Liputan6.com, Zagreb - Berbeda dengan Indonesia, warga Kroasia jalani puasa selama 19 jam. Namun, suasana bulan Ramadan di negara ini tidak ada bedanya dengan bulan-bulan lain. Toko dan sejumlah kedai kopi di pinggir jalan buka seperti biasa. Walau Islam merupakan agama minoritas, tetapi toleransi umat beragama di Kroasia sampai saat ini terpelihara dengan baik.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (16/6/2017), kendati minoritas, pertambahan populasi muslim di sini terbilang cepat dan dinamis. Saat ini, terdapat 17 masjid dan dua pusat tempat pembelajaran Islam, yaitu di ibukota Zagreb dan Rijeka.
Zagreb memiliki masjid terbesar di Eropa yang dibangun 1987 dan juga merupakan Islamic Center pertama di Kroasia. Kebanyakan umat muslim di sana adalah pendatang yang berasal dari Bosnia Herzegovina, Afganistan dan beberapa negara lainnya.
Advertisement
Bagi umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa di Kroasia terasa cukup berat. Mereka menjalankan ibadah puasa sahur pukul 2.00 pagi dan berbuka pukul 9.00 malam waktu setempat, atau sekitar 19 jam. Hal ini ditambah sulitnya mencari makanan yang halal untuk panganan berbuka puasa.