Liputan6.com, Jakarta Momen Idul Fitri dan Idul Adha selalu dinantikan umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kedua hari raya besar ini dirayakan dengan penuh suka cita dan khidmat, diawali dengan pelaksanaan sholat Ied.
Namun, tahukah Anda bahwa waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha sedikit berbeda?
Advertisement
Baca Juga
Artikel ini akan membahas secara detail mengenai waktu pelaksanaan sholat Ied, khususnya di Indonesia, serta perbedaan-perbedaan lainnya antara kedua hari raya tersebut. Beriktu ulasannya dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (7/3/2025)
Advertisement
Sholat Ied Jam Berapa?
Waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri di Indonesia umumnya jatuh antara pukul 06.00 hingga 08.00 waktu setempat. Rentang waktu ini cukup luas karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk perbedaan pendapat ulama terkait waktu pelaksanaan sholat Ied, serta kebiasaan lokal masing-masing daerah. Beberapa daerah mungkin melaksanakan sholat Ied lebih awal, sementara yang lain mungkin sedikit lebih lambat.
Sementara itu, waktu pelaksanaan sholat Idul Adha juga berkisar pada waktu yang sama, yaitu antara pukul 06.00 hingga 08.00 waktu setempat. Meskipun rentang waktunya serupa, penting untuk selalu mengecek pengumuman resmi dari masjid atau pemerintah daerah setempat untuk memastikan waktu pelaksanaan yang tepat di wilayah Anda.
Perlu diingat bahwa waktu pelaksanaan sholat Ied ini bersifat umum dan bisa bervariasi. Oleh karena itu, selalu penting untuk memastikan waktu yang tepat melalui pengumuman resmi dari pihak berwenang setempat.
Advertisement
Kenapa Waktu Pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha Berbeda?
Sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha memiliki waktu pelaksanaan yang sama dalam rentang waktu, yaitu dimulai dari terbitnya matahari hingga tergelincirnya matahari (waktu Zuhur). Namun, terdapat perbedaan dalam waktu yang disunnahkan untuk melaksanakannya.
Berdasarkan penjelasan dalam buku Praktek Shalat 'Ied karya Galih Maulana Lc, waktu awal sholat Id adalah ketika matahari terbit, sedangkan waktu akhirnya bertepatan dengan tergelincirnya matahari. Hal ini sesuai dengan pendapat ulama Syafi'iyah yang menyatakan bahwa waktu sholat Id yang paling utama adalah ketika matahari sudah naik sekitar setombak.
Pendapat ini juga diperkuat oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Al-Fatawa (16/229), yang menyebutkan bahwa waktu sholat Id dimulai dari matahari naik setinggi satu tombak hingga tergelincirnya matahari. Namun, terdapat sunnah dalam menentukan waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha:
- Sholat Idul Adha dianjurkan untuk disegerakan
- Sholat Idul Fitri dianjurkan untuk diakhirkan
Perbedaan ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jundab bin Abdillah Al-Bajali radhiyallahu 'anhu:
"Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sholat Idul Fitri bersama kami saat matahari setinggi dua tombak. Dan beliau sholat Idul Adha saat matahari setinggi satu tombak." (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani)
Dari hadits ini, dapat disimpulkan bahwa:
- Sholat Idul Fitri dilakukan saat matahari setinggi dua tombak (sekitar 15 menit setelah terbit matahari)
- Sholat Idul Adha dilakukan lebih awal, yaitu saat matahari setinggi satu tombak (sekitar 12 menit setelah terbit matahari)
Tujuan Perbedaan Waktu Pelaksanaan
Para ulama menjelaskan bahwa perbedaan ini memiliki hikmah tertentu:
- Sholat Idul Fitri diakhirkan untuk memberikan waktu bagi umat Islam dalam menunaikan zakat fitrah. Hal ini bertujuan agar zakat fitrah dapat didistribusikan sebelum sholat, sehingga para penerima manfaat dapat merasakan kebahagiaan di hari raya.
- Sholat Idul Adha disegerakan agar waktu penyembelihan hewan kurban menjadi lebih panjang. Dengan demikian, daging kurban dapat segera dibagikan kepada fakir miskin dan mereka bisa merasakan kebahagiaan Idul Adha lebih awal.
Pendapat ini juga diperjelas oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (jilid 2, halaman 390):
"Disunnahkan menyegerakan sholat Idul Adha agar waktunya lapang untuk menyembelih (hewan kurban), dan mengakhirkan sedikit sholat Idul Fitri agar waktu menunaikan zakat fitrah juga lapang. Ini adalah pendapat Imam Asy-Syafi'i, dan aku tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat dalam hal ini."
Dengan demikian, perbedaan waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha bukan hanya sebatas teknis waktu, tetapi juga memiliki tujuan sosial dan manfaat bagi umat Islam.Â
Perbedaan Lain Antara Sholat Idul Fitri dan Idul Adha
Selain waktu pelaksanaannya yang berbeda sholat Idul Fitri dan Idul Adha juga memiliki beberapa perbedaan lainya. Berikut adalah perbedaan-perbedaan tersebut:Â
- Tanggal Pelaksanaan Sholat Ied:Â
- Sholat Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal, menandai berakhirnya bulan Ramadhan.
- Sebaliknya, Sholat Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban.
- Takbir Sebelum Sholat Ied:Â
- Sebelum Sholat Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk melafalkan takbir mutlak sejak terbenam matahari di akhir Ramadhan hingga sebelum sholat Ied.
- Sementara itu, untuk Idul Adha, disunnahkan membaca takbir mutlak selama rentang 1-13 Dzulhijjah dan takbir muqayyad sejak ba'da subuh 9 Dzulhijjah hingga ba'da ashar 13 Dzulhijjah.
Takbir mutlak adalah takbir yang tidak dikaitkan dengan tempat dan waktu tertentu, sedangkan takbir muqayyad memiliki kaitan dengan waktu tertentu, yakni setelah sholat wajib berjamaah.
- Anjuran Makan Sebelum Sholat Ied:Â
- Sebelum Sholat Idul Fitri, disunnahkan untuk makan terlebih dahulu.
- Sebaliknya, sebelum Sholat Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu hingga selesai sholat dan menyantap hasil kurbannya.
Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Buraidah ra, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak berangkat pada waktu Idul Fitri sebelum sarapan dulu dan tidak makan pada saat akan melakukan sholat Idul Adha.Â
- Isi Khutbah Sholat Ied:
Khutbah pada Sholat Idul Fitri dan Idul Adha memiliki perbedaan dalam isi yang disampaikan.
- Pada khutbah Idul Fitri, khatib memotivasi jamaah untuk melakukan berbagai dzikir, kebaikan, ibadah, ketaatan, berbagai ibadah dan sedekah, bersegera dalam kebaikan dan amar ma'ruf nahi munkar, serta menjelaskan hukum zakat fitrah.
- Sedangkan pada khutbah Idul Adha, khatib memotivasi jamaah untuk mengamalkan syariat Allah seperti berkurban, bertakbir, dan berdzikir di hari-hari Tasyrik, serta mengingatkan mereka agar tidak berpuasa di hari-hari tersebut karena itu adalah hari-hari makan dan minum, bukan hari-hari puasa.
Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha dengan lebih khusyuk dan sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan. Â
Advertisement
