Patrick Kluivert Diharapkan Bisa Bawa Timnas Indonesia Langsung ke Piala Dunia 2026, Bung Yuke: Berjuanglah di sana!

Yusuf Kurniawan, seorang pengamat sepak bola nasional, menegaskan bahwa tanggung jawab pelatih baru Timnas Indonesia sangat berat.

oleh Fardi Rizal diperbarui 09 Jan 2025, 16:57 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2025, 16:57 WIB
Patrick Kluivert Diharapkan Bisa Bawa Timnas Indonesia Langsung ke Piala Dunia 2026, Bung Yuke: Berjuanglah di sana!
Patrick Kluivert Diharapkan Bisa Bawa Timnas Indonesia Langsung ke Piala Dunia 2026, Bung Yuke: Berjuanglah di sana!

Bola.com, Jakarta - Patrick Kluivert menghadapi tugas berat sebagai pelatih Timnas Indonesia. Pelatih asal Belanda itu diharapkan mampu membawa Tim Garuda langsung lolos ke Piala Dunia 2026.

Patrick Kluivert akan memulai perannya di pinggir lapangan bersama Timnas Indonesia pada Maret 2025. Skuad Garuda akan kembali berlaga di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Timnas Indonesia dijadwalkan bertanding melawan Timnas Australia di Allianz Stadium, Sydney, pada 20 Maret 2025. Lima hari kemudian, mereka akan menjamu Timnas Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Saat ini, Jay Idzes dan rekan-rekan berada di posisi ketiga Grup C dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Timnas Indonesia telah mengumpulkan enam poin dari satu kemenangan, empat hasil imbang, dan satu kekalahan.

Mengharapkan Hasil

Patrick Kluivert
Mantan pemain sepak bola Belanda, Patrick Kluivert, menghadiri upacara pengundian babak perempat final, semifinal, dan final turnamen sepak bola Liga Champions UEFA 2022-2023, di Nyon, pada 17 Maret 2023. (Fabrice COFFRINI/AFP)

Yusuf Kurniawan, seorang pengamat sepak bola nasional, menekankan bahwa tanggung jawab yang diemban oleh pelatih baru Timnas Indonesia sangatlah berat. Hal ini terutama berlaku dalam situasi saat ini, setelah peristiwa kontroversial terkait penggantian Shin Tae-yong.

"Sekarang yang dituntut oleh masyarakat sudah enggak proses lagi, sudah hasil karena yang dijalani oleh Shin Tae-yong kan proses, dianggap cukup prosesnya," ujar Yusuf Kurniawan di kanal YouTube Liputan6.

Menurut Yusuf, tantangan yang dihadapi saat ini adalah menghasilkan prestasi karena federasi telah mengambil risiko besar dengan menggantikan Shin Tae-yong. Artinya, ekspektasi masyarakat jelas mengarah pada hasil nyata. "Di sini berarti challenge-nya ya hasil karena federasi membuat perjudian yang cukup berani menggantikan Shin Tae-yong. Artinya, tuntutannya tentu hasil dong. Hasilnya adalah harus lolos Piala Dunia."

Masyarakat tidak hanya berharap tim bisa mencapai posisi ketiga atau keempat dalam klasemen untuk masuk ke babak play-off, karena itu tidak menjamin lolos ke Piala Dunia. "Kalau cuma berharap lolos posisi tiga atau empat klasemen biar masuk ke play-off gitu, ya kan enggak jaminan lolos Piala Dunia."

Dengan kehadiran pelatih baru, yang juga harus mempertimbangkan kepentingan pemain, targetnya adalah lolos ke Piala Dunia. Menurut Bung Yuke, tujuan utama Pak Erick adalah Piala Dunia, sehingga perjuangan harus diarahkan ke sana. "Dengan pelatih baru, dengan mengakomodasi kepentingan para pemain yang lebih besar, ya harus lolos Piala Dunia. Pak Erick memang tujuannya Piala Dunia. Ya sudah, itulah, bertarunglah di situ," lanjut pria yang akrab disapa Bung Yuke itu.

PSSI dalamTekanan

Foto: Shin Tae-yong Resmi Berpisah dengan Timnas Indonesia, Dikonfirmasi oleh Ketum PSSI
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (tengah), berfoto bersama dengan Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, Waketum PSSI, Zainudin Amali, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, dan Exco, Arya Sinulingga, pada konferensi pers terkait rencana baru perkembangan Timnas Indonesia yang berlangsung di Menara Danareksa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (06/01/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bung Yuke menyampaikan bahwa perubahan pelatih memberikan tekanan besar, tidak hanya kepada Patrick Kluivert namun juga kepada PSSI, federasi sepak bola Indonesia.

"Nanti, kalau semisalkan hasilnya di pertandingan pertama tidak sesuai yang diharapkan, ya itu sebuah keniscayaan, sebuah kepastian memang akan seperti itu, bahkan sekarang tekanannya bukan ke pelatih yang baru, tapi ke Erick Thohir, ke federasi, ke Exco PSSI," ungkapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa keputusan untuk memberhentikan dan mengangkat seorang pelatih diambil oleh Exco, dan di atas Exco adalah ketua umum, sehingga tekanan lebih banyak dirasakan oleh mereka.

"Karena yang mengambil keputusan pilihan untuk memberhentikan dan mengangkat seorang pelatih itu Exco, di atas Exco, adalah ketua umum, jadi tekanannya lebih ke mereka. Pelatih baru pasti dapat tekanan, tapi tidak sebesar federasi," tambahnya. Ini berarti bahwa meskipun pelatih baru menghadapi tekanan, beban terbesar tetap ada pada federasi.

Bung Yuke juga menyoroti bahwa masyarakat Indonesia seolah belum bisa melupakan atau sedang dalam fase jatuh cinta yang tiba-tiba dipatahkan, sehingga rasa sakitnya bisa bertahan lama.

"Masyarakat Indonesia istilahnya belum bisa move on atau ini sedang jatuh cinta, tiba-tiba dipatahkan, pasti lukanya cukup lama. Kalau enggak cepat dipulihkan dengan hasil yang instan, tantrumnya enggak berkesudahan dan itu akan menjadi gangguan psikis untuk federasi," lanjut Bung Yuke.

Hal ini menekankan pentingnya hasil yang cepat untuk meredakan ketidakpuasan publik agar tidak berdampak negatif pada federasi.

Logis

Timnas Indonesia - Deretan pemain naturalisasi saat Indonesia bertandang ke markas Arab Saudi
Timnas Indonesia - Deretan pemain naturalisasi saat Indonesia bertandang ke markas Arab Saudi. (Bola.com/Adreanus Titus)

Di sisi lain, memilih pelatih dari Belanda dapat mempermudah pembentukan chemistry di antara para pemain. Hal ini dikarenakan banyak pemain dalam skuad Garuda saat ini yang memiliki darah keturunan Belanda. Dengan demikian, pendekatan yang diambil bisa lebih efektif mengingat kesamaan latar belakang budaya dan gaya bermain yang dimiliki.

"Paling logis memang dari Belanda karena mayoritas pemain utama di Timnas Indonesia senior saat ini tinggal, besar dan hidup di Belanda," kata Bung Yuke.

Pemain yang memiliki pengalaman hidup di Belanda tentunya akan lebih mudah beradaptasi dengan strategi dan taktik yang dibawa oleh pelatih dari negara tersebut.Pemain diaspora lebih nyaman bermainnya terbuka, tidak di belakang bola, bukan berarti attacking offensive, maksudnya pure attacking gitu.

Gaya bermain yang lebih terbuka ini memungkinkan para pemain untuk memaksimalkan potensi mereka tanpa harus terjebak dalam pola permainan yang terlalu defensif.

"Terbuka, tapi bermain lebih seimbang, cuma pendekatannya lebih open, bermainnya tidak tertutup. Kita tahu bahwa Belanda memang sepak bolanya menyerang, mungkin kreativitas dan visi para pemain diaspora yang ada ini bisa lebih maju lagi, bisa lebih tergali," tuturnya.

Dengan pendekatan yang lebih seimbang dan terbuka, diharapkan para pemain dapat mengembangkan kreativitas dan visi bermain mereka, sehingga bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi tim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya