Mengenal Lampah Kuning, Warisan Budaya Asal Bangka Belitung

Di Bangka Belitung ada makanan yang masuk dalam warisan budaya tak benda oleh pemerintah. Lampah kuning namanya.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 27 Mei 2018, 17:40 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2018, 17:40 WIB

Fokus, Bangka Belitung - Di Provinsi Bangka Belitung ada makanan khas yang terbuat dari ikan dengan kuah asam pedas yang pas jika  dijadikan menu berbuka puasa. Lampah kuning namanya.  

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Minggu (27/5/2018), banyak rumah makan yang menyajikan menu lampah kuning salah satunya di kawasan Simpang Empat kantor gubernur Bangka Belitung.  

Bahan utama membuat lampah kuning adalah ikan segar. Biasanya ikan tenggiri atau ikan ketarap. Ikan ini nantinya diberi bumbu seperti bawang putih, asam jawa, terasi, lengkuas, cabai, kunyit, bawang merah, dan kemiri.  

Cara membuatnya, ikan dipotong lalu direbus. Setelah 10 menit, ikan dipindahkan ke dalam kuah yang sudah dicampur bumbu yang dihaluskan. Hal ini dilakukan agar kuah ikan tidak terlalu berbau amais. Tunggu sampai mendidih dan lampah kuning siap disajikan.  

Jika proses merebusnya pas, daging ikan tidak akan hancur dan akan kenyal. Jika dicicipi, bumbunya meresap sampai ke dalam ikan.  

Lampah kuning banyak diminati untuk menu berbuka puasa, baik warga Bangka maupun pendatang.  

"Rasanya segar dan mantap. Cocok untuk menu buka puasa," ujar Dewi, konsumen lampah kuning.  

Saat bulan Ramadan, permintaan lampah kuning meningkat. "Omzet stabil tetapi saat bulan Ramadan orang sering buka puasa bersama," ungkap Adox juru masak dan pengelola restoran lampah kuning.  

Lampah kuning merupakan kuliner Bangka Belitung yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh pemerintah pada tahun 2015. Untuk menikmati satu porsi lampah kuning, Anda harus merogok kocek Rp 50 ribu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya