Gejala dan Penyebab Hipertrofi Turbinat seperti yang Dialami Glenn Alinskie

Glenn Alinskie berbagi kisah operasi hipertrofi turbinat, kondisi yang menyebabkan hidung tersumbat dan kesulitan bernapas. Pelajari gejala, penyebab, hingga pengobatannya di sini.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 24 Jan 2025, 14:44 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 14:44 WIB
Glenn Alinskie
Glenn Alinskie [Foto: Instagram/glennalinskie]... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Aktor ternama Glenn Alinskie baru-baru ini berbagi pengalaman pribadinya menjalani operasi untuk mengatasi hipertrofi turbinat atau turbinate hypertrophy. Kondisi ini telah mengganggu pernapasan dan kualitas hidupnya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjalani tindakan medis. Melalui unggahan di Instagram, Glenn mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan prosedur tersebut dan menyarankan orang lain untuk lebih waspada terhadap gejala serupa.

"Terima kasih banyak atas ucapan terbaik dan doanya.. hanya ingin mengatakan bahwa Operasinya berjalan lancar dan sukses.. Terima kasih kepada dr. Ricky Yue (THT) dan dr. Margaretha (internis) serta semua orang di RSPI Puri Indah yang terlibat.. kalian benar-benar adalah perpanjangan tangan dari karya dan tangan Tuhan. Jadi, saya telah hidup dengan Hipertrofi Konka.. (Konka hidung adalah saluran sempit dan panjang yang membantu menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk melalui hidung," tulis Glenn Alinskie dikutip dari akun Instagram pribadinya pada Jumat (24/1). 

Hipertrofi turbinat merupakan pembengkakan pada konka hidung yang berperan penting dalam menyaring, melembapkan, dan menghangatkan udara yang dihirup. Namun, ketika ukurannya membesar, kondisi ini dapat menyebabkan sumbatan saluran pernapasan, infeksi berulang, hingga mimisan. Glenn mengaku bahwa sebelum operasi, ia sering mengalami gejala seperti hidung tersumbat, perubahan indra penciuman, dan mulut kering saat bangun tidur.

Setelah operasi, Glenn merasakan perubahan yang signifikan dalam aliran udara melalui hidungnya. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya, ia tidur tanpa mendengkur. Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala, penyebab, hingga pengobatan hipertrofi turbinat secara menyeluruh, berdasarkan pengalaman Glenn dan panduan medis yang terpercaya.

Apa Itu Hipertrofi Turbinat?

Hipertrofi turbinat atau pembengkakan konka hidung terjadi ketika struktur dalam hidung yang disebut turbinat mengalami pembesaran. Turbinat adalah lekukan tulang yang dilapisi mukosa, berfungsi untuk menyaring dan mengatur kelembapan udara. Namun, jika ukurannya membesar, kondisi ini dapat menyumbat aliran udara di hidung.

Menurut data, sekitar 25% populasi mengalami gejala hidung tersumbat, dengan 42% di antaranya disebabkan oleh hipertrofi turbinat. Tanda yang sering terasa darikondisi ini adalah kesulitan bernapas, mengalami hidung meler, hingga mimisan. Gejala ini sering disalahartikan sebagai flu biasa sehingga banyak orang tidak menyadari kondisi ini.

Penyebab hipertrofi turbinat bervariasi, mulai dari peradangan akibat alergi, sinusitis kronis, hingga kelainan bawaan seperti deviasi septum. Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang tak kunjung hilang.

Gejala dan Diagnosis Hipertrofi Turbinat

Gejala hipertrofi turbinat meliputi:

  • Hidung tersumbat yang tidak kunjung membaik.
  • Indra penciuman terganggu.
  • Mulut kering akibat bernapas melalui mulut saat tidur.
  • Tekanan pada dahi dan wajah.
  • Mimisan dan mendengkur saat tidur.

Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, endoskopi hidung, hingga CT scan.

Penyebab Hipertrofi Turbinat

Hipertrofi turbinat dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

Peradangan Akut dan Kronis

Kondisi seperti rhinitis alergi dan non-alergi sering menjadi penyebab utama. Mukosa yang meradang akibat alergi atau infeksi dapat membengkak, menyumbat aliran udara.

Faktor Lingkungan

Paparan debu, asap rokok, dan polusi udara bisa memperparah pembengkakan turbinat. Disarankan untuk membersihkan rumah secara rutin dari alergen seperti bulu binatang dan lumut.

Kelainan Struktural

Deviasi septum atau kelainan bentuk tulang hidung juga dapat memicu hipertrofi turbinat. Dalam beberapa kasus, ini memerlukan tindakan operasi untuk memperbaiki struktur hidung.

Pilihan Pengobatan Hipertrofi Turbinat

Pengobatan hipertrofi turbinat bergantung pada tingkat keparahan kondisi. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Obat-obatan

Dokter biasanya meresepkan antihistamin untuk alergi, semprotan dekongestan, dan steroid hidung. Namun, penggunaan semprotan dekongestan tidak boleh lebih dari tiga hari karena dapat memperburuk pembengkakan.

Operasi

Jika gejala tidak membaik, prosedur bedah minimal invasif seperti reduksi concha atau submucosal diathermy (SMD) dapat menjadi solusi.

Perawatan Rumah

Mengurangi paparan alergen dengan membersihkan rumah secara rutin dan menggunakan filter udara HEPA sangat membantu. Hindari juga merokok di dalam ruangan.

Efek Jangka Panjang dan Pencegahan

Jika tidak ditangani, hipertrofi turbinat dapat menyebabkan:

  • Sulit bernapas kronis.
  • Infeksi sinus berulang.
  • Kualitas tidur yang buruk, seperti mendengkur terus-menerus.

Untuk mencegah kondisi ini, langkah pencegahan meliputi menjaga kebersihan rumah, menghindari alergen, dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala.

Apa yang menyebabkan hipertrofi turbinat?

Hipertrofi turbinat biasanya disebabkan oleh alergi, sinusitis kronis, dan kelainan struktural seperti deviasi septum.

Bagaimana cara mengetahui saya mengalami hipertrofi turbinat?

Gejala utama meliputi hidung tersumbat yang tidak membaik, perubahan indra penciuman, dan mulut kering saat bangun tidur. Diagnosis membutuhkan pemeriksaan dokter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya