Ilmuwan China Temukan Virus Baru Mirip Corona, Ini Faktanya

Virus corona kelelawar baru HKU5-CoV-2 ditemukan di China, memicu kekhawatiran akan potensi penularan ke manusia. Ini fakta selengkapnya.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa Diperbarui 26 Feb 2025, 13:06 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 12:40 WIB
ciri virus
ciri virus ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Tim ilmuwan di China baru-baru ini menemukan virus corona baru bernama HKU5-CoV-2, yang berasal dari kelelawar. Virus ini menjadi perhatian karena memiliki kesamaan dengan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Para peneliti menemukan bahwa HKU5-CoV-2 dapat mengikat reseptor ACE2, yang juga digunakan oleh virus corona yang sebelumnya menyebabkan pandemi global.

Meskipun sejauh ini belum ada laporan infeksi pada manusia, penemuan ini tetap memicu kekhawatiran di kalangan ilmuwan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa virus corona kelelawar berpotensi menyebar ke spesies lain sebelum akhirnya menginfeksi manusia. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami seberapa besar ancaman dari virus ini terhadap kesehatan global.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah memberikan pernyataan terkait virus ini. Menurut CDC, belum ada bukti bahwa HKU5-CoV-2 dapat menyebabkan wabah pada manusia saat ini. Namun, mereka tetap memantau perkembangannya dengan seksama untuk mengantisipasi kemungkinan mutasi atau perubahan dalam pola penularan.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (26/2/2025), berikut fakta selengkapnya.

Bagaimana Virus HKU5-CoV-2 Ditemukan?

Penemuan HKU5-CoV-2 dilakukan oleh tim ilmuwan dari Laboratorium Guangzhou, Akademi Ilmu Pengetahuan Guangzhou, dan Institut Virologi Wuhan. Penelitian ini dipimpin oleh Shi Zhengli, seorang ahli virologi terkenal yang dijuluki sebagai “Batwoman” karena penelitiannya tentang virus corona pada kelelawar.

Virus ini pertama kali terdeteksi pada kelelawar pipistrelle Jepang di Hong Kong. Peneliti menemukan bahwa virus ini memiliki kemiripan dengan kelompok merbecovirus, yang juga mencakup MERS-CoV (virus penyebab Sindrom Pernapasan Timur Tengah). Hal ini menjadi perhatian karena beberapa jenis virus dalam kelompok ini memiliki kemampuan untuk melompat dari hewan ke manusia melalui inang perantara.

Dalam jurnal ilmiah Cell, para peneliti menjelaskan bahwa virus ini mampu menginfeksi sel manusia di laboratorium. Meski demikian, belum ada bukti bahwa virus ini dapat menular antar manusia. Para ahli menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah HKU5-CoV-2 memiliki potensi untuk menyebabkan wabah baru di masa depan.

Apakah Virus Ini Berisiko Menular ke Manusia?

Sejauh ini, tidak semua virus corona kelelawar dapat menginfeksi manusia. Namun, HKU5-CoV-2 memiliki karakteristik yang perlu diawasi dengan ketat. Salah satu faktor utama yang membuat virus ini berpotensi menular adalah kemampuannya dalam mengikat reseptor ACE2 manusia, yaitu pintu masuk utama virus corona ke dalam sel tubuh manusia.

Menurut Prof. Edward Holmes, seorang ahli biologi evolusi dari University of Sydney, keberadaan reseptor ACE2 dalam HKU5-CoV-2 adalah aspek yang paling mengkhawatirkan. 

Para ilmuwan juga mencatat bahwa efisiensi pengikatan virus ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan SARS-CoV-2. Ini berarti bahwa meskipun virus dapat masuk ke dalam sel manusia, kemampuannya untuk menyebar dan berkembang biak masih sangat terbatas. Dengan kata lain, risiko terjadinya wabah dalam waktu dekat masih sangat rendah, tetapi tidak bisa diabaikan begitu saja.

Apa Kata CDC Tentang Virus Ini?

CDC telah memberikan pernyataan resmi mengenai virus ini setelah laporan penelitian diterbitkan. Dalam pernyataannya kepada Newsweek, CDC mengatakan bahwa meskipun virus ini memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sel manusia di laboratorium, tidak ada bukti bahwa HKU5-CoV-2 telah menginfeksi manusia sejauh ini.

CDC menegaskan bahwa mereka akan terus memantau perkembangan virus ini dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat jika ada perubahan signifikan. Pernyataan ini bertujuan untuk menenangkan kekhawatiran publik, sekaligus menegaskan bahwa penelitian terhadap virus corona baru harus dilakukan dengan serius untuk mencegah kemungkinan pandemi di masa depan.

Selain itu, para ilmuwan juga berpendapat bahwa pemantauan terhadap populasi kelelawar dan spesies inang lainnya sangat penting untuk mendeteksi virus-virus baru sebelum menyebar ke manusia. Studi semacam ini dapat membantu dalam mengembangkan strategi pencegahan dini guna menghindari bencana kesehatan global seperti yang terjadi pada COVID-19.

Apakah Virus Ini Bisa Menyebabkan Pandemi Baru?

Suasana Jam Pulang Kantor Pekerja di Jakarta
Sejumlah orang berjalan di trotoar pada saat jam pulang kantor di Kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (8/6/2020). Aktivitas perkantoran dimulai kembali pada pekan kedua penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Meskipun HKU5-CoV-2 memiliki kemiripan dengan SARS-CoV-2, ada beberapa faktor yang membuatnya kurang berbahaya dalam jangka pendek. Para peneliti menemukan bahwa meskipun virus ini dapat menginfeksi sel manusia, tingkat infeksinya jauh lebih rendah dibandingkan dengan virus penyebab Covid-19.

Selain itu, untuk bisa menyebabkan pandemi, virus harus memiliki beberapa karakteristik utama, seperti kemampuan menular dengan cepat antar manusia, kemampuan bertahan di lingkungan, serta potensi mutasi yang tinggi. Saat ini, belum ada bukti bahwa HKU5-CoV-2 memenuhi semua kriteria tersebut.

Mengingat bagaimana virus corona dapat bermutasi, para ilmuwan tetap meminta kewaspadaan global. Pemantauan yang ketat terhadap virus-virus baru yang muncul dari populasi kelelawar dan inang lainnya adalah kunci untuk mencegah kemungkinan pandemi di masa depan.

Pertanyaan Seputar Topik

Apakah HKU5-CoV-2 sudah menginfeksi manusia?

Tidak. Hingga saat ini, belum ada laporan bahwa virus ini menginfeksi manusia, tetapi penelitian masih terus dilakukan.

Mengapa virus dari kelelawar berbahaya bagi manusia?

Karena kelelawar adalah reservoir alami bagi banyak virus, termasuk SARS, MERS, dan kemungkinan virus baru yang dapat melompat ke manusia.

Apakah virus ini bisa menyebabkan pandemi seperti COVID-19?

Saat ini, risikonya masih rendah karena tingkat penularannya ke manusia belum terbukti. Namun, penelitian terus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan mutasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya