Kisah Lebaran Kapolda Tito Diberondong Peluru

"Malam takbiran anggota kita satu pleton ditembaki. Pos polisi di Tanah Runtuh dibakar. Mobil Brimob juga dibakar."

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 17 Jul 2015, 06:43 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2015, 06:43 WIB
20150701-kapolda Metro Tito
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Lebaran telah tiba. ‎Seluruh umat Islam di penjuru dunia merayakannya dengan beragam cara. Ada yang merayakan bersama keluarga, sahabat, merayakan di kampung halaman, hingga menikmati Lebaran di tempat tugas.

Salah satunya Irjen Pol Tito Karnavian. Pria yang menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya ini merayakan Llebaran bersama jajarannya sambil menjalankan tugasnya melayani masyarakat.

Bukan kali ini saja, pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini merayakan Hari Raya Idulfitri sambil bertugas. Tito kerap merayakan Lebaran bersama keluarga besarnya di Korps Bhayangkara sejak ia bergabung 1987 silam.

Suka dan duka pernah ia rasakan selama bertugas sebagai abdi negara. Termasuk saat merayakan Lebaran di medan tugas. Salah satunya saat dia menjabat sebagai Kasubden Penindak Densus 88 Antiteror Polri 2006 lalu.

"‎(Lebaran) yang berat itu pas tugas operasi di Poso. Malam takbiran anggota kita satu pleton ditembaki. Pos polisi di Tanah Runtuh dibakar. Mobil Brimob juga dibakar," cerita Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 16 Juli 2015.

Suasana mencekam tak cukup sampai di‎ situ. Ketegangan di tengah Kota Poso bertahan hingga usai pelaksanaan salat Id.

"Habis salat Id ada kejadian lagi. Ada anggota polisi di Poso yang baru saja lulus akademi. Meski berpakaian preman, dia distop karena menggunakan kendaraan dinas. Dia ditusuk dan dianiaya hingga tewas," kenang Tito.

‎"Hari itu, kami benar-benar enggak bisa merayakan Lebaran yang sebenarnya."

Bukan hanya ketegangan. Tito juga menceritakan pengalaman Lebarannya yang mengasyikkan saat bertugas di kepolisian. Saat itu ia tengah menjabat sebagai Kapolda Papua tahun 2012 lalu.‎ Polisi di sana bisa merayakan hari kemenangan dengan nyaman.

"Lebaran yang paling enak itu saat bertugas di Papua.‎ Karena di sana tidak ada arus mudik. Nggak ada arak-arakan. Di sana Lebaran nyaman sekali bagi polisi," tutur Tito.

Mantan Kepala Densus 88 Antiteror ini menuturkan, keramaian yang terjadi di Papua justru saat perayaan Natal. Karena mayoritas penduduknya beragama Kristen.

"Kalau di sana ramainya saat perayaan Natal. Natal di sana selama seminggu juga aman," terang Tito.

Menu Favorit

Urusan kuliner Lebaran, Tito mengaku paling ‎doyan opor ayam. Namun bukan sembarang opor ayam. Menu itu harus dilengkapi dengan sambel spesial kesukaan Jenderal bintang dua itu.

‎"Paling suka opor ayam sama ketupat. Tapi sambelnya khusus, harus sambel goreng yang ada udang keringnya. Plus pete," ungkap Tito.

Menu favorit tersebut, lanjut Tito, ‎biasanya disiapkan oleh sang tante tercinta. "Istri saya nggak bisa masak. Biasanya yang bikinin tante saya. Nanti dia kirim ke saya," ujar Tito. (Nfs/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya