5 Tradisi Lebaran di Indonesia yang Tak Ada di Negara Lain, Bukti Kekayaan Budaya

Temukan keunikan 5 tradisi lebaran di Indonesia yang tidak ditemukan di negara lain! Dari mudik hingga halal bihalal, simak tradisi warisan leluhur yang membuktikan keragaman budaya Nusantara.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 15 Jan 2025, 15:20 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 15:20 WIB
Ilustrasi salat id, masjid, Lebaran
Ilustrasi salat id, masjid, Lebaran. (Foto oleh Rayn L dari Pexels)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Lebaran di Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri yang tidak dapat ditemukan di negara-negara lain. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia telah mengembangkan tradisi-tradisi unik yang memadukan nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal Nusantara.

Perayaan Idul Fitri di Indonesia tidak sekadar menjadi momen keagamaan, tetapi telah bertransformasi menjadi peristiwa budaya yang kaya akan makna. Setiap daerah di Indonesia memiliki caranya sendiri dalam merayakan lebaran, menciptakan mozaik budaya yang indah dan beragam.

Meski zaman terus berkembang dan modernisasi tak terhindarkan, 5 tradisi lebaran di Indonesia ini tetap bertahan dan bahkan semakin kuat. Tradisi-tradisi ini menjadi penanda identitas bangsa dan pemersatu masyarakat yang beragam.

Berikut ini adalah 5 tradisi lebaran di Indonesia yang unik dan tidak dapat ditemukan di negara lain, bahkan di negara-negara muslim sekalipun. Mari kita simak keistimewaan dari masing-masing tradisi ini, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (15/1/2025).

 

1. Mudik, Eksodus Massal Terbesar di Dunia

Harga Tiket Bus AKAP Naik saat Mudik Lebaran
Sejumlah bus AKAP terparkir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (18/4/2022). Kepala Terminal Kampung Rambutan Yulza Romadhoni memprediksi harga tiket bus AKAP akan mengalami kenaikan 50 hingga 100 persen dari harga normal yang terjadi H-7 Lebaran. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Mudik merupakan fenomena unik yang hanya terjadi di Indonesia dengan skala yang sangat besar. Tradisi ini berawal dari kebiasaan masyarakat urban yang kembali ke kampung halaman menjelang Lebaran, sebuah praktik yang mulai berkembang sejak era industrialisasi di Indonesia.

Setiap tahun, jutaan orang melakukan perjalanan secara bersamaan menuju kampung halaman mereka menggunakan berbagai moda transportasi. Fenomena ini bahkan tercatat sebagai salah satu perpindahan massa terbesar di dunia yang terjadi secara reguler setiap tahun.

Mudik biasanya dilakukan seminggu sebelum Lebaran hingga sehari sebelum Idul Fitri. Puncak arus mudik umumnya terjadi pada H-4 hingga H-2 Lebaran, menciptakan pemandangan yang khas di berbagai jalur transportasi Indonesia.

Lebih dari sekadar perjalanan fisik, mudik memiliki makna sosiologis dan kultural yang mendalam. Tradisi ini merefleksikan kuatnya ikatan kekeluargaan dalam masyarakat Indonesia dan menjadi simbol penyucian diri dengan kembali ke akar kehidupan.

2. Halal Bihalal, Tradisi Unik yang Lahir dari Bumi Nusantara

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menggelar acara halal bihalal Idul Fitri dengan keluarga, kerabat, dan perangkat melekat di kediaman resminya, Jalan Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Rabu pagi (10/04/2024).
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menggelar acara halal bihalal Idul Fitri dengan keluarga, kerabat, dan perangkat melekat di kediaman resminya, Jalan Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Rabu pagi (10/04/2024). (Foto: Setwapres).... Selengkapnya

Halal bihalal merupakan tradisi asli Indonesia yang tidak ditemukan di negara muslim lainnya. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh organisasi Muhammadiyah pada tahun 1948 sebagai sarana mempererat persaudaraan antara sesama muslim.

Tradisi ini dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan khusus untuk saling memaafkan setelah Idul Fitri. Berbeda dengan silaturahmi biasa, halal bihalal bisa berlangsung hingga sebulan setelah Lebaran dan sering diselenggarakan secara formal oleh berbagai institusi.

Acara halal bihalal biasanya dilakukan mulai dari hari pertama Lebaran hingga sebulan setelahnya. Kegiatan ini bisa berupa kunjungan dari rumah ke rumah atau acara formal yang diselenggarakan oleh kantor, sekolah, atau organisasi kemasyarakatan.

Makna mendalam dari halal bihalal adalah mempererat tali silaturahmi dan membersihkan diri dari kesalahan masa lalu. Tradisi ini mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang mengutamakan harmoni sosial dan semangat gotong royong.

3. Tradisi Ketupat Lebaran, Simbol Filosofis Khas Nusantara

ilustrasi ketupat lebaran/pexels
ilustrasi ketupat lebaran/pexels... Selengkapnya

Ketupat telah menjadi simbol yang tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di Indonesia sejak era Wali Songo. Konon, tradisi ini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai bentuk akulturasi budaya Jawa dengan ajaran Islam.

Pembuatan ketupat merupakan proses yang penuh makna, dimulai dari menganyam janur hingga memasak beras di dalamnya. Setiap langkah dalam pembuatan ketupat memiliki filosofi tersendiri yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan.

Ketupat lebaran biasanya mulai dibuat sehari sebelum Idul Fitri dan disajikan selama tujuh hari berturut-turut. Di beberapa daerah, bahkan ada perayaan khusus yang disebut "Lebaran Ketupat" yang diselenggarakan tujuh hari setelah Idul Fitri.

Dalam tradisi Indonesia, ketupat melambangkan kesempurnaan dan permohonan maaf. Bentuknya yang dianyam rapat melambangkan hati yang tertutup rapat dari kesalahan, sementara isinya yang putih melambangkan kesucian hati setelah Lebaran.

4. Tradisi THR dalam Konteks Kekeluargaan

Ilustrasi THR.
Ilustrasi THR. (Liputan6.com)... Selengkapnya

Tunjangan Hari Raya (THR) dalam konteks keluarga merupakan tradisi unik yang berkembang di Indonesia. Berbeda dengan negara lain yang hanya menerapkan THR dalam konteks formal ketenagakerjaan, di Indonesia THR menjadi bagian dari tradisi sosial dan kekeluargaan.

Tradisi memberikan THR kepada keluarga dan kerabat telah ada sejak lama dan terus berkembang hingga saat ini. Awalnya berupa pemberian bahan makanan atau pakaian, kini THR lebih sering diberikan dalam bentuk uang yang dibungkus dalam amplop khusus.

Pemberian THR dalam konteks keluarga biasanya dilakukan saat bersilaturahmi di hari Lebaran. Yang lebih tua memberikan THR kepada yang lebih muda, terutama anak-anak, sebagai bentuk kasih sayang dan berbagi keberkahan.

Makna dari tradisi THR keluarga ini adalah menebarkan kebahagiaan dan mempererat ikatan kekeluargaan. Tradisi ini juga mengajarkan nilai-nilai berbagi dan kedermawanan kepada generasi muda.

5. Takbir Keliling, Pawai Budaya Khas Indonesia

Takbir keliling
Anak-anak mengikuti takbir keliling pada malam Hari Raya Idul Fitri. Fotografer: Juni Kriswanto / AFP... Selengkapnya

Takbir keliling merupakan tradisi unik yang menggabungkan unsur spiritual dengan kreativitas lokal. Tradisi ini berkembang secara organik di Indonesia sebagai bentuk ekspresi kegembiraan menyambut Idul Fitri.

Kegiatan ini dilakukan dengan berkeliling kampung atau kota sambil mengumandangkan takbir, diiringi dengan berbagai alat musik tradisional. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam melaksanakan takbir keliling, mulai dari penggunaan obor, bedug, hingga kreasi kendaraan hias.

Takbir keliling umumnya dilaksanakan pada malam menjelang Idul Fitri, dimulai setelah maghrib hingga menjelang subuh. Di beberapa daerah, kegiatan ini bahkan diorganisir dalam bentuk festival atau kompetisi yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat.

Tradisi ini memiliki makna sebagai bentuk syiar Islam yang dikemas dalam balutan budaya lokal. Takbir keliling juga menjadi sarana pemersatu masyarakat dan wadah kreativitas anak muda dalam mengekspresikan kegembiraan menyambut Lebaran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya