Liputan6.com, Jakarta Mengenal wirid adalah dalam ajaran agama Islam bagian dari zikir yang diucapkan sesudah menunaikan ibadah salat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wirid adalah kutipan-kutipan Al-Qur’an yang ditetapkan untuk dibaca umat Islam. Keutamaan membaca wirid adalah mirip dengan keutamaan berzikir, menyempurnakan ibadah salat.
Baca Juga
Advertisement
Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Lahab ayat 41 memerintahkan hambanya untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Zikir setelah salat, zikir pagi petang, dan lain sebagainya. “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).
Wirid adalah amalan baik bagian dari zikir yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW membuat sebuah perumpamaan, bahwa orang yang berzikir dengan yang tidak bagaikan hidup dan mati. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah SAW, “Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati.”
Menguatkan amalan baik wirid adalah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Rasulullah SAW, “Tiada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah di mana dengan perbuatan itu mereka tidak menginginkan apa pun selain diri-Nya, melainkan penghuni langit akan berseru kepada mereka, Bangkitlah, kalian telah diampuni. Keburukan-keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan.”
Inilah mengapa bacaan wirid adalah mirip dengan bacaan zikir sehari-hari, karena wirid bagian darinya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau Rasulullah SAW mengajarkan bacaan zikir atau wirid adalah baik dilakukan setelah salat lima waktu, berupa tahmid, takbir, hingga kalimat tauhid.
Berikut Liputan6.com ulas lebih dalam tentang wirid adalah zikir sesudah salat, Sabtu (4/12/2021).
Hukum Membaca Wirid
Bacaan wirid adalah terdiri dari tiga lafaz berupa Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar. Persis seperti yang biasa dijumpai di masjid-masjid, sebelum mewiridkan ke tiga bacaan tersebut, ada bacaan awal sebagai muqadimahnya dan ada bacaan akhir sebagai setelahnya.
Dalam jurnal penelitian berjudul Konsep Wirid Qur’ani (Studi Atas Kitab AlMa’surat Karya Hasan Al-Bana), Tsauban bercerita ”Jika Rasulullah Shallahu’alaihiwasallam selesai salat beliau beristighfar tiga kali."
Zikir atau wirid adalah sangat penting karena di antara fungsinya adalah sebagai penyempurna dari kekurangan ibadah salat. Zikir setelah menunaikan ibadah salat fardu adalah perintah langsung dari Allah SWT, meskipun dalam keadaan genting sekalipun, seperti keadaan perang.
Al-Walid (salah satu perawi hadis) bertanya kepada Al Auza’I, bagaimana kah redaksi istighfar beliau? ”Astaghfirullah, Astaghfirullah, jawab Al-Auza’i: “Tidak akan meremehkan wirid, kecuali orang yang bodoh. Sebab Allah (Al-Warid) akan diperoleh di akhirat.
Sedangkan Al-Wirid akan selesai dengan musnahnya dunia. Paling baik yang diperhatikan oleh manusia adalah yang tidak pernah musnah.
Wirid yang menjadi perintah Allah kepadamu, serta karunia yang akan terima, adalah merupakan hajatmu sendiri kepada Allah SWT. Di manakah letaknya perbedaan antara perintah Allah SWT kepadamu dengan pengharapan kalian kepada-Nya.”
Advertisement
Bacaan Wirid dan Latinnya
1. Bacaan wirid adalah yang pertama istighfar tiga kali
سْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمَ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ×٣
2. Bacaan wirid adalah yang kedua memuji Allah SWT
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام
Ini berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim. Dalam riwayat lain sebagaimana dikutip Bidâyatul Hidâyah adalah:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ
3. Bacaan wirid adalah yang ketiga membaca tauhid:
اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Bacaan ini bisa kita temukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam Muslim (muttafaqun ‘alaih). Dalam Bidâyatul Hidâyah disebutkan:
اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَآدَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
4. Bacaan wirid adalah yang keempat berdoa agar diberi kemampuan untuk mengingat, bersyukur, dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT.
اَللَّـهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. (HR Abu Dawud).
5. Bacaan wirid adalah yang kelima membaca tauhid tiga kali setelah salat fardu, khusus maghrib dan subuh sepuluh kali.
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
6. Bacaan wirid adalah yang keenam memohon perlindungan dari siksa neraka sebanyak tujuh kali setelah salat maghrib dan isya.
اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ
7. Bacaan wirid adalah yang ketujuh membaca ayat Kursi.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
8. Bacaan wirid adalah yang kedelapan membaca surat al-Baqarah ayat 285-286.
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ، كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ، وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
9. Bacaan wirid adalah yang kesembilan disambung dengan penggalan dari surat Ali Imran.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ، قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
10. Bacaan wirid adalah yang kesepuluh membaca surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, Surat an-Nas, lalu Surat al-Fatihah.
11. Bacaan wirid adalah yang kesebelas membaca tasbih, hamdala, dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali.
سُبْحَانَ اللهِ ×٣٣ اَلْحَمْدُلِلهِ ×٣٣ اَللهُ اَكْبَرْ ×٣٣
12. Bacaan wirid adalah yang kedua belas ini dibaca 300 kali setelah salat subuh, 100 kali setelah salat isya, 50 kali setelah salat zuhur, 50 kali setelah salat ashar, dan 100 kali setelah salat maghrib.
اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُيُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِا للهِ الْعَلِـىِّ الْعَظِيْمِ. أَفْضَلُ ذِكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ
(Dibaca 300 kali ba'da shubuh, 100 kali ba'da isya, 50 kali ba'da dhuhur, 50 kali ba'da ashar, dan 100 kali ba'da maghrib)
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ
(dibaca ba'da shubuh 300 atau 100 kali) لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
13. Bacaan wirid adalah yang terakhir ditutup dengan doa sesuai dengan harapan atau keinginan masing-masing.