Liputan6.com, Jakarta Indonesia berduka. Dunia hiburan Tanah Air kehilangan sosok penyanyi senior dan multitalenta, Emilia Contessa. Ibunda penyanyi Denada Elizabeth Tambunan ini meninggal dunia pada Senin, 27 Januari 2024, di Banyuwangi, Jawa Timur pada usia 67 tahun. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh manajer Denada, Risna Ories, melalui Instagram Stories.
Sebelum dinyatakan meninggal pada pukul 18.00 WIB, Emilia sempat menjalani perawatan intensif. Namun, kondisi kesehatannya terus menurun hingga tidak bisa diselamatkan.
Kepergian Emilia Contessa meninggalkan jejak kenangan yang mendalam. Selain dikenal sebagai penyanyi, ia juga seorang aktris berbakat dan politisi. Perjalanan hidupnya yang penuh warna, mulai dari masa kejayaannya di panggung hingga keterlibatannya dalam dunia politik, akan selalu dikenang oleh banyak orang.
Advertisement
Awal Karier Emilia Contessa
Emilia Contessa lahir dengan nama asli Nur Indah Citra Sukma Munsyi pada 23 September 1957 di Banyuwangi, Jawa Timur. Ia merupakan anak sulung dari pasangan Hasan Ali dan Anna Susiani. Sejak kecil, Emilia sudah menunjukkan bakat menyanyi yang luar biasa. Penampilannya di berbagai acara lokal berhasil mencuri perhatian, hingga ia mendapatkan kesempatan besar untuk melangkah ke dunia hiburan profesional.
Karier Emilia melejit setelah ia memutuskan untuk menggunakan nama panggung “Emilia Contessa”. Pada awal 1970-an, ia mengubah arah hidupnya dengan menerima tawaran rekaman di Singapura. Kembali ke Indonesia, kariernya kian menanjak, dan ia dikenal luas berkat lagu-lagu hits seperti Angin Malam dan Flamboyan. Suara soprannya yang kuat, dikombinasikan dengan aksi panggung energik, membuat Emilia mendapatkan julukan “Singa Panggung Asia” dari majalah Asia Week.
Emilia juga memiliki kesempatan untuk mengejar pendidikan vokal di Amerika Serikat. Namun, karena terikat kontrak kerja, ia harus melewatkan kesempatan tersebut. Meskipun begitu, kariernya terus bersinar hingga ke kancah internasional.
Advertisement
Dijuluki 'Singa Panggung Asia'
Emilia Contessa, atau yang bernama asli Nur Indah Citra Sukma Hati, bukanlah sekadar penyanyi. Lahir pada 27 September 1957, ia dikenal luas sebagai sosok multitalenta yang berkiprah di berbagai bidang.
Kariernya yang gemilang membentang dari panggung musik hingga dunia politik, meninggalkan jejak yang tak terlupakan bagi Indonesia. Ia memulai karier bernyanyi sejak usia muda, mencapai puncak popularitas di era 1970-an.
Suaranya yang merdu dan penampilan panggungnya yang memukau membuatnya dijuluki 'Singa Panggung Asia' oleh majalah Asia Week dan disebut sebagai salah satu dari lima penyanyi terpopuler di dunia oleh New York Times.
Karya Emilia Contessa
Sepanjang kariernya, Emilia Contessa telah menghasilkan sejumlah lagu hits yang hingga kini masih dikenang, seperti "Angin November," "Flamboyan," "Biarlah Sendiri," "Bunga Mawar," "Penasaran," "Kehancuran," "Layu Sebelum Berkembang," "Angin Malam," "Melati," "Rindu," dan "Bunga Anggrek." Lagu-lagunya menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah musik Indonesia.
Aktris dan Model Berprestasi
Tidak hanya bernyanyi, Emilia Contessa juga sukses sebagai aktris dan model. Ia membintangi sejumlah film, termasuk "Akhir Sebuah Impian," "Brandal-Brandal Metropolitan," "Ratapan Anak Tiri," "Tetesan Air Mata Ibu," dan "Perkawinan."
Di dunia modeling, ia pernah dinobatkan sebagai Ratu Foto Model oleh PWI pada tahun 1972, membuktikan popularitasnya yang luar biasa pada masanya.
Advertisement
Kiprah Emilia Contessa di Dunia Politik
Setelah meraih kesuksesan di dunia hiburan, Emilia memutuskan untuk mencoba peruntungan di dunia politik. Pada tahun 2010, ia mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Banyuwangi bersama Achmad Zainuri Ghazali. Meskipun kalah dalam pemilihan, ia tidak menyerah dan terus melanjutkan kiprahnya di dunia politik.
Pada tahun 2014, Emilia berhasil menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk Jawa Timur. Perannya sebagai anggota DPD menjadi bukti dedikasinya dalam mengabdi kepada masyarakat. Meskipun menghadapi banyak tantangan, Emilia tetap menunjukkan keberanian dan komitmen dalam menjalankan tugas-tugas politiknya.
Hari-Hari Terakhir Emilia Contessa
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Emilia menjalani perawatan intensif di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Menurut dr. Ayyub Erdianto, Emilia mengalami gagal jantung yang memicu edema paru akut, atau gangguan pada paru-paru akibat cairan yang menumpuk.
Emilia sempat diberikan penanganan medis oleh tim dokter spesialis jantung, termasuk dr. Nelly Mulyaningsih. Sayangnya, meski sudah dilakukan resusitasi, kondisinya tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 18.00 WIB, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan penggemarnya.
Advertisement
Momen Manis bersama Denada, Putri Tercinta
Emilia Contessa tidak hanya dikenal sebagai artis berbakat, tetapi juga sebagai seorang ibu dari penyanyi dan aktris terkenal, Denada. Sama-sama terjun di dunia musik, Emilia dan Denada dalam beberapa kesempatan pernah tampil bersama dalam satu panggung. Kehilangan Emilia Contessa merupakan duka mendalam bagi keluarga, penggemar, dan seluruh Indonesia.
Kontribusi besarnya di dunia hiburan dan politik akan selalu dikenang dan menginspirasi generasi mendatang. Karya-karyanya yang abadi akan terus menghibur dan membekas di hati penikmat musik Indonesia. Selamat jalan, Emilia Contessa.
1. Apa Penyebab Emilia Contessa Meninggal Dunia?
Emilia Contessa meninggal akibat edema paru akut yang dipicu oleh gagal jantung. Kondisi ini menyebabkan sesak napas berat yang tidak dapat tertangani meskipun telah diberikan perawatan intensif.
Advertisement
2. Apa Lagu-Lagu Terkenal Emilia Contessa?
Beberapa lagu ikonik Emilia Contessa adalah Angin Malam, Flamboyan, Biarlah Sendiri, dan Mungkinkah. Lagu-lagu ini tetap populer hingga saat ini.
3. Apa Julukan Emilia Contessa di Dunia Musik?
Emilia dikenal sebagai “Singa Panggung Asia” berkat suara soprannya yang lantang dan aksi panggungnya yang memukau.
Advertisement
4. Apa Peran Emilia Contessa di Dunia Politik?
Emilia pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Banyuwangi pada tahun 2010. Selain itu, ia menjadi anggota DPD RI untuk Jawa Timur periode 2014-2019.