Liputan6.com, Bogor - Sujud menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V diartikan sebagai pernyataan hormat dengan berlutut serta menundukkan kepala sampai tanah. Definisi lain, sujud adalah berlutut serta meletakkan dahi ke lantai sambil membaca tasbih.
Dalam ajaran Islam sujud tidak hanya dilakukan pada saat sholat. Ada beberapa kondisi yang membuat sujud dilakukan oleh seorang muslim. Ini sejalan juga dengan banyaknya jenis sujud dalam Islam.
Salah satu sujud yang sering kita dengar adalah sujud syukur. Menurut KBBI V, sujud syukur dilakukan ketika seseorang memperoleh kenikmatan, keberhasilan, kegembiraan, dan terlepas dari kesulitan atau musibah.
Advertisement
Baca Juga
Dalam praktiknya, pelaksanaan sujud untuk mensyukuri nikmat seringkali dilakukan secara spontan. Contohnya, ketika pemain sepak bola mencetak gol selebrasinya dengan sujud. Atau ketika seseorang memperoleh beasiswa, tiba-tiba langsung melakukan sujud.
Pertanyaannya, apakah sujud-sujud tersebut dapat dikatakan sujud syukur? Bagaimana cara sujud syukur berdasarkan hadis nabi? Pertanyaan tersebut secara tidak langsung akan terjawab dalam uraian berikut yang berdasarkan beberapa hadis nabi.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Hadis Tentang Sujud Syukur
Mengutip situs resmi Muhammadiyah.or.id, pelaksanaan sujud syukur didasarkan pada beberapa hadis. Berikut hadis yang pertama.
“Diriwayatkan dari Abu Bakrah ra., bahwasanya Nabi SAW apabila datang sesuatu yang menggembirakan kepadanya ia tunduk dalam keadaan bersujud kepada Allah.” (HR. lima Imam Hadis kecuali an-Nasaa’i).
Berikut hadis kedua tentang sujud syukur.
“Diriwayatkan dari Al-Baraa’ bin ‘Azib ra., bahwasanya Nabi saw telah mengutus Ali ke Yaman, – maka tersebut dalam hadis, – ia berkata: Maka Ali menulis surat (kepada Nabi saw) yang memberitakan tentang masuk Islamnya penduduk Yaman. Maka tatkala Rasulullah saw membaca surat itu, beliau tersungkur dalam keadaan sujud sebagai tanda syukur kepada Allah atas peristiwa itu.” (HR. al-Baihaqi dan asalnya dari al-Bukhari).
Selain dua hadis di atas, ada juga hadis lain yang riwayat Imam Ahmad tentang sujud syukur. Dalam hadis ini disebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukan sujud yang cukup lama ketika ia mendapatkan kabar gembira dari Malaikat Jibril.
“Diriwayatkan dari Abdurrahman bin ‘Auf ra., ia berkata: Rasulullah saw pernah sujud dan lama sujudnya, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu bersabda: Sesungguhnya Malaikat Jibril telah datang kepadaku (membawa kabar), dan kabar itu menggembirakan hatiku, karena itu aku sujud sebagai tanda syukur kepada Allah.” (HR. Ahmad dan dinyatakan shahih oleh al-Hakim).
Advertisement
Cara Sujud Syukur
Menurut situs Muhammadiyah.or.id, tata cara sujud syukur secara khusus tidak ada jika merujuk pada hadis-hadis sebelumnya. Maka dari itu, ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang tata cara sujud syukur ini.
Dalam Subulus Salam jilid 1 halaman 211 diterangkan, sebagian ulama mengqiyaskannya kepada shalat biasa, dengan arti sebelum sujud syukur itu berwudhu lebih dahulu, kemudian takbir dengan menghadap ke kiblat, kemudian sujud dan berdoa dan diakhiri dengan salam.
Sementara itu, pendapat lain menyatakan bahwa sujud syukur tidak mesti berwudhu dahulu, tidak perlu menghadap kiblat dan dapat dilakukan di sembarang tempat. Menurut pendapat ini, sujud syukur dilakukan sekali, tanpa takbir dan salam, serta dilakukan di luar sholat.
Pendapat kedua ini diikuti oleh Tim Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah. Tata cara sujud syukur tidak mesti dalam kondisi berwudhu, tanpa takbir dan salam, tidak perlu menghadap kiblat, dan tidak dalam sholat.
Bacaan Doa Sujud Syukur
Bacaan sujud syukur adalah doa dan tasbih. Hal ini merujuk pada satu hadis berikut.
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Paling dekatnya seorang hamba kepada Tuhannya ialah pada waktu ia sedang sujud, oleh karena itu perbanyaklah doa.” (HR. Muslim).
Mengutip NU Online, ada beberapa doa sujud syukur yang dapat dibaca. Berikut doa sujud syukur dari Syekh Sulaiman Al-Kurdi.
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيَّ بِكَذَا وَدَفَعَ عَنِّيْ كَذَا وَعَافَانِيْ مِمَّا ابْتَلَى بِهِ فُلَانًا
Arab-latin: Alhamdulillāhil ladzī an‘ama ‘alayya bi kadzā, wa dafa‘a annī kadzā, wa ‘āfānī mimmābtalā bihī fulānan.
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Zat yang memberikan nikmat kepadaku berupa…(sebutkan dalam hati nikmat yang diterima), dan menolak dariku marabahaya…(sebutkan bahaya yang dimaksud), dan menyelamatkanku dari musibah yang Allah berikan kepada fulan…(sebutkan musibah yang dimaksud).”
Beberapa ulama menyamakan doa sujud syukur dengan sujud tilawah. Berikut doanya.
سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِيْنَ
Arab-latin: Sajada wajhiya lil ladzī khalaqahū wa shawwarahū wa syaqqa sam‘ahū wa basharahū bi haulihī wa quwwatihī fa tabārakallāhu ahsanul khāliqīna.
Artinya: “Diriku bersujud kepada Zat yang menciptakan dan membentuknya, membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya. Maha suci Allah, sebaik-baik pencipta.”
Beberapa sumber lain menyebutkan jika saat sujud syukur dapat membaca doa berikut.
سُبْحَانَ اللّهِ والْحَمْدُللّهِ وَ لا اِلهَ اِلَّا اللّهُ وَ اللّهُ اَكْبَرُلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بالله العلي العظيم
Arab-latin: Subhaanallohi walhamdulillaah walaa ilaaha illalloohu walloohuakbar, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim.
Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi, Maha Agung."
Wallahu'alam.
Advertisement