Liputan6.com, Jayapura - Komnas HAM menemukan sejumlah pelanggaran pilpres di 2 daerah setelah dilakukan pemantauan langsung di lapangan, yakni Kabupaten Yahukimo sebagai perwakilan dari kabupaten yang terletak di pegunungan dan Kota Jayapura sebagai perwakilan daerah pesisir.
Di Kabupaten Yahukimo, anggota Komnas HAM Nur Kholis yang melakukan pemantauan sejak tanggal 8-10 Juli menemukan sejumlah pelanggaran yang terus terulang setiap pemilihan umum. Misalnya dari 8 tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di Dekay, ibukota Yahukimo, hanya ada 4 TPS yang melakukan proses pemungutan suara. Sisanya tidak dilakukan pencoblosan karena petugas TPS tidak ada yang datang.
"Di Yahukimo, pencoblosan juga dilakukan secara terang-terangan, tidak ada bilik suara yang menutupi seseorang disaat waktu melakukan pencoblosan. Partisipasi warga saat pencoblosan hanya 35%. Sampelnya dilakukan pada tingkat ibukota kabupaten di Dekay, yang hanya membuka 4 TPS, dari 8 TPS yang ada. TPS yang dibuka pun tidak banyak warga yang datang," katanya dalam keterangan pers di Jayapura, Jumat (11/7/2014).
Komnas HAM juga menyebutkan tidak ada kesiapan pada tingkat pelaksana, kemudian adanya keterlambatan logistik karena kebijakan pusat yang tidak bisa dipakai di Papua, khususnya pegunungan. Karena itu Komnas HAM mendesak jika memungkinkan pelaksanaan pemilu di Papua dapat didahulukan, seperti di luar negeri.
"Adanya kelompok yang melakukan boikot pilpres juga menyebabkan partisipasi pemilih rendah," ujarnya.
Di Kota Jayapura yang merupakan ibukota Provinsi Papua ditemukan tidak adanya surat suara yang menggunakan huruf Braille untuk penyandang tuna netra. Penyandang tuna netra bisa menggunakan hak pilihnya dibantu petugas KPPS dan Linmas.
Sementara di rumah sakit yang ada di kota tersebut juga tidak ditemui TPS khusus atau TPS keliling bagi dokter dan pasien yang sedang dirawat, sehingga banyak pasien, dokter dan perawat tidak melakukan pencoblosan.
Komnas HAM: Banyak Pelanggaran, Pemilu di Papua Harus Didahulukan
Di Yahukimo, pencoblosan dilakukan secara terang-terangan, tidak ada bilik suara yang menutupi seseorang disaat mencoblos.
Diperbarui 12 Jul 2014, 07:34 WIBDiterbitkan 12 Jul 2014, 07:34 WIB
Salah satu warga Papua tampak menggunakan balutan kain yang bertuliskan Jokowi-JK. (AFP PHOTO / Liva Lazore)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 InternasionalMyanmar Diguncang Gempa Susulan Magnitudo 6,4
Berita Terbaru
Israel Naik Pitam Usai Serangan Roket, Siap Serang Berbagai Lokasi di Lebanon
Template Video Ucapan Lebaran Terbaik untuk Momen Spesial, Mudah Digunakan
350 Kata Kata Lebaran untuk Mertua yang Menyentuh Hati, Perkuat Hubungan di Momen yang Tepat
VIDEO: Jelang Hari Raya Nyepi, Upacara Tawur Agung Kesanga Digelar di Candi Prambanan
Cara Ideal agar Tetap Bisa Menikmati Lebaran Meski Mengidap Diabetes
Trik Lari Cepat untuk Meningkatkan Kecepatan dan Daya Tahan
6 Potret Hanggini Alami Keguguran, Rasakan Kebahagiaan Tak Terkira Meski Singkat
Resep Sambal Ijo Padang: Rahasia Kelezatan Rasa Pedas yang Menggoda
Doa Setelah Sholat Taubat Zina, Pahami Tanda Allah Memberi Pengampunan
Garuda Indonesia dan Citilink Angkut 81 Ribu Penumpang saat Puncak Mudik Lebaran 2025
Panduan Wisatawan Pasca-Gempa Myanmar yang Berdampak ke Thailand, Bandara Beroperasi tapi Jalur Kereta Terganggu
Resep Kue Lebaran Simpel Tanpa Oven, Lengkapi Kebersamaan Hari Raya