Survey, Menanti `Mesias` Bagi Indonesia

Tahun 2014, tinggal menunggu hitungan pekan saja, sebuah tahun yang dianggap menentukan masa depan bangsa Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Des 2013, 14:46 WIB
Diterbitkan 04 Des 2013, 14:46 WIB
pemilu-ilustrasi-caleg-131201b.jpg
Tahun 2014, tinggal menunggu hitungan pekan saja, sebuah tahun yang dianggap menentukan masa depan bangsa Indonesia.  Dan untuk ketiga kalinya rakyat akan memilih Presidennya secara langsung.  Pemilhan Presiden kali ini berbeda dengan 2004 dan 2009 yang lebih mudah ditebak, yaitu dengan menangkan SBY sebagai Presiden.  Salah satu yang menjadi acuan bagi para pemiliha adalah hiasil pooling. Selama tahun tahun 2013 Sejumlah lembaga survey pun mulai menyebar polling, untuk mengetahui siapakah tokoh yang masih dianggap dapat mengisi kursi RI 1.
Data Survey 2013

Dalam survei nasional elektabilitas calon presiden yang digelar Lembaga Klimatologi Politik (LKP),  menempatkan   Gubernur DKI Jakarta , Joko Widodo dengan  19,6 persen responden. Sementara itu, Wiranto mengisi posisi kedua dengan 18,5 persen, Prabowo Subianto (15,4), Jusuf Kalla (7,6), Aburizal Bakrie (7,3 persen), dan Megawati (6,1). Berikutnya, Dahlan Iskan (3,4), Rhoma Irama (3,4), Mahfud Md. (3,3), Hatta Rajasa (2,5), dan Surya Paloh (2,4). Tokoh lainnya 1,3 persen.  Sedangkan sebanyak 9,2 persen responden mengaku belum punya pilihan.

Dalam survei calon berpasangan, Jokowi juga unggul. Jokowi yang dipasangkan dengan Megawati ini meraih hasil 30,7 persen. Disusul Wiranto dan Harry Tanoesudibyo (30,4), Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (19,8), dan Aburizal Bakrie-Pramono Edie Wibowo (6,9). Sisanya sebanyak 12,2 persen responden belum menentukan pilihan. Survei tersebut dilaksanakan pada 12-18 Agustus di 33 provinsi. Populasi survei ini adalah seluruh calon pemilih dalam pemilu 2014. Jumlah sampel 450 responden. Sampel diperoleh melalui teknik pengambilan secara berjenjang atau multistage random sampling. Dengan margin error sebesar 4,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara via telepon.

Sementara itu dalam survei yang dilakukan 16-24 Januari 2012, CSIS mengumumkan lima nama paling populer untuk kandidat Capres 2014 dengan urut teratas ditempati Megawati (91,6%). Disusul Jusuf Kalla atau JK (84%), Wiranto (73,9%), Prabowo Subianto atau PS (65,9%), dan Aburizal Bakrie atau ARB (61,4%).

Pertengahan Agustus CSIS merilis dua hasil survei tetapi terutama bulan Agustus 2012, menempatkan 5 nama dengan elektabilitas dan prosentase angka kecenderungan. Prabowo telah menyalib tipis prosentase elektabilitas Megawati. Prabowo memperoleh elektabilitas tertinggi dengan 14,5% atau naik secara signifikan 7,8%. Sementara Megawati  naik hanya 4,4% sehingga turun ke posisi nomor 2 dengan persentase 14,4%, meski beda 0,1% dari Prabowo. Tempat ketiga JK dengan perolehan 11,1%, naik 5,5%. ARB atau Ical kalah dari JK secara signifikan dengan perolehan 8,9% atau naik 3,7%. Tempat kelima Wiranto dengan perolehan 4,1%, atau naik 2,4% dari elektabilitas sebelumnya.

LSN atau Lembaga Survei Nasional para bulan Februari 2012 juga mengumumkan hasil survei elektabilitas Capres 2014 dengan posisi teratas Megawati 18%. Disusul Prabowo 17,4% atau beda 0,6% dari Megawati. Disusul ARB di tempat ke-3 dengan 17,1%, Wiranto 10% dan Mahfud MD 7,3%.

Sedangkan dari hasil survei opini publik Litbang Kompas yang dirilis pada Senin 26 Agustus 2013, ARB mendapat 8,8 persen suara. Elektabilitas Ketua Umum PG itu beranjak naik dibandingkan perolehan Desember 2012 yang hanya 5,9 persen suara. Pada bagian lain, berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi tak tertandingi. Survei dilakukan secara berkala terhadap 1.400 responden calon pemilih di Pemilu 2014, 26 November-11 Desember 2012 dan 30 Mei-14 Juni 2013. Responden terpilih secara acak di 33 provinsi.

Elektabilitas Jokowi naik signifikan, kini berada di angka 32,5 persen. Hasil itu nyaris naik 100 persen dibandingkan Desember 2012 lalu sebesar 17,7 persen. Posisi kedua ditempati Prabowo Subianto dengan 15,1 persen. Pada Desember 2012 lalu elektabilitas Prabowo hanya 13,3 persen. Di posisi ketiga, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri justru mengalami penurunan elektabilitas. Pada Desember 2012 lalu, Mega mendapat 9,3 persen, saat ini elektabilitasnya hanya 8,0 persen.

Survey, Sumber Berita

Polling adalah cara sistematis, ilmiah, dan terpercaya mengumpulkan informasi dari sampel orang yang digunakan untuk menggeneralisasikan pada kelompok atau populasi yang lebih luas di mana sampel itu diambil. Saat menuju hajatan besar politik tahun depan, hasil polling mengenai tingkat popularitas dan kepercayaan public terhadap seorang tokoh, tak hanya menjadi hasil penelitian semata.

Bagi pekerja media, hasil pooling dianggap sebagai sebuah sumber berita, terutama saat nama-nama yang diumumkan memang menjadi perhatian masyarakat.  Kinerja melakukan reportase (reporting) jurnalistik dengan memakai metode penelitian sosial sebagai cara mengumpulkan keterangan dan menggunakan content analysis sebagai sumber informasinya, dikenal sebagai jurnalisme presisi yang diperkenalkan  pertama kali oleh seorang profesor jurnalisme dari Garnett Center for Media Studiea, Amerika Serikat (1973).  

Di Indonesia , pemberitaan dengan metode jurnalisme presisi ini, sempat mengguncang saat Tabloid Monitor merilis tulisan, dengan judul : “Ini Dia: 50 Tokoh yang Dikagumi Pembaca Kita”. Nama nabi Muhammad ternyata di tempatkan rangking 11, di bawah tokoh seperti Soeharto, Habibie, Soekarno, Iwan Fals, bahkan persis di bawah Arswendo Atmowiloto, Pemimpin Redaksi Monitor.  Akibat pemberitaan tersebut Tabloid Monitor dibredel oleh Menteri Penerangan saat itu, Harmoko. Bahkan kemudian sang pemimpin redaksi Arswendo, dijebloskan ke bui.  

Hasil polling yang kini, menjadi senjata ampuh bagi media massa untuk mengisi kolom-kolom beritanya, maupun program-program beritanya, memang berangkat dari hasil penelitian yang tingkat keakuratannya tak perlu diragukan. Tentunya, jika dilakukan dengan mematuhi serangkaian metode ilmiah untuk menghimpun pendapat masyarakat.

Namun, masyarakat tak boleh lengah memandang angka-angka hasil polling, yang seolah-olah berasal dari masyarakat. Pesanan-pesanan dari sejumlah elit partai untuk menempatkan tokohnya sebagai tokoh yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi, bukan tidak mungkin dilakukan.

Kemudian bahayanya, adalah hasil polling yang dikalim sebagai suara masyarakat tersebut, akan mengantarkan pilihan public terhadap calon yang akan dipilihnya pada Pemilu Raya tahun 2014 mendatang. Tingkat keakurtan sebuah angka, memang tidak perlu dipertanyakan. Namun yang perlu menjadi perenungan mendalam adalah apakah agka-angka tersebut adalah hasil pesanan?

Jangan sampai, masyarakat memilih pemimpin yang sebenarnya mereka tak mengenalnya sama sekali. Tentunya hanya karena ‘tuntunan’ hasil polling yang dilakukan sejumlah lembaga survey, tak terkecuali lembaga penyiaran tersebut. Bangsa ini sudah saatnya tak memilih pemimpin  bukan seperti membeli kucing di dalam karung tapi  diperlukan  sang “ mesias “ yang mampu mengembalikan niali tukar rupiah ke kondisi stabli, pemimpin yang memiliki kader jujur, adli, tegas, dan mampu mengatasi problema-problema bangsalah yang  kehadirannya ditunggu-tunggu masyakat .  (Altobeli Lobodally/kw)


Altobeli Lobodally, Mahasiswa Magister Komunikasi Universitas Mercu Buana, Jakarta  adalah pewarta warga

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada merchandise eksklusif dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya