَا فِى أَرْزَقِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى مَعِيْشَتِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى بُيُوْتِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى عُمْرِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى أُمُوْرِنَا.

Allahumma barik lana fi arzaqina wa barik lana fi ma’isyatina wa barik lana fi buyutina wa barik lana fi umurina wa barik lana fi umurina.

Artinya: Ya Allah, berkahilah rezeki kami, kehidupan kami, rumah-rumah kami, umur kami, dan segala urusan kami.

Doa Selamatan Keempat

memimpin doa syukuran
memimpin doa syukuran ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

اَللهم سَلِّمْنَا وَسَلِّمْ دِيْنَنَا وَسَلِّمْ أَجْسَادَنَا وَسَلِّمْ أَمْوَالَنَا مِنْ بَلآءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْآخِرَةِ. رَبَّنَا أَدْخِلْنَا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنَا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا.

Allahumma sallimna wa sallim diinana wa sallim ajsadana wa sallim amwalana min bala’i dunya wa ‘adzabil akhirah. Robbana adkhilna mudkhola shidqi wa akhrijna mukhroja shidqi waj’al lana min ladunka sultanan nashiira.

Artinya: Ya Allah, selamatkanlah kami, agama kami, fisik kami, dan harta benda kami dari bencana dunia dan siksa akhirat. Ya Tuhan kami, masukkanlah kami dengan cara yang benar dan keluarkanlah kami dengan cara yang benar, serta berikanlah kami kekuasaan yang menolong.

Doa Selamatan Kelima

وَصَلىَّ اللهُ عَلىٰ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Wa shollallahu ala sayyidina muhammadin wa ala aali wa shohbihi wa sallim.

Artinya: Semoga rahmat ta’dhim Allah selalu dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, keluarganya, dan sahabatnya. Semoga Allah memberi keselamatan.

Doa Penutup Selamatan

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yashifun, wa salaamun alal mursalin wal hamdulillahi rabbil alamin. Al-Fatihah.

Artinya: Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan, kesejahteraan atas para rasul, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Sejarah Selamatan di Indonesia

Sejarah Nasi Tumpeng
Ilustrasi nasi tumpeng/credit: Liputan6.com/indochili.com

Syukuran atau selamatan merupakan tradisi yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia sejak lama. Awalnya, selamatan dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih kepada para dewa dan leluhur atas nikmat yang diterima, dengan sesajen sebagai bagian dari ritual. Namun, ketika Islam hadir di Indonesia, tujuan syukuran mengalami perubahan.

Dalam konteks Islam, syukuran beralih fungsi menjadi bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan. Tradisi ini tetap dipertahankan dengan unsur keislaman yang kuat, di mana acara syukuran diisi dengan doa-doa kepada Allah SWT yang dipimpin oleh seorang tokoh agama. Syukuran kini dijadikan momen penting untuk berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan masyarakat, menyampaikan rasa terima kasih kepada Allah atas berbagai hal, seperti kelahiran, bertambahnya umur, kenaikan jabatan, atau pencapaian-pencapaian lainnya.

Selain berfungsi sebagai sarana ibadah dan pendekatan spiritual kepada Allah SWT, syukuran juga memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Tradisi ini menunjukkan bahwa budaya dan agama bisa berjalan beriringan, sebagaimana ditunjukkan oleh Wali Songo ketika menyebarkan Islam di Indonesia dengan tetap menghargai kearifan lokal, sekaligus memperkuat dakwah Islam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya