iPhone yang Dilengkapi Aplikasi TikTok Tampak Dijual di eBay, Harganya Capai Rp405 Juta

Liputan6.com, Jakarta Larangan TikTok di Amerika Serikat telah menciptakan fenomena unik di dunia teknologi. Aplikasi video pendek populer itu tidak lagi tersedia di Apple App Store maupun Google Play Store setelah pemerintah mengesahkan aturan baru pada 19 Januari 2025. Aturan ini melarang aplikasi yang dikendalikan oleh perusahaan asing, termasuk TikTok, diunduh atau diperbarui. Situasi ini membuat para pengguna yang sudah menghapus TikTok dari perangkat mereka kesulitan untuk mengaksesnya kembali.

Namun, sebagian pengguna yang masih memiliki aplikasi tersebut di iPhone mereka justru melihat peluang besar. Mereka mulai menjual perangkatnya di platform seperti eBay dengan harga fantastis. Beberapa iPhone bahkan ditawarkan hingga jutaan dolar. Dalam waktu singkat, iPhone dengan TikTok terpasang menjadi barang yang sangat dicari di pasar sekunder.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat: apa yang membuat sebuah aplikasi yang dapat diunduh gratis sebelumnya kini menjadi sangat mahal? Bagaimana larangan ini berdampak pada para pengguna serta ekosistem teknologi di Amerika Serikat? Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (23/1/2025), berikut sejumlah fakta di balik mahalnya harga iPhone yang terpasang aplikasi TikTok. 

Larangan TikTok di AS dimulai pada 19 Januari 2025 setelah aturan baru diberlakukan. Pemerintah mengesahkan undang-undang yang melarang aplikasi yang dianggap memiliki koneksi dengan "lawan asing." Apple dan Google segera mematuhi aturan ini dengan menghapus TikTok dari toko aplikasi mereka. Akibatnya, pengguna yang menghapus aplikasi tersebut tidak dapat mengunduh ulang.

Situasi ini menjadi kontroversial karena banyak pengguna tidak menyadari bahwa penghapusan aplikasi dari perangkat mereka akan menjadi permanen. 

“Saya menghapus TikTok dan sekarang saya tidak bisa mendapatkannya kembali! Saya akan membayar seseorang $5.000 untuk iPhone 16 Pro Max dengan TikTok yang masih terpasang. DM saya,” tulis seseorang di akun media sosial X, dikutip dari New York Post, Kamis (23/1/2025).

Meskipun larangan tersebut memicu protes, perusahaan teknologi seperti Apple menyatakan bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain mematuhi undang-undang. Menurut laporan, pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenakan denda hingga $5.000 atau sekitar Rp80 juta per pengguna.

Pasca larangan ini, iPhone yang masih memiliki TikTok terpasang langsung menjadi komoditas premium di eBay. Perangkat-perangkat ini ditawarkan dengan harga mulai dari ratusan hingga jutaan dolar, tergantung pada model dan kondisinya. Misalnya, sebuah iPhone 16 Pro Max dijual seharga $5.000 atau Rp80 juta lebih, sementara perangkat lain dengan TikTok dan aplikasi CapCut terpasang ditawarkan seharga $25.000 atau lebih dari Rp400 juta.

Beberapa penjual bahkan menetapkan harga yang lebih fantastis. Di North Carolina, sebuah iPhone dijual dengan harga lebih dari $4,5 juta. Para pembeli yang putus asa tampaknya rela membayar mahal demi mendapatkan akses kembali ke aplikasi favorit mereka.

Fenomena ini menunjukkan betapa besar pengaruh TikTok sebagai platform digital. 

Reaksi pengguna terhadap larangan TikTok bervariasi, mulai dari frustrasi hingga putus asa. Banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa larangan ini akan berdampak pada aplikasi yang sudah mereka instal di perangkat mereka. Beberapa orang bahkan mencari solusi alternatif di forum-forum daring untuk mendapatkan kembali aplikasi tersebut.

Sementara itu, beberapa pengguna mencoba mencari cara untuk menggunakan TikTok melalui perangkat lain atau bahkan mempertimbangkan membeli perangkat baru.

Namun, pengguna yang masih memiliki TikTok di perangkat mereka justru melihat peluang emas. Mereka menawarkan perangkat mereka di pasar sekunder dengan harga tinggi, menciptakan gelombang baru dalam perdagangan barang bekas.

Larangan TikTok tidak hanya berdampak pada pengguna, tetapi juga pada ekosistem teknologi secara keseluruhan. Memiliki lebih dari 170 juta pengguna di AS, aplikasi ini menjadi salah satu platform paling populer. Hilangnya TikTok dari toko aplikasi memengaruhi pendapatan pengembang, pembuat konten, dan bahkan bisnis kecil yang bergantung pada platform tersebut.

Selain itu, larangan ini juga memunculkan kekhawatiran tentang regulasi aplikasi lainnya. Beberapa pengguna khawatir bahwa langkah ini dapat menjadi preseden untuk larangan serupa terhadap aplikasi lain yang dianggap "berisiko" oleh pemerintah.

Apple sendiri menyatakan bahwa perangkat yang sudah memiliki TikTok masih dapat digunakan, tetapi aplikasi tersebut tidak akan menerima pembaruan di masa depan. Hal ini berpotensi membuat aplikasi menjadi tidak kompatibel dengan sistem operasi terbaru.

Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah TikTok akan kembali ke App Store dan Google Play Store. Presiden Donald Trump menyebutkan kemungkinan adanya kesepakatan dengan perusahaan AS untuk membeli sebagian saham TikTok, tetapi negosiasi ini masih berlangsung.

Sementara itu, pengguna di AS hanya bisa menunggu hasil dari proses hukum dan diplomatik ini. Menurut CEO ByteDance, langkah terbaik untuk menyelesaikan situasi ini adalah dengan menemukan mitra lokal yang dapat mengelola operasi TikTok di AS.

Namun, hingga ada keputusan yang jelas, larangan ini tetap menjadi perbincangan hangat di kalangan pengguna dan pengamat teknologi.

TikTok dilarang di AS karena dianggap memiliki koneksi dengan "lawan asing" yang dapat mengancam keamanan nasional.

Ya, perangkat dengan TikTok yang sudah terpasang masih bisa digunakan, tetapi aplikasi tersebut tidak akan menerima pembaruan.

Harga iPhone dengan TikTok terpasang di eBay bervariasi, mulai dari $500 hingga lebih dari $1 juta, tergantung model dan kondisi perangkat.

Belum ada kepastian, tetapi ada kemungkinan TikTok kembali jika negosiasi antara ByteDance dan pemerintah AS berhasil.