Peneliti CSIS: Jokowi Bakal Hadapi 2 Tekanan

Agar Jokowi bisa melepaskan diri dari tekanan tersebut, Philips menyarankan, perlu membuat kekuatan politik sendiri.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 09 Sep 2014, 15:51 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2014, 15:51 WIB
Ilustrasi Jokowi-JK (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Jokowi-JK (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti CSIS Philip J Vermonte mengatakan ada 2 pressure atau tekanan utama yang akan dihadapi Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi saat menjadi presiden. Maka, disarankan Jokowi perlu waspada dan memperkuat kekuatan politiknya.

"Presiden terpilih akan berbenturan dengan 2 pressure, dari dalam yakni kurang kuat di internal PDIP dan dari luar, yakni koalisi yang menjadi oposisi kuat di Parlemen," kata Philips di Jakarta, Selasa (9/9/2014).

Agar Jokowi bisa melepaskan diri dari tekanan tersebut, Philips menyarankan, perlu membuat kekuatan politik sendiri. Kekuatan politik itu bisa dibangun dengan merangkul para relawan yang mendukungnya.

"Seperti Obama saat jadi presiden, relawannya tidak hilang dan tetap kerja. Kalau ada kebijakan Obama yang terhalang maka relawan mendorong agar kebijakan itu terjaga," ujar dia.

"Jokowi harus punya power base (dasar kekuatan) sendiri, dengan non-politik parlemen. Tapi dijalankan yang kemarin. Ada kebijakan ditahan, relawan demo," tambah Philips.

Selain itu, lanjut Philips, cara lain membangun kekuatan politik sendiri adalah merombak struktur kantor kepresidenan. Dengan demikian, tidak perlu bergantung kekuatan partai politik bila lembaga kepresidenan kuat.

"Kita nggak punya undang-undang lembaga kepresidenan. Ini seharusnya dilakukan presiden agar punya tim kuat yang membantunya," tandas Philips. (Yus)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya