Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 10 hari lagi umat Muslim akan tiba pada penguhujung Ramadan dan merayakan Lebaran atau Idulfitri. Hidangan khas Lebaran sudah pasti tersaji. Mulai dari ketupat, sayur labu atau pepaya, hingga opor ayam. Rata-rata menggunakan santan kelapa sebagai bahan.
Masakan bersantan kerap dikaitkan dengan peningkatan kolesterol. Lalu adakah cara aman mengolah masakan bersantan?
Baca Juga
Ahli gizi Christina Andhika Setyani mengatakan, makanan apa pun yang mengalami pemanasan berulang pasti mengurangi nilai gizinya, bahakn bisa memengaruhi kesehatan tubuh.
Advertisement
Mengenai masakan bersantan yang identik dengan sajian khas Lebaran, jika dipanaskan terlalu sering atau mengalami proses pemanasan yang panjang akan mengubah kandungan lemak di dalamnya menjadi lemak jenuh.
"Lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke," kata Christina beberapa waktu lalu.
Â
Hindari Dipanaskan Berkali-Kali
Ada trik agar makanan bersantan aman bagi tubuh, jelas Christina. Pertama, yang bisa dilakukan yakni menuang santan paling akhir dalam proses memasak.
"Memasak santan sebenarnya tidak perlu terlalu lama, karena jika santan dimasak terlalu lama maka santan akan mengeluarkan minyak dan lapisan minyak inilah yang berbahaya karena mengandung lemak jenuh," katanya dalam pesan elektronik.
Alangkah baiknya, kata Christina, membuat makanan bersantan untuk satu kali santap saja. Sehingga, meminimalisasi proses pemanasan yang berulang.
Bila memang harus dipanaskan, sebisa mungkin dengan panas minimal. Sehingga tidak terbentuk lapisan minyak di atasnya.
Saat makan makanan bersantan seperti saat Lebaran, jangan lupa mengimbanginya dengan makan makanan kaya serat dua kali lebih banyak dari biasanya serta mengonsumsi air putih yang cukup. Pastikan juga tetap melakukan aktivitas fisik.
Advertisement