Liputan6.com, Jakarta - Sebagai seorang atlet, menjaga menu makanan sangat penting dilakukan, tak terkecuali saat bulan Ramadan. Si atlet harus benar-benar memastikan, menu yang dimakan saat berbuka dan sahur tidak berdampak buruk bagi permainannya.
Hal itu juga yang dilakukan pebulutangkis Indonesia, Ihsan Maulana Mustofa. Pebulutangkis berusia 20 tahun ini membeberkan menu makan dan minuman yang harus dibatasinya.
Baca Juga
- Tundukkan Petinju Argentina, Daud Yordan Rebut Sabuk WBA
- Serena Williams Takluk, Muguruza Juara Prancis Terbuka 2016
- MotoGP Catalunya: Marquez Pole Position, Rossi Tercecer
"Dari tim pelatih diminta jangan terlalu banyak makan pedas dan minum es. Tetap boleh tapi jangan sering-sering," kata Ihsan di Istora Senayan, Jakarta ketika tampil di Indonesia Open 2016.
Ihsan menuturkan, dua hal tersebut memang sangat menjadi perhatian terutama setelah dirinya menjadi atlet bulutangkis. Dia mengungkapkan, saat belum menjadi atlet, terutama atlet pelatnas, dirinya bisa memakan berbagai menu.
Lebih lanjut, Ihsan juga mengungkapkan cara yang dia lakukan agar kondisinya tetap prima saat berpuasa. Menurut dia, pengaturan waktu latihan sangat penting agar performa tidak menurun.
Ihsan mengungkapkan, di pelatnas Cipayung, para pelatih sangat fleksibel dalam menentukan waktu latihan ketika berbuka. Hal itulah yang dimanfaatkan Ihsan untuk menjaga kondisi tetap prima.
"Kalau mau puasa, paginya saya ngomong dengan pelatih. Kalau hari ini puasa, saya latihan malam dan siangnya saya latihan tidak terlalu berat," ujar Ihsan.
Kendati demikian, Ihsan mengaku tidak memaksakan diri andai dirinya tidak kuat berpuasa. Apalagi, jika ada turnamen yang bertepatan dengan bulan Ramadan, semisal Australia Open yang akan digelar bulan Juni ini.
"Selepas ini (Indonesia Open) saya langsung ke Australia. Kalau dari saya yang penting niat puasa dulu. Toh ini membela negara. Kalau nanti gak kuat gak apa-apa, yang penting nanti utang puasanya dibayar," kata Ihsan.