4 Hikmah Ramadhan bagi Umat Islam, Paling Utama Menggapai Derajat Takwa

Hikmah Ramadhan begitu agung.

oleh Rizzaq Aynur Nugroho diperbarui 01 Mei 2019, 08:42 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 08:42 WIB
Ilustrasi Masjid (Istimewa)
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan sebentar lagi datang. Umat Islam akan menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Banyak hal positif yang bisa diperoleh dari ibadah menjalankan puasa. Hikmah Ramadhan tidak hanya bagi umat Islam yang menjalankannya, melainkan juga menyebar ke sesama manusia dan alam.  

Bulan Ramadhan memang bulan istimewa. Dalam bulan tersebut banyak sekali anugerah yang diberikan Allah SWT kepada umat yang menunaikan puasa. Pahala yang diberikan Allah juga maha besar. 

Dalam hadits Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam disebutkan: “Allah subhanahu wata’ala berfirman, ‘Setiap amal kebaikan memiliki balasan pahala sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali lipat kecuali ibadah puasa , karena sesungguhnya puasa itu adalah untukku dan aku yang akan membalaskan pahalanya’." (HR. Bukhari).

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tentang hikmah Ramadhan yang perlu kamu ketahui Rabu (1/5/2019).

1. Upaya Menggapai Derajat Takwa

Semua ibadah adalah untuk meningkatkan takwa. Dan bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk menggapai derajat takwa tersebut. Hal itu sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Baqoroh ayat 183:

Allah Ta’ala berfirman, 

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

Ayat diatas menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa. Dan puasa adalah sebab meraih derajat yang mulia ini. Oleh karena itu sebagai muslim jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan besar di bulan Ramadhan ini.

Kenapa? Karena dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Dan inilah yang sebenarnya dimaksud dengan takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai hal berikut.

Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap larangan, diantaranya makan, minum, berjima’ dengan istri di siang hari dan sebagainya. Di lain bulan Ramadhan, apa apa yang dilarang bukanlah larangan. Sehingga umat Islam benar-benar diuji untuk melaksakan perintah dan menjauhi larangan. 

Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah.

Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. 

2. Meninggalkan Kesenangan Dunia

Ilustrasi Masjid (Istimewa)
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Saat menjalankan ibadah puasa, seseorang akan berusaha meningkatkan takwa. Nah, caranya adalah melaksakan perintah dan menjauhi larangan. Dalam berpuasa umat Islam diminta untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena Allah. Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman

“Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku”.

Ketika seseorang mampu meninggalkan kesenangan duniawi, maka dia mampu mengendalikan jiwanya. Rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika  berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Dengan menjalankan puasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan.

Selain itu, saat berpuasa seseorang akan sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allah. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah.

3. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik

Di bulan Ramadhan tentu saja setiap muslim harus menjauhi berbagai macam maksiat agar puasanya tidak sia-sia. Selain itu juga agar tidak mendapatkan lapar dan dahaga saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.” 

Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang berusaha menjaga lisannya dari rasani orang lain (baca: ghibah), dari berbagai perkaataan maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan hal-hal yang sia-sia. 

Oleh karena itu, puasa adalah usaha menjadi diri yang lebih baik terus menerus. Yakni dengan berusaha sekuat tenaga menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

4. Saatnya berbagi dengan si miskin dan merasakan penderitaan mereka

Ketika seseorang menjalankan puasa, ia akan merasakan lapar sebagaimana laparnya orang miskin. Puasa akan menyebabkan seseorang lebih menyayangi si miskin. Karena orang yang berpuasa pasti merasakan penderitaan lapar dalam sebagian waktunya. Keadaan ini pun ia rasakan begitu lama.

Akhirnya ia pun bersikap lemah lembut terhadap sesama dan berbuat baik kepada mereka. Dengan sebab inilah ia mendapatkan balasan melimpah dari sisi Allah. 

Begitu pula dengan puasa seseorang akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang miskin, fakir, yang penuh kekurangan. Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang dirasakan oleh mereka-mereka tadi. Inilah yang menyebabkan derajatnya meningkat di sisi Allah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya