Apa Dampak Badai Lanina? Indonesia Dilanda Curah Hujan Tinggi

La Niña meningkatkan curah hujan di Indonesia, hingga bisa berisiko banjir dan berdampak bagi petani.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa diperbarui 04 Nov 2024, 11:12 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 11:12 WIB
Ilustrasi musim hujan
Ilustrasi musim hujan. (Photo Kireyonok_Yuliya Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta La Niña adalah fenomena iklim global yang ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, khususnya di bagian tengah dan timur. Keadaan ini berpengaruh pada pola sirkulasi atmosfer, yang dapat memengaruhi cuaca dan iklim global.

La Niña dapat muncul secara berkala setiap beberapa tahun dan berlangsung antara beberapa bulan hingga dua tahun, membawa dampak signifikan, terutama pada curah hujan.

Kondisi La Niña cenderung menyebabkan peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia. Sebagai contoh, pada periode Juni hingga Agustus, curah hujan dapat meningkat antara 20-40%, yang berdampak pada pertanian dan potensi bencana alam.

Mengutip situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), meningkatnya curah hujan juga meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor semakin tinggi, terutama di daerah rawan. 

1. Pengaruh La Niña Terhadap Curah Hujan di Indonesia

Peningkatan curah hujan selama La Niña terjadi secara bervariasi tergantung pada waktu dan wilayah. Dalam periode Juni hingga Agustus, curah hujan meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia.

Pada September hingga November, dampak La Niña semakin terasa di wilayah tengah hingga timur Indonesia, di mana curah hujan bisa mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun netral.

Saat memasuki bulan Desember hingga Februari, fenomena La Niña tetap berlanjut, meskipun dampaknya tidak selalu sama di seluruh wilayah.

Pada puncak musim hujan, La Niña justru tidak menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah tengah dan barat Indonesia, disebabkan oleh interaksi dengan sistem monsun yang ada. Hal ini menunjukkan kompleksitas yang dimiliki fenomena ini dalam memengaruhi cuaca di Tanah Air.

2. Dampak La Niña Terhadap Pertanian

Ilustrasi bencana banjir
Ilustrasi bencana banjir. (Foto oleh Pok Rie: https://www.pexels.com/id-id/foto/kota-alam-air-desa-6471946/)

La Niña tidak hanya memengaruhi curah hujan, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan bagi sektor pertanian. Curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor, yang merusak lahan pertanian dan tanaman. Banjir dapat merusak tanaman dan infrastruktur pertanian, sehingga petani mengalami kerugian besar.

Lebih jauh lagi, genangan air yang berlebihan dapat merusak akar tanaman dan mengakibatkan penurunan produktivitas pertanian.

Selain itu, kerusakan pada infrastruktur transportasi akibat bencana juga dapat mengganggu distribusi hasil pertanian. Alhasil, petani kesulitan mengirimkan hasil panen mereka ke pasar.

3. Bencana yang Mungkin Terjadi Selama La Niña

Selama kondisi La Niña, bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang menjadi lebih mungkin terjadi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan air melimpah, yang bisa mengakibatkan banjir bandang, terutama di daerah rawan. Fenomena ini juga dapat menciptakan kondisi yang ideal bagi penyebaran penyakit tanaman dan hama.

Meningkatnya frekuensi bencana, penting bagi petani dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap menghadapi dampak yang ditimbulkan oleh La Niña. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipatif perlu diambil untuk mengurangi kerugian.

 

4. Langkah Antisipatif Menghadapi La Niña

Ilustrasi bercocok tanam, menanam padi, petani, sawah
Ilustrasi bercocok tanam, menanam padi, petani, sawah. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Mengutip situs resmi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulon Progi, guna menghadapi dampak negatif La Niña, petani dapat mengambil sejumlah langkah pencegahan yang tepat.

Salah satunya adalah dengan memilih varietas tanaman yang tahan terhadap genangan air. Selain itu, peningkatan sistem drainase di lahan pertanian juga sangat penting untuk menghindari genangan air yang berlebihan. Pengelolaan air yang bijaksana menjadi kunci menghindari kerugian lebih besar.

Petani juga harus rutin melakukan pengendalian penyakit dan hama agar tidak terjadi penyebaran yang masif. Diversifikasi usaha pertanian, dengan menanam berbagai jenis tanaman, dapat mengurangi risiko kerugian yang dialami petani saat menghadapi cuaca buruk.

Apa yang dimaksud dengan fenomena La Niña?

La Niña adalah kondisi di mana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur lebih dingin dari biasanya, memengaruhi pola cuaca global.

Apa dampak La Niña bagi Indonesia?

Dampak La Niña bagi Indonesia termasuk peningkatan curah hujan yang dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan kerugian bagi sektor pertanian.

 

Bagaimana cara petani mengantisipasi dampak La Niña?

Petani dapat mengantisipasi dampak La Niña dengan memilih varietas tahan banjir, meningkatkan sistem drainase, dan melakukan pengendalian hama secara rutin.

 

 

Apakah saat La Niña tidak ada kemarau?

Tidak, saat La Niña terjadi, masih ada periode kemarau, meskipun curah hujan biasanya lebih tinggi sehingga disebut sebagai kemarau basah.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya