Liputan6.com, Jakarta Bulan Syawal sama istimewanya dengan bulan Ramadan. Ada puasa sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan ini. Puasa Syawal, yang pahalanya seperti satu tahun penuh berpuasa. Tata cara melaksanakan puasa Syawal harus diperhatikan dengan saksama.
Baca Juga
Advertisement
Tata cara melaksanakan puasa Syawal, yakni setelah bulan Ramadan. Tepatnya pada bulan Syawal setelah Lebaran. Waktu pelaksanaannya hanya 6 hari menurut sunnah Nabi Muhammad SAW. Di mulai pada tanggal 2 Syawal, sehari setelah Idulfitri.
Jika ingin melaksanakan tata cara melaksanakan puasa Syawal sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW, lakukan 6 hari berturut-turut. Namun, tetap perhatikan untuk tidak berpuasa pada hari Jumat. Terkecuali bagi yang mengiringi puasa pada hari Kamis atau Sabtu. Selain puasa, ada amalan sunnah lain di bulan Syawal yang dianjurkan. Salat Idulfitri, itikaf, silaturahmi, dan menikah.
Berikut Liputan6.com ulas tata cara melaksanakan puasa Syawal dan amalan sunnah lain di bulan Syawal dari berbagai sumber, Kamis (21/5/2020).
Hukum dan Niat Puasa Syawal
Hukum
Puasa syawal memiliki hukum mustahab (sunnah). Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang puasa Ramadan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapat pahala puasa setahun penih”. (HR Muslim no. 1164).
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan bahwa, “Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab menurut mayoritas para ulama”. (Al-Mughni, 3/176).
Niat
Untuk memantapkan hati, dianjurkan bagi kamu yang ingin menjalankan puasa Syawal dengan melafalkan niatnya. Berikut ini lafal niat puasa Syawal 6 hari.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. Artinya,
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Bagi kamu yang mendadak di pagi harinya ingin mengamalkan puasa Syawal ini, tentunya juga diperbolehkan baginya untuk berniat sejak kamu berkehendak puasa sunah. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Sedangkan untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Oleh karena itu, dianjurkan juga untuk melafalkan niat puasa syawal 6 hari di siang hari. Berikut lafalnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Advertisement
Tata Cara Melaksanakan Puasa Syawal
1. Puasa Syawal dilakukan 6 hari di bulan Syawal
Tata cara melaksanakan puasa Syawal pertama. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keutamaan puasa Syawal akan didapatkan dengan melaksanakan puasa selama 6 hari di bulan Syawal. Puasa 6 hari di bulan Syawal ini sebaiknya dilakukan secara berurutan, namun boleh juga tidak.
Selain itu, puasa Syawal juga disarankan untuk dilaksanakan sehari setelah hari raya Idulfitri atau disegerakan, namun boleh juga tidak disegerakan asal masih di bulan Syawal.
2. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idulfitri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal
Tata cara melaksanakan puasa Syawal kedua. Puasa 6 hari di bulan Syawal tidak berlaku lagi bila dilakukan di bulan lainnya. Selain itu, waktu puasa Syawal ini lebih utama bila dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idulfitri.
Namun tidak apa-apa bila dilaksanakan di hari lain asalkan masih di bulan Syawal. Menyegerakan waktu puasa Syawal di hari kedua bulan Syawal menunjukkan i’tikad baik dalam bersegera untuk melakukan kebaikan.
3. Lebih utama dilakukan secara berurutan namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan
Tata cara melaksanakan puasa Syawal ketiga. Waktu puasa Syawal juga lebih utama bila dilaksanakan secara berurutan dalam 6 hari. Namun tidak apa-apa juga bila dilaksanakan tidak secara berurutan asalkan masih di bulan Syawal.
Dengan melaksanakan Waktu Puasa Syawal secara berurutan dalam 6 hari, menunjukkan bahwa seorang umat islam berlomba-lomba dalam melaksanakan perintah Allah SWT.
4. Menunaikan puasa ganti terlebih dahulu agar mendapatkan keutamaan puasa Syawal
Tata cara melaksanakan puasa Syawal keempat. Namun bila seorang umat Islam memiliki puasa Ramadan yang harus diganti karena berbagai hal yang dibolehkan pada bulan Ramadan, maka ia wajib mengganti puasa tersebut terlebih dahulu. Hal ini agar waktu puasa Syawal dilaksanakan, maka keutamaannya akan ikut didapatkan karena telah menyempurnakan puasa ramadan.
Bahkan mengganti puasa ramadan lebih utama hukumnya dari puasa 6 hari di bulan Syawal, karena puasa ramadan adalah puasa wajib. Bila seorang muslim tidak menyelesaikan atau mengganti puasa ramadannnya yang batal terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal, maka keutamaan puasa Syawal tidak bisa didapatkan.
Pahala Puasa Syawal
Keterangan mengenai pahala puasa Syawal tertuang pada dalil shahih yang berbunyi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Berdasarkan Syarah Nawaawi 'ala Muslim juz 7 halaman 56 disebutkan, alasan menyamakan pahala enam hari Syawal dengan puasa setahun lamanya berdasarkan nilai pahala kebaikan yang diberikan dilipatkan hingga 10 kali ganjaran.
Perhitungannya adalah 1 bulan Ramadan, 30 hari x 10 = 300 hari. Adapun 6 hari di bulan Syawal menyamai dua bulan lainnya (6 x 10 = 60 hari atau 2 bulan). Jadi total 360 hari kita mendapatkan pahala puasa.
Jadi pahala puasa Syawal selama enam hari sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh. Pahala puasa Syawal ini menjadi penyempurna puasa Ramadan.
Pahala ini didapatkan bagi orang yang telah menyempurnakan puasa Ramadan sebulan penuh dan telah mengqadha puasa Ramadhan jika ada yang ditinggalkan. Maka bagi yang mempunyai utang puasa Ramadan diharuskan membayar utang puasanya dulu.
Namun, siapa saja yang berpuasa Syawal sebelum membayar utang puasa Ramadannya, puasanya masih sah. Asalkan setelahnya tetap membayar utang tersebut.
Advertisement
Manfaat Puasa Syawal
1. Manfaat puasa Syawal setelah Ramadan akan menyempurnakan ganjaran berpuasa setahun penuh.
2. Puasa Syawal dan puasa Sya’ban seperti halnya salat rawatib qobliyah dan ba’diyah. Amalan sunah seperti ini akan menyempurnakan kekurangan dan cacat yang ada dalam menjalan amalan wajibnya. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dalam menjalankan amalan wajib. Nah, pada amalan sunah inilah yang nanti akan menyempurnakannya.
3. Kalau kamu membiasakan diri untuk berpuasa setelah puasa Ramadan, maka akan diterima seluruh amalan puasa Ramadan kamu. Karena apabila Allah SWT menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya.
4. Manfaat puasa Syawal lainnya adalah akan mendapatkan pahala pada hari hari raya Idulfitri yang merupakan hari pembagian hadiah. Maka dengan membiasakan puasa setelah Idulfitri ini merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tidak ada nikmat yang lebih baik dari pengampunan dosa-dosa.
5. Di antara manfaat puasa Syawal 6 hari adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.
Amalan Sunnah di Bulan Syawal
Salat Idulfitri
Ibadah sunah ini berlaku pada setiap Muslim baik baligh maupun belum, wanita suci atau berhadas besar, dewasa hingga anak-anak.
Dalam sebuah hadis, Ummu 'Athiyah berkata,
" Nabi SAW memerintahkan kepada kami pada saat sholat Id (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haid. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haid untuk menjauhi tempat shalat."
Itikaf
Meski telah usai bulan Ramadan, dianjurkan untuk setelahnya tetap melakukan itikaf. Ibnul Qayyim menyebut tujuan pensyariatan iktikaf yaitu agar hati sibuk memikirkan Allah SWT. Sehingga, hati dipenuhi cinta kepada Allah. Selain itu, bersemangat meraih kemuliaan dan ketenangan hati.
Silaturahmi
Silaturahmi mengandung keutamaan baik dari pahala maupun umur. Selain itu, memupuk kasih sayang dan menyambung rezeki.
Dalam hadis riwayat Bukhari dari Ibnu Umar RA disebutkan,
" Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya."
Menikah
Menikah juga jadi amalan sunah Syawal. Syariat menikah pada bulan Syawal ditetapkan Rasulullah Muhammad SAW untuk membantah anggapan orang Arab jahiliah yang menyebut menikah di bulan Syawal membawa kesialan.
Hal itu tercantum dalam hadis riwayat Muslim dari Aisyah RA.
" Rasulullah SAW menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan Ayawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah SAW yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?" (Perawi) berkata, " Aisyah RA dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal."
Advertisement