Profil Thresia Mareta Penulis Indonesia yang Dapat Penghargaan dari Pemerintah Prancis, Ini Inovasinya

Thresia Mareta, penulis dan inisiator Lakon Indonesia, raih penghargaan bergengsi Ksatria Ordo Seni dan Sastra dari Prancis atas dedikasinya melestarikan budaya Indonesia lewat fesyen.

oleh Nurul Diva Diperbarui 20 Feb 2025, 11:52 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 11:52 WIB
Lewat Instalasi Seni Lorong Waktu, Lakon Indonesia Pamerkan 40 Koleksi
Thresia Mareta (kiri), Engel Tanzil (tengah), dan Adi Purnomo (kanan) yang sedang berada di instalasi seni Lorong Waktu di Kemang, Jakarta Selatan. (dok.Liputan6.com/Geiska Vatikan Isdy).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Penulis Indonesia, Thresia Mareta, berhasil meraih penghargaan internasional yang membanggakan. Ia dianugerahi penghargaan Ksatria Ordo Seni dan Sastra (Knight of the Ordre des Arts et des Lettres) dari Pemerintah Prancis pada Februari 2025. Penghargaan bergengsi ini diberikan atas kontribusi luar biasanya dalam pengembangan industri fesyen Indonesia dan pelestarian budaya Indonesia di kancah internasional. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, di Museum Nasional Jakarta Pusat.

Thresia Mareta bukanlah sosok biasa. Ia memiliki inisiatif yang kuat untuk membangun ekosistem pendukung para perajin, desainer, dan pelaku usaha kecil di industri fesyen Tanah Air. Selain itu, ia juga berperan sebagai penasihat fashion, serta mengembangkan wadah untuk menghubungkan kreator muda Indonesia dengan ekosistem fesyen Prancis.

Prestasi Thresia Mareta semakin lengkap dengan kehadiran buku karyanya, 'Ode to Indonesian Culture'. Buku ini menampilkan 15 tokoh inspiratif Indonesia dari perspektif Lakon Indonesia, bertujuan menginspirasi generasi muda dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Lulusan Arsitektur Universitas Tarumanagara (UNTAR) tahun 1999 ini memiliki visi yang luas, meliputi arsitektur, mode, seni, lingkungan hidup, dan pendidikan, semuanya terjalin dalam upayanya untuk mengangkat budaya Indonesia ke panggung global. Yuk kenalan lebih dekat dengan sosoknya berikut, dirangkum Liputan6, Kamis (20/2).

Mengenal Lebih Dekat Thresia Mareta, Pendiri Lakon Indonesia

Lakon Indonesia, merupakan salah satu inovasi besar yang didirikan oleh Thresia Mareta pada tahun 2018 lalu. Wadah ini memiliki peran krusial dalam pengembangan industri fesyen Indonesia. Inisiatif ini lahir dari keprihatinan Thresia terhadap nasib para perajin dan teknik tradisional Indonesia yang terancam hilang. Lakon Indonesia membangun ekosistem yang komprehensif, membantu para perajin, desainer, dan pelaku usaha kecil agar tetap relevan dan mampu bersaing di pasar modern. Mereka bekerja langsung dengan para pengrajin untuk memahami tantangan dan kesulitan yang dihadapi.

Komitmen Lakon Indonesia terlihat dari kerja keras mereka di lapangan. Mereka tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing para perajin. Hal ini sejalan dengan visi Thresia Mareta untuk menciptakan peluang ekonomi bagi para perajin sambil melestarikan warisan budaya Indonesia.

Lebih dari sekadar bisnis, Lakon Indonesia juga menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Mereka memfasilitasi kolaborasi antar perajin dan desainer, menciptakan jaringan yang kuat dan saling menguntungkan. Hal ini terbukti efektif dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Melalui PINTU Incubator, Thresia Mareta juga membuka jalan bagi kreator muda Indonesia untuk berkiprah di pasar global. Program ini memberikan bimbingan dalam pengembangan pasar, ketahanan bisnis, dan keberlanjutan usaha, memastikan para kreator muda memiliki bekal yang cukup untuk bersaing di kancah internasional.

“Dengan berkembangnya industri fesyen, kita harus bertanya pada diri sendiri: bagaimana kita memastikan bahwa keahlian perajin kita dalam membuatkerajinan tangan seperti batik, tenun, bordir, dan lainnya tidak hanya dilestarikan tetapi juga tetap relevan, mendapatkan pengakuan global, dan menciptakanpeluang ekonomi bagi para perajin?" kata Thresia Mareta di acara seremoni resmi yang dihadiri oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone di Museum Nasional, Jakarta Pusat, dilansir dari ANTARA.

 

JF3 Fashion Festival dan Peran Thresia Mareta

Thresia Mareta (Foto: Instagram @thresia.mareta)
Thresia Mareta (Foto: Instagram @thresia.mareta)... Selengkapnya

Sebagai penasihat JF3 Fashion Festival, Thresia Mareta turut berperan penting dalam memberikan peluang bagi kreator fesyen dan perajin lokal Indonesia. JF3 Fashion Festival, yang telah berlangsung selama 21 tahun, menjadi platform yang tepat untuk memperkenalkan karya-karya terbaik Indonesia kepada dunia. Thresia Mareta memberikan kontribusi pemikiran dan strategi untuk memastikan festival ini tetap relevan dan mampu mendorong pertumbuhan industri fesyen Indonesia.

Peran Thresia sebagai penasihat tidak hanya sebatas memberikan saran. Ia aktif terlibat dalam berbagai aspek festival, mulai dari kurasi hingga promosi. Ia memastikan bahwa JF3 Fashion Festival tidak hanya menjadi ajang pamer karya, tetapi juga platform untuk membangun jaringan dan kolaborasi antar pelaku industri fesyen.

Dengan pengalaman dan keahliannya, Thresia Mareta membantu JF3 Fashion Festival untuk terus berkembang dan menjadi salah satu festival fesyen terkemuka di Indonesia. Kontribusinya ini turut memperkuat posisi Indonesia di peta fesyen internasional.

"Perjuangan ini merupakan perjalanan panjang yang membutuhkan kerja keras, kesabaran, dan dedikasi tak henti," kata perempuan yang juga pendiri label busana pengantin dan pesta, Sequins Bride.

Kenalkan Buku: 'Ode to Indonesian Culture' Berisi Sosok-Sosok Inspiratif di Bidang Budaya Indonesia

Buku 'Ode to Indonesian Culture' karya Thresia Mareta merupakan bukti nyata dedikasinya dalam melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia. Buku ini menampilkan 15 tokoh inspiratif Indonesia dari berbagai bidang, dilihat dari perspektif Lakon Indonesia. Tujuannya untuk menginspirasi generasi muda dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.

Melalui buku ini, Thresia Mareta tidak hanya menampilkan profil para tokoh inspiratif, tetapi juga menceritakan kisah di balik kesuksesan mereka. Ia ingin menunjukkan bahwa keberhasilan dapat diraih dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat untuk melestarikan budaya Indonesia. Buku ini menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Dengan beragam inisiatif dan dedikasinya, Thresia Mareta telah memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan industri kreatif Indonesia, khususnya di bidang fesyen. Penghargaan Ksatria Ordo Seni dan Sastra dari Pemerintah Prancis merupakan pengakuan atas kerja keras dan dedikasi beliau dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia ke kancah internasional. "Dengan berkembangnya industri fesyen, kita harus bertanya pada diri sendiri: bagaimana kita memastikan bahwa keahlian perajin kita dalam membuat kerajinan tangan seperti batik, tenun, bordir, dan lainnya tidak hanya dilestarikan tetapi juga tetap relevan, mendapatkan pengakuan global, dan menciptakan peluang ekonomi bagi para perajin?" ujar Thresia Mareta, menekankan pentingnya peran pelestarian budaya dalam konteks ekonomi modern.

Prestasi Thresia Mareta ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia di tingkat global.

“Harapan saya, generasi mendatang tidak hanya memahami warisan budaya mereka, tetapi juga bangga. Dunia akan selalu berubah, tetapi semoga merekatidak pernah melupakan kekuatan dan keindahan akar budaya mereka. Semoga buku ini menjadi warisan yang hidup, sebuah penghormatan bagikebijaksanaan dan kontribusi mereka yang membentuk narasi budaya kita hari ini, sekaligus memberikan inspirasi bagi masa depan untuk terus menghargaidan merayakan identitas kita," ujarnya.

Sejajar dengan Tokoh Dunia

Penghargaan yang diterima Thresia Mareta bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga bukti bahwa industri kreatif Indonesia memiliki potensi besar di kancah global. Melalui upayanya, ia telah membuka jalan bagi para perajin dan desainer lokal untuk mendapatkan pengakuan yang lebih luas.

Penghargaan ini sebelumnya juga diterima oleh tokoh-tokoh terkemuka dari seluruh dunia, di antaranya: pelukis Pablo Picasso, desainer Issey Miyake, artis Meryl Streep, David Bowie hingga filsuf Umberto Eco. Sedangkan penerima penghargaan dari Indonesia selain Thresia Mareta, sebelumnya adalah Nyoman Nuarta, Garin Nugroho dan Guruh Soekarno Putra.

Ke depan, inovasi seperti PINTU Incubator dan konsep ekosistem kreatif ala LAKON Indonesia bisa menjadi model bagi perkembangan industri mode berbasis budaya di Tanah Air. Dengan semakin banyaknya individu yang peduli terhadap pelestarian budaya, diharapkan warisan Indonesia akan terus hidup dan berkembang di era modern.

People Also Ask (FAQ) Google

1. Apa yang membuat Thresia Mareta mendapatkan penghargaan dari Prancis?

Thresia Mareta dianggap berkontribusi besar dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional melalui mode dan literasi.

2. Apa itu Knight of the Ordre des Arts et des Lettres?

Ini adalah penghargaan Prancis untuk individu yang berkontribusi signifikan dalam seni dan budaya di tingkat global.

3. Bagaimana LAKON Indonesia mendukung perajin lokal?

LAKON Indonesia memberikan pelatihan, meningkatkan kapasitas produksi, dan membuka akses pasar internasional bagi perajin lokal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya