4 Negara yang Tidak Merayakan Tahun Baru pada 1 Januari, Ini Perhitungannya

Ada empat negara yang tidak merayakan tahun baru pada tanggal 1 Januari.

oleh Arini Nuranisa diperbarui 28 Des 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi malam pergantian tahun, perayaan Tahun Baru
Ilustrasi malam pergantian tahun, perayaan Tahun Baru. (Photo by Capture Blinks from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir tahun, banyak orang mulai mempersiapkan resolusi untuk menghadapi babak baru dalam kehidupan mereka. Namun, tahukah Anda bahwa ada empat negara di dunia yang tidak akan menyambut tahun baru 2025 pada tanggal 1 Januari? Hal itu terjadi karena negara-negara tersebut menggunakan sistem kalender yang berbeda dari kalender Gregorian, yang umum digunakan di hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Keempat negara tersebut memanfaatkan kalender tradisional mereka, yang memiliki aturan dan perhitungan waktu yang berbeda dari kalender Gregorian. Perbedaan ini menyebabkan waktu peralihan tahun baru di negara-negara tersebut tidak bersamaan dengan kebanyakan negara lainnya.

Meskipun demikian, kalender tradisional itu tetap memainkan peran penting dalam budaya dan tradisi masyarakatnya. Sebagai contoh, beberapa negara menggunakan kalender lunar atau lunisolar, yang didasarkan pada perhitungan siklus bulan.

Sistem ini tidak hanya digunakan untuk menentukan awal tahun, tetapi juga untuk merayakan berbagai perayaan tradisional yang menjadi bagian dari identitas nasional mereka. Hal ini menjelaskan mengapa pergantian tahun baru tidak jatuh pada tanggal 1 Januari di negara-negara tersebut.

Berikut ulasannya yang dilansir Liputan6.com dari Siakap Keli, Jumat (27/12/2024).

Nepal

Ilustrasi bendera Nepal. (Pranish Shrestha)
Ilustrasi bendera Nepal. (Pranish Shrestha)

Nepal menggunakan kalender yang dikenal sebagai Vikram Samvat (VS), yang didasarkan pada fase bulan dan matahari untuk menentukan strukturnya. Kalender ini memiliki 12 bulan dalam setahun, dengan jumlah hari dalam sebulan berkisar antara 29 hingga 32 hari, tergantung pada perhitungan astronomis.

Setiap tiga tahun, kalender ini menambahkan satu bulan ekstra sebagai tahun kabisat untuk menyelaraskan perhitungan bulan dengan siklus matahari. Kalender Vikram Samvat pertama kali digunakan pada tahun 57 Sebelum Masehi sebagai penghormatan atas kemenangan Raja Vikramaditya dalam sebuah pertempuran.

Menariknya, karena kalender ini dimulai 57 tahun lebih awal daripada kalender Gregorian, Nepal saat ini berada di tahun 2081. Tahun baru dalam kalender ini dirayakan pada pertengahan bulan April. Oleh karena itu, pada 1 Januari nanti, Nepal tetap berada di tahun 2081.

Di Nepal, kalender Vikram Samvat digunakan secara resmi, termasuk dalam sistem pendidikan, untuk menentukan perayaan dan hari libur nasional. Selain itu, kalender ini juga penting dalam sektor pertanian sebagai panduan untuk musim tanam dan panen. Meski begitu, masyarakat Nepal memahami kalender Gregorian dan juga menggunakannya untuk keperluan internasional.

Iran dan Afghanistan

Ilustrasi Tahun Baru
Ilustrasi tahun baru. (Unsplash/ Ian Schneider)

Iran dan Afghanistan tidak akan memasuki tahun 2025 pada 1 Januari karena kedua negara tersebut menggunakan Kalender Hijriah Syamsiah atau Kalender Solar Hijri sebagai kalender resmi mereka. Kalender ini terdiri dari 12 bulan, dengan enam bulan pertama memiliki 31 hari, lima bulan berikutnya 30 hari, dan bulan terakhir 29 hari.

Tahun dalam kalender ini dimulai pada ekuinoks musim semi, biasanya sekitar tanggal 20 atau 21 Maret dalam kalender Gregorian, dan menandai awal tahun baru yang dikenal sebagai Nowruz. Meskipun menyerupai Kalender Islam, kalender ini telah disesuaikan dengan kebutuhan negara mereka masing-masing.

Kalender Hijriah Syamsiah digunakan secara resmi untuk berbagai keperluan sehari-hari di Iran dan Afghanistan, sedangkan kalender Gregorian hanya digunakan untuk keperluan internasional. Oleh karena itu, tahun baru di kedua negara tersebut tidak jatuh pada 1 Januari seperti dalam kalender Gregorian. Sebaliknya, mereka akan tetap berada di tahun 1403 hingga Maret mendatang, ketika tahun baru dimulai menurut kalender resmi mereka.

Ethiopia

kata kata tahun baru
kata kata tahun baru ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Ethiopia menggunakan sistem kalender yang dikenal sebagai Kalender Koptik, salah satu kalender tertua di dunia. Kalender ini memiliki 13 bulan, dengan 12 bulan pertama masing-masing terdiri dari 30 hari, sementara bulan terakhir, yang disebut Pagumē, hanya memiliki 5 atau 6 hari, tergantung pada tahun tersebut.

Sistem kalender ini mulai digunakan sekitar 7 hingga 8 tahun setelah pengenalan Kalender Gregorian. Tahun baru di Ethiopia dirayakan pada bulan September, menjadikannya berbeda dengan mayoritas negara yang merayakan tahun baru pada 1 Januari.

Seperti beberapa negara lain yang memiliki kalender unik, Ethiopia menggunakan kalender ini untuk berbagai urusan resmi, keagamaan, dan administrasi pemerintahan. Kalender Koptik tetap menjadi bagian penting dari tradisi dan budaya Ethiopia.

Karena perbedaan sistem kalender ini, Ethiopia saat ini berada di tahun 2017, dan pergantian tahun baru tidak akan terjadi pada 1 Januari mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya