Liputan6.com, Jakarta Setiap umat muslim tentu tahu bahwa sholat merupakan hal yang wajib dikerjakan. Sholat bahkan dikatakan sebagai tiang agama Islam. Hal ini tertulis dalam Hadis riwayat Al Baihaqi yang berbunyi:
“Sholat adalah tiang agama, maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu.”
Advertisement
Baca Juga
Sholat bisa dilakukan seorang diri atau dengan berjemaah. Namun, ada baiknya kita menjalankan sholat dengan cara berjemaah. Pasalnya dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda bahwa “Shalat berjemaah lebih utama 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis tersebut kita dapat melihat dengan jelas, sangat disayangkan jika seorang umat muslim melewatkan sholat berjemaah karena pahala yang didapatkan jauh berbeda.
Tata cara sholat berjemaah
Tata cara sholat berjemaah umumnya memiliki urutan sama seperti sholat munfarid (sendiri). Hanya saja perbedaannya terdapat pada tata cara makmum dalam mengikuti gerakan dan bacaan imam. Selebihnya, urutan sholat berjamaah sama dengan sholat munfarid.
Yang paling terpenting ketika mengerjakan sholat jemaah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya ialah posisi makmum. Pasalnya, posisi makmum tergantung dari jumlahnya. Untuk lebih jelas berikut rangkumannya.
Advertisement
Makmum 1 orang
Jika sholat berjemaah hanya diikuti oleh 1 orang makmum, maka makmum disunnahkan untuk berdiri di samping kanan imam. Tumit kakinya tidak boleh mendahului tumit kaki imam, karena dalam shalat jemaah, posisi imam harus di depan makmum.
Lantas, bagaimana bila ada tambahan jemaah baru? Jemaah baru tersebut hendaknya berdiri di belakang imam, kemudian makmum yang berada di sebelah kanan imam mundur dan berdiri dekat makmum yang baru.
Makmum lebih dari 1 orang
Jika dalam sholat berjemaah terdapat lebih dari 1 atau banyak makmum, maka makmum harus berada persis di belakang imam.
Penjelasan ini sebagaimana disebutkan dalam hadis :
“Rasulullah SAW berdiri untuk shalat. Saya datang sembari berdiri di sebelah kirinya. Beliau lalu menarik tanganku dan dibawanya berputar hingga saya berada di sebelah kananya. Kemudian datang Jabir bin Shakhar dan berdiri di sebelah kiri Rasulullah SAW, maka tangan kami pun ditarik oleh beliau hingga berdiri tepat di belakangnya.” (HR: Muslim dan Abu Daud).
Advertisement
Niat sholat berjemaah
Sebelum melakukan sholat berjemaah, baik imam dan makmum harus membaca niat sholat berjemaah yaitu sebelum takbiratul ikhram. Berikut ini adalah niat sholat berjamah yang harus dibaca oleh imam, dengan perumpamaan sholat dzuhur:
“Ushollii fardhosh dhuhri arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an imaamaa lillaahi ta'aala.”
Artinya: “Ya Allah saya niat mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat, sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
Bacaan niat sholat berjamaah bagi makmum:
“Ushollii fardhosh dhuhri arba'a raka'aatim mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aala.”
Artinya: “Saya niat mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta’ala.”