Liputan6.com, Jakarta Gula darah tinggi atau hiperglikemia sering kali menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius, seperti diabetes mellitus. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kualitas tidur dan kestabilan emosi. Banyak orang yang mengabaikan gejala-gejala ini hingga akhirnya memicu komplikasi yang lebih parah.
Dalam unggahan Instagram oleh @dokterdecsa pada 26 Desember 2024, yang memperoleh 27,586 likes dan 663 komentar, diingatkan bahwa setiap keluhan tubuh adalah alarm yang tidak boleh diabaikan. Postingan ini menyoroti pentingnya mendengarkan sinyal tubuh, termasuk kesulitan tidur dan perubahan emosi yang mungkin disebabkan oleh lonjakan gula darah.
Advertisement
Baca Juga
"Ingat setiap keluhan tubuhmu itu adalah alarm biar kamu sadar ada yang bermasalah dalam tubuhmu. Segera cari tahu dan dibenerin, jangan sampai berlarut-larut dan dibiarkan, ya," tulis dokter Decsa dalam unggahannya. Pesan ini mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan segera mengambil tindakan pencegahan jika mengalami gejala yang mencurigakan, berikut informasinya, dirangkum Liputan6.
Advertisement
Hubungan Gula Darah Tinggi dengan Kualitas Tidur yang Buruk
Gula darah tinggi dapat memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan ketidaknyamanan di malam hari yang menghambat tidur. Lonjakan gula darah juga meningkatkan kebutuhan buang air kecil yang lebih sering di malam hari, ini kemudian mengganggu pola tidur yang seharusnya nyenyak dan berkualitas.
Menurut dokter Decsa, ketidakseimbangan hormon akibat hiperglikemia dapat memperburuk kecemasan dan ketegangan yang menyebabkan insomnia berkelanjutan jika tidak segera ditangani.
"Empat tahun alami gangguan tidur, pas dicek taunya ini. Pasien wanita 30-an tahun datang dengan tidur tidak nyenyak, mengeluh nggak seger abis bangun tidur, sepanjang hari bawaannya bete terus. Nah kebetulan, ortunya ada yang punya riwayat diabetes, pas dicek ternyata gulanya 400-an," katanya.Â
Advertisement
Perubahan Emosi Akibat Ketidakseimbangan Gula Darah
Fluktuasi gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, termasuk mudah marah dan cemas. Penurunan kadar insulin yang dibutuhkan untuk mengontrol gula darah juga berpengaruh pada pelepasan hormon stres, seperti kortisol, yang meningkatkan ketegangan emosi.
Gejala emosional ini sering kali disalahartikan sebagai stres biasa, padahal bisa menjadi tanda awal ketidakseimbangan metabolisme yang lebih serius.
"Pasien ini kemudian kaget, karena merasa tidak pernah menderita diabetes. Emang bisa, dok? jadi sulit tidur itu berhubungan dengan diabetes, bisa, dan ini jurnal penelitiannya. Di penelitian ini menyimpulkan jika gula darah yang tidak terkontrol, dapat menyebabkan gangguan fase tidur paling penting, yaitu fase deep sleep, nah tentunya kalau fase ini terganggu, kualitas tidur teman-teman juga berkurang," ucapnya.
Gejala Fisik Lain yang Mengiringi Hiperglikemia
Selain gangguan tidur dan perubahan emosi, gejala fisik seperti sering haus dan mudah lelah juga sering menyertai gula darah tinggi.
Sensasi kesemutan di tangan dan kaki merupakan indikasi awal kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang terus meningkat tanpa pengendalian yang tepat.
Penglihatan kabur dan penyembuhan luka yang lambat menjadi gejala lain yang perlu diwaspadai sebagai tanda peringatan dini diabetes.
Advertisement
Cara Mengatasi Gula Darah Tinggi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Menerapkan pola makan sehat dengan mengurangi asupan karbohidrat sederhana dan gula tambahan dapat membantu mengontrol lonjakan gula darah. Rutin berolahraga membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengelola kadar gula dalam darah secara efektif untuk menjaga keseimbangan metabolisme.
Memantau kadar gula darah secara berkala dan berkonsultasi dengan dokter dapat membantu mendeteksi masalah lebih awal sebelum berkembang menjadi komplikasi serius.
"Kalau ini terjadi, bikin badan teman-teman nggak segar saat bangun tidur. Nah, cuma mau titip pesan aja, nah jangan anggap remeh setiap keluhan, apalagi kalau teman-teman punya faktor resiko," katanya lagi
Pentingnya Kesadaran Dini dan Perubahan Gaya Hidup
Mengidentifikasi gejala sejak dini memungkinkan pengelolaan gula darah yang lebih efektif dan mencegah komplikasi jangka panjang seperti diabetes tipe 2. Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk tidur yang cukup dan pengelolaan stres yang baik, sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormonal dan metabolisme tubuh.
Perubahan kecil seperti meningkatkan konsumsi air putih dan memperbanyak serat dalam diet sehari-hari juga berkontribusi signifikan dalam menjaga kadar gula darah tetap stabil.
"Kondisi kadar gula darah yang tinggi membuat tubuh terasa lebih hangat dan lebih banyak berkeringat. Ini menyebabkan keinginan untuk tidur cenderung rendah lantaran perasaan tidak nyaman. Di samping itu, kadar gula darah yang tinggi juga membuat produksi urine meningkat, sehingga keinginan untuk berkemih juga tinggi. Kelanjutan dari sering berkemih adalah dehidrasi, karenanya rasa haus kerap tak bisa dihindari. Ujung dari permasalahan tersebut adalah keinginan untuk berkemih dan minum di malam hari, sehingga kualitas tidur akan terganggu sama sekali," tulis laman klikdokter.com.
Advertisement
Q: Apakah gula darah tinggi bisa menyebabkan insomnia?
A: Ya, lonjakan gula darah sering menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan frekuensi buang air kecil yang mengganggu tidur.
Q: Mengapa gula darah tinggi bisa memicu emosi yang tidak stabil?
A: Ketidakseimbangan insulin dan hormon stres seperti kortisol memengaruhi suasana hati dan menimbulkan kecemasan serta mudah marah.
Advertisement
Q: Apa makanan yang harus dihindari untuk menurunkan gula darah tinggi?
A: Hindari makanan tinggi gula tambahan, karbohidrat olahan, dan minuman manis untuk menjaga keseimbangan gula darah.
Q: Bagaimana cara alami menurunkan gula darah sebelum tidur?
A: Konsumsi makanan kaya serat, minum air putih yang cukup, dan hindari makan berat menjelang tidur untuk menjaga kadar gula stabil.
Â
Advertisement