Wow! Petani Milenial Digaji 10 Juta Per Bulan, Simak 7 Faktanya

Petani milenial digaji 10 juta per bulan bukan hanya sekadar wacana, melainkan sebuah komitmen nyata dari Kementan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 11 Nov 2024, 12:40 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2024, 12:40 WIB
Reza Mulyana, 26 tahun, petani milenial sekaligus penangkar bibit tanaman asal Garut, Jawa Barat, sukses menghasilkan bibit tanaman dari metode persilangan micro cloning pertama di tanah air.
Reza Mulyana, 26 tahun, petani milenial sekaligus penangkar bibit tanaman asal Garut, Jawa Barat, sukses menghasilkan bibit tanaman dari metode persilangan micro cloning pertama di tanah air. (Liputa6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Program Petani Milenial yang digagas oleh Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi angin segar bagi generasi muda Indonesia. Melalui program ini, para petani milenial digaji 10 juta per bulan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan pemerintah terhadap regenerasi sektor pertanian.

Program Petani Milenial bertujuan untuk menarik minat generasi muda dalam menggeluti dunia pertanian dengan memanfaatkan teknologi modern dan inovasi.

Petani milenial digaji 10 juta per bulan bukan hanya sekadar wacana, melainkan sebuah komitmen nyata dari Kementan untuk memajukan sektor pertanian Indonesia. Program ini diharapkan dapat mengatasi persepsi bahwa bertani bukanlah profesi yang menjanjikan, serta mendorong generasi muda untuk aktif berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Adanya insentif yang menarik, program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian di Indonesia.

Berikut Liputan6.com ulas 7 fakta menarik tentang program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan, Senin (11/11/2024).

1. Program Inovatif Kementan untuk Regenerasi Pertanian

Airlangga Hartarto Ingin Tingkatkan Produktivitas Lewat Smart Farming Petani Milenial
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengunjungi lahan pertanian di Klaten, Jawa Tengah untuk melihat penerapan konsep farming yang diterapkan, Jumat (24/09/2021) (Foto: Kementerian Ekonomi)

Program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan merupakan inisiatif inovatif dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong regenerasi di sektor pertanian Indonesia. Kementan menyadari pentingnya melibatkan generasi muda dalam pengembangan pertanian modern dan berkelanjutan.

Melalui program ini, pemerintah berharap dapat menarik minat kaum milenial untuk berkarier di bidang pertanian dengan menawarkan insentif yang menarik.

Melansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, "Kalau dahulu 65 persen pekerjaan andalan yang ada di Indonesia itu adalah petani, sekarang anak muda tidak berminat menjadi petani. Kita butuh tumbuhnya petani-petani milenial lagi di berbagai daerah agar penuaan sektor pertanian ini tidak berlanjut."

Program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan minat generasi muda, tetapi juga untuk memperkenalkan teknologi modern dan inovasi dalam praktik pertanian.

2. Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Pertanian

Petani milenial digaji 10 juta per bulan bukan hanya sekadar insentif finansial, melainkan juga stimulus untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian di Indonesia. Adanya dukungan finansial, para petani milenial dapat mengakses teknologi modern, benih unggul, serta peralatan pertanian yang lebih canggih.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian secara signifikan.

Melansir dari kanal YouTube KPU Jateng, calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan, "Apabila terpilih maka petani milenial akan saya kedepankan. Dengan apa? Kita ciptakan di masing-masing desa satu produk unggulan petani milenial."

Peningkatan produktivitas dan efisiensi pertanian melalui program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan juga diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

3. Mendorong Inovasi dan Digitalisasi Pertanian

Program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas, tetapi juga mendorong inovasi dan digitalisasi di sektor pertanian. Generasi milenial yang akrab dengan teknologi diharapkan dapat mengintegrasikan solusi digital dalam praktik pertanian, seperti penggunaan Internet of Things (IoT), drone, serta aplikasi manajemen pertanian.

Melansir dari Antara, calon Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan, "Insentif ini dapat dimanfaatkan untuk mengadopsi teknologi pertanian seperti Internet of Things (IoT), drone, atau aplikasi manajemen pertanian."

Hal ini menunjukkan bahwa program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga mendorong pemanfaatan teknologi modern dalam pertanian.

Inovasi dan digitalisasi pertanian melalui program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, meminimalkan risiko, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Memanfaatkan teknologi canggih, para petani milenial dapat mengambil keputusan yang lebih tepat, memantau kondisi lahan secara real-time, serta mengoptimalkan penggunaan air dan pupuk.

4. Mengatasi Persepsi Bahwa Bertani Bukan Profesi Menjanjikan

Salah satu tantangan dalam regenerasi petani adalah persepsi bahwa bertani bukanlah profesi yang menjanjikan secara finansial. Banyak generasi muda yang enggan terjun ke dunia pertanian karena menganggap penghasilan dari bertani tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan hadir untuk mengatasi persepsi tersebut dan menunjukkan bahwa bertani dapat menjadi profesi yang menguntungkan.

Melansir dari kanal YouTube KPU Jateng, calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan, "Anak muda kita, generasi Z kita pengen yang instan. Oleh karena itu kami menggunakan kartu ZiLenial. Dengan cara apa? Petani-petani milenial harus bangkit kembali." 

Hal ini menunjukkan upaya untuk mengubah persepsi generasi muda tentang profesi petani dan mendorong mereka untuk terlibat dalam pertanian melalui program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan.

Dengan adanya insentif finansial yang menarik, program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk mempertimbangkan pertanian sebagai pilihan karier yang menjanjikan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan regenerasi petani, tetapi juga mengangkat citra pertanian sebagai sektor yang prospektif dan berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

 

 

5. Meningkatkan Kesejahteraan Petani Milenial

Potret Melody Laksani Bercocok Tanam, Disebut Lebih Cocok Jadi Duta Petani Milenial
Setelah Lesti didapuk jadi Duta Petani Milenial, salah satu unggahan di X (dulunya Twitter) menjadi sorotan warganet. Netizen pun kemudian membenarkan isi dari unggahan tersebut dan menambahkan pencapaian apa saja yang pernah ditorehkan Melody di bidang pertanian. Selain merupakan lulusan Fakultas Pertanian, Unpad, Melody terpilih jadi Duta Pangan dan Pertanian ASEAN – Jepang. (Liputan6.com/IG/@melodylaksani92)

Program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan para petani milenial. Adanya insentif finansial yang memadai, diharapkan para petani milenial dapat memperoleh penghasilan yang layak dan mampu meningkatkan taraf hidup mereka.

Melansir dari Antara, calon Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman menyatakan, "Pendapatan tambahan akan membantu meningkatkan taraf hidup petani, mengurangi kemiskinan di pedesaan."

Hal ini menunjukkan bahwa program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan tidak hanya berfokus pada aspek produksi, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan petani.

Adanya penghasilan yang lebih stabil dan memadai, para petani milenial dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan lebih baik, seperti akses pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak mereka, peningkatan kualitas tempat tinggal, serta kemampuan untuk menabung dan berinvestasi.

Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan mengurangi kesenjangan antara desa dan kota.

6. Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional

Program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Meningkatnya jumlah petani milenial yang terlibat dalam pertanian modern dan efisien, diharapkan produksi pangan dalam negeri dapat meningkat secara signifikan. Hal ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan dan memperkuat kedaulatan pangan nasional.

Melansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, "Impor beras tahun lalu sampai 3 juta ton dan tahun depan mudah-mudahan tidak ada impor beras lagi. Sebab kalau terlalu lama tergantung impor maka tidak ada kedaulatan pangan serta Indonesia akan susah maju dan masyarakat ataupun petani akan jadi miskin."

Meningkatnya produksi pangan dalam negeri melalui program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dengan lebih mandiri. Hal ini akan mengurangi risiko gejolak harga pangan akibat fluktuasi pasar global dan menjamin ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat Indonesia.

7. Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas jangka pendek, tetapi juga mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Melibatkan generasi muda dalam praktik pertanian modern dan ramah lingkungan, diharapkan sektor pertanian Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan di masa depan.

Melansir dari kanal YouTube KPU Jateng, calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan, "Sehingga turis lokal, domestik, maupun luar negeri tahu di situ ada kampung Sikunir. Tidak usah ke negara lain. Di Indonesia punya."

Program Petani Milenial digaji 10 juta per bulan juga mendorong adopsi praktik pertanian yang ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik, pengendalian hama terpadu, serta konservasi air dan tanah. Menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, petani milenial dapat menjaga kesuburan tanah, melestarikan keanekaragaman hayati, serta mengurangi dampak negatif pertanian terhadap lingkungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya