Liputan6.com, Kapuas - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, terus berkomitmen untuk mereformasi sektor petanian menjadi lebih modern. Salah satunya upaya yang dilakukan, yaitu dengan menggandeng kaum milenal dalam mengembangkan program cetak sawah.
Amran mendorong anak muda untuk menciptakan kawasan pertanian modern dengan menggunakan teknologi. Menurutnya, ada dua jurus jitu yang disiapkan untuk mengaet anak muda agar tertarik ke dalam dunia pertanian.
Advertisement
Baca Juga
Pertama, ia mengajak anak muda untuk menggunakan teknologi digital. Kedua, dengan memberikan kaum milenal keuntungan atau kesejahteraan. Bahkan potensi pendapatan yang diperoleh para petani milenial berkisar antara Rp 10-30 juta perbulannya.
"Bayangkan jika yang rajin dapat Rp30 juta, pendapatannya di atas gaji menteri. Gitu, jadi digiring mereka untuk sejahtera," ujar Amran, saat meninjau program cetak sawah di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Jumat (27/9/2024).
Mantan penyuluh pertanian ini juga mengatakan generasi muda adalah ujung tombak kemajuan Indonesia. Dengan pertanian modern, para petani milenial akan mendapatkan literasi, manajemen keuangan, orientasi pasar, dan sarana prasarana melalui dunia digital.
Nantinya, mililenal dapat mengoperasikan teknologi seperti drone, remote control sampai robot tanam untuk mempercepat produksi pertanian. Ia berharap dengan program cetak sawah yang digagas pemerintah, dapat menjadikan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia ke depannya.
"Jadi strategi kami adalah bagaimana menghentikan impor hingga mencapai swasembada, bahkan bisa ekspor," tambah Amran.
Respons Positif Kaum Muda
Sementara itu, Hilman, salah satu petani milenial, mengatakan sangat tertarik dalam program cetak sawah yang digagas pemerintah tersebut. Ia mengatakan saat ini ada sekitar 400 petani milenal yang ikut dalam program di lokasi tersebut
"Alasan saya tertarik menjadi petani milenial, karena di kawasan ini sudah menggunakan teknologi yang modern," ungkap Hilman.
Ia juga menargetkan dalam 1 hektar lahan yang digarapnya akan mampu memproduksi padi mencapai 8 ton. Hal ini menjadi prospek ke depannya jika petani milenial merupakan profesi yang sangat mengguntungkan.
"Kami sudah menggunakan teknologi drone, traktor dan alat-alat yang lainnya untuk memudahkannya kami dalam bertani," pungkasnya Â
Advertisement