Tahun Baru 2023: Ini Doa Awal Tahun Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Sejumlah ulama membolehkan doa awal tahun dibaca meski bukan pada awal tahun Hijriyah. Doa bisa pula diamalkan saat tahun baru lainnya, misalnya kalender Masehi, seperti tahun baru 2023 ini

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2023, 06:30 WIB
Warna Warni Lampu Miniatur Pulau Pulau di Indonesia
Foto udara memperlihatkan warna warni lampu Danau Archipelago di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (31/12/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memusatkan perayaan malam Tahun Baru 2023 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat di berbagai belahan dunia merayakan tahun baru 2023, tak terkecuali di Indonesia. Ini adalah perayaan tahun baru yang paling meriah, setelah dua tahun sebelumnya malam pergantian tahun dilakukan dengan hening, di tengah cekaman pandemi Covid-19.

Pemerintah Indonesia telah melepas status PPKM. Karena itu, masyarakat leluasa untuk merayakan tahun baru.

Sebagai umat Islam, kita dituntu bijak dalam menyikapi tahun baru Masehi. Sebab, ini tak ada dalam tradisi Islam.

Daripada sibuk dengan kontroversi seputar tahun baru Masehi, lebih baik kita memanjatkan doa yang terbaik dan melakukan amalan-amalan lain yang sesuai dengan syariat Islam. Salah satu tujuannya yakni agar mengimbangi tradisi-tradisi yang tak Islami.

Dalam Islam, dikenal doa akhir tahun dan awal tahun. Namun, lazimnya ini diamalkan pada kalender Hijriah, di mana awal tahun dimulai pada 1 Muharram. 

Lantaran menggunakan penanggalan Qomariyah, doa akhir tahun dibaca sebelum Maghrib pada akhir tahun tanggal 29/30 Dzulhijjah. Sementara doa awal tahun dibaca setelah Maghrib pada 1 Muharram.

Sejumlah ulama membolehkan doa awal tahun dibaca meski bukan pada awal tahun Hijriyah. Doa bisa pula diamalkan saat tahun baru lainnya, misalnya kalender Masehi.

Sebab, kalender hanya tradisi ilmiah penanggalan. Sementara, doa bisa dipanjatkan tiap waktu.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Doa Awal Tahun

Mengutip NU Online, Mufti Jakarta abad ke-19-20 M Habib Utsman bin Yahya dalam karyanya yang berisi kumpulan doa, Maslakul Akhyar juga mencantumkan doa akhir tahun dan awal tahun.

Doa awal tahun ini dibaca sebanyak 3 kali dalam rangka menyambut tahun baru. Dengan doa ini, diharapkan pembacanya mendapat anugerah dan kemurahan Allah pada tahun baru ke depan.

Berikut doa akhir tahun dan doa awal tahun dalam kitab Maslakul Akhyar.

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihi sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah." 

Doa Awal Tahun Doa Awal Tahun

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.” (Sumber: NU Online)

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya