Santri Lebak Kaji Kitab Kuning Selama Bulan Suci Ramadan

Para santri yang memperdalam kitab kuning saat bulan suci Ramadan itu datang dari berbagai daerah di wilayah Kabupaten Lebak hingga Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2018, 22:40 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2018, 22:40 WIB
Belajar Kitab Kuning
Beberapa santri memaknai Kitab Kuning saat mengaji 'Kilatan Kitab' di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Senin (21/5). Ngaji kitab kuning ini merupakan tradisi di pondok pesantren pada saat bulan Ramadan. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Lebak - Sepanjang bulan Ramadan, para santri di sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Lebak, Banten, mendalami kitab kuning. Mereka juga melakukan kajian terhadap kitab kuning.

"Pengkajian untuk memperdalam kajian kitab kuning sudah menjadikan tradisi selama bulan Ramadan," ucap pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Assayfiyah, Rangkasbitung, KH Deden Alfiansari, di Lebak, Sabtu, 26 Mei 2018, dilansir Antara.

Para santri yang memperdalam kitab kuning saat bulan suci Ramadan itu datang dari berbagai daerah di wilayah Kabupaten Lebak hingga Jakarta. Pengajian khusus kitab kuning tersebut melalui coretan dengan menggunakan tinta untuk memaknai isi kitab itu.

Sebab, kitab kuning atau kitab gundul karena huruf-hurufnya belum memiliki tanda baca dzoma, fathah, dan kasrah. Selain itu, makna harfiah bisa berubah dan perlu pengkajian khusus serta diskusi, sehingga mereka memiliki kompetensi di bidang pengetahuan agama Islam.

Metode pengajian khusus itu setelah kiai atau ulama menyampaikan kajian kitab kuning kepada santri atau peserta didiknya. Pengkajian kitab kuning, antara lain ilmu fikih, akidah, tasawuf, Ibadah, muamalah, dan tafsir Alquran.

Pendalaman ilmu fikih, Deden menjelaskan, seperti Kitab Fathul Muin, tasawuf Kitab Nasuhaibad, tafsir Alquran Kitab Jalalen, dan ilmu kalimat bahasa Arab Kitab Alfiyah dan Nahu.

"Kami berharap pengkajian kitab kuning diharapkan santri mampu membaca kitab gundul dengan benar juga memaknainya," katanya.

Ahmad Yadi, seorang santri warga Jakarta mengaku bahwa dirinya setiap bulan Ramadan mengikuti pengajian khusus kitab kuning di Ponpes Assayfiyah, Rangkasbitung. Apalagi dia juga lulusan di ponpes tersebut.

Pengkajian kitab kuning itu untuk menambah wawasan juga pengetahuan yang lebih mendalam khususnya di bidang ilmu figh dan ibadah. "Kami berharap pengajian kitab kuning selama Ramadan dapat meningkatkan keilmuan di bidang agama Islam," ujarnya.

Sementara, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Encep Muhyi menyebutkan pengajian kitab kuning pada bulan suci Ramadan kebanyakan diselenggarakan oleh ponpes tradisional atau salafi.

Saat ini, jumlah ponpes di Kabupaten Lebak tercatat 1.122 ponpes dengan sistem pembelajaran salafi dan modern. "Hampir semua desa di Lebak memiliki ponpes, sehingga mendukung program pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya