Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana memberangkatkan para petugas haji 2019, melalui dua tahap. Tahap pertama, petugas akan berangkat pada 4 Juli 2019 atau tiga hari sebelum keberangkatan jamaah haji gelombang satu kloter pertama, pada 7 Juli 2019.
Pada tahap pertama ini, petugas yang berangkat yang masuk dalam daerah kerja (Daker) Bandara dan Madinah. Mereka akan bertugas sekitar 74 hari kerja.
Baca Juga
Kemudian pemberangkatan tahap kedua, adalah petugas haji yang tergabung dalam Daker Makkah. Rencananya para petugas akan berangkat pada 8 dan 9 Juli 2019. Mereka akan bertugas sekitar 62 hari kerja.
Advertisement
Ini diungkapkan Ketua Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440 H/2019 M Ahmad Jauhari di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
"Sebelumnya para petugas akan masuk ke Asrama Haji Pondok Gede pada tanggal 3 Juli terlebih dulu, kemudian berangkat pada tanggal 4 Juli," jelas dia.
Kasubdit Bina Petugas Haji Kementerian Agama tersebut menjelaskan, sebelum pemberangkatan para petugas haji sudah melalui pembekalan di Asrama Haji Pondok Gede, usai dinyatakan lolos proses seleksi.
Sebanyak 1.108 petugas haji mengikuti pembekalan selama 10 hari. Pembekalan berlangsung mulai 23 April sampai 2 Mei 2019.
Pembekalan dikatakan merupakan bagian dari rangkaian perekrutan petugas haji, yang bertujuan mencari petugas yang memiliki kompetensi dan komitmen dalam menjalankan tugas.
Adapun materi yang diberikan saat pembekalan, yaitu terkait dengan kebijakan penyelenggaraan haji, teknis penyelenggaraan haji, dan kesehatan haji. Kemudian, pembekalan juga memberikan materi yang membangun sikap, karakter, dan mental petugas.
"Kami bersyukur dalam rentang 10 hari ini proses pembekalan berjalan dengan baik," kata Jauhari.
Hal ini dikatakan terlihat pada tingkat pemahaman para petugas yang mengacu pada hasil tes. Selain membekali dengan teori di kelas, para petugas juga menjalani simulasi gladi posko.
Jemaah Haji Indonesia Akan Tempati Hotel di Wilayah Markaziyah Madinah
Seluruh hotel yang akan ditempati jemaah haji Indonesia berada di wilayah Markaziyah (kawasan terdekat Masjid Nabawi) di Madinah. Hal ini ditegaskan Menag Lukman Hakim Saifuddin usai meninjau persiapan layanan akomodasi bagi jemaah haji di Kota Madinah Al Munawwarah.
"Alhamdulillah semua pemondokan jemaah haji Indonesia berada di area markaziyah dengan titik terjauh sekitar 600 meter dari Masjid Nabawi," kata Menag Lukman di Madinah, Rabu (1/5/2019) waktu setempat.
Peninjauan layanan ini dilakukan bersama dengan Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nilla F Moeloek, Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, didampingi tim penyedia layanan akomodasi.
"Apresiasi kita sampaikan untuk tim akomodasi. Meski ada tambahan kuota 10 ribu, mereka berhasil menyewa seluruh hotel jemaah di wilayah Markaziyah," tutur Menag.
"Total ada 107 hotel di Madinah yang disewa. Sebanyak 57 hotel disewa full musim dan 50 blocking time," lanjutnya.
Apresiasi juga disampaikan Menko PMK Puan Maharani. Menurutnya, persiapan layanan akomodasi bagi jemaah Indonesia di Madinah sudah bagus dan sesuai standar.
"Kamarnya sudah bagus dan saya kira sangat layak untuk memfasilitasi jemaah haji supaya ibadahnya bisa semakin khusyuk," kata Puan saat melihat kamar hotel dan fasilitas yang ada di dalamnya.
Sementara itu, ketua tim penyiapan akomodasi pemondokan Rudi N Ambary menjelaskan, sejak awal bertugas, timnya berupaya mendapatkan penginapan di daerah markaziyah semua. Hal sama dilakukan saat menerima arahan tentang adanya tambahan kuota 10 ribu. Tim segera bergerak untuk menyewa hotel-hotel yang masih ada di wilayah Markaziyah.
"Alhamdulillah, seperti tahun sebelumnya, tim bisa menyewa hotel di area markaziyah semua," tandasnya.
Sebelumnya, tim penyedia layanan akomodasi juga sudah menyelesaikan sewa 163 hotel di Makkah. Saat ini, masih berproses untuk penyediaan tambahan lima hotel lagi di kota kelahiran Nabi itu.
Advertisement