Sering Disebut dalam Al-Qur’an, Bagaimana Kedudukan Jin dan Manusia dalam Islam?

Allah SWT dalam menciptakan makhluk, ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Di antara makhluk yang tampak ialah manusia, sedangkan makhluk yang tidak tampak ialah jin.

oleh Putry Damayanty diperbarui 06 Mar 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2023, 14:30 WIB
Syariat Syirkah dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal Ayat 41
Ilustrasi Al-Qur'an Credit: pexels.com/Ali

Liputan6.com, Jakarta - Allah SWT berfirman dalam QS. az-Zariyat: 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,"

Ada dua perbedaan pendapat mengenai tujuan Allah menciptakan jin dan manusia di kalangan para ahli tafsir. Mengutip pendapat Ibnu Jarir dalam tafsir Ibnu Katsir, penciptaan keduanya bukan karena Allah yang membutuhkan. Namun, semata-semata agar kedua makhluk tersebut mengakui kehambaan mereka kepada-Nya.

Sementara itu, menurut Ibnu Juraij makna yang dimaksud dalam ayat Al-Qur'an di atas adalah tujuan penciptaan jin dan manusia tersebut dimaksudkan agar kedua makhluk Allah dapat mengenal-Nya.

Ini merupakan lanjutan dari peringatan dari ayat sebelumnya yaitu agar Rasulullah SAW tetap memberikan peringatan, karena peringatan akan sangat bermanfaat bagi orang beriman. Kemudian datang tambahan ayat 56 ini, bahwa Allah menciptakan jin dan manusia tidak lain untuk tujuan lain, tetapi untuk mengabdikan diri kepada Tuhan. 

Jika seseorang telah mengakui imannya kepada Tuhan, dia tidak akan menginginkannya jika hidupnya di dunia ini kosong. Dia tidak bisa menganggur. Selama hidup dikandung dalam tubuh, orang harus ingat itu periode mereka tidak bisa kosong dari pengabdian. Semua kehidupan harus ibadah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan ini:


Tujuan Penciptaan Jin dan Manusia

Menurut riwayat dari Ali bin Abu Thalhah yang diterimanya dari Ibnu Abbas, pengertian ibadah adalah mengakui diri sebagai hamba atau hamba Allah, berserah diri sesuai dengan kehendak Allah, baik dengan sukarela maupun terpaksa, tetapi kehendak Allah juga berlaku (tau' an aw karhan). 

Apakah Anda suka atau tidak, Anda masih hidup. Suka tidak suka, kalau panjang umur pasti tua, suka tidak suka, kalau maut datang ya harus mati. Ada orang yang ingin berbuat dalam hidup ini sesuai dengan kehendaknya, tetapi yang terjadi adalah kehendak Tuhan.

Oleh karena itu, ayat ini mengingatkan manusia bahwa secara sadar atau tidak sadar, mereka harus menuruti kehendak Tuhan. Maka sebaik-baik manusia adalah menyadari kebermanfaatan hidupnya, sehingga tidak keberatan melakukan berbagai ibadah kepada Allah.

Ketika seseorang mengetahui sifat mulia, dia pasti akan mengetahui yang namanya syukur. Ada orang yang membantu kami lolos dari bencana, kami langsung mengucapkan terima kasih! Kami menempuh sebuah padang pasir Dari perjalanan yang sangat jauh, kami kehausan. Tiba-tiba di sebuah tempat sepi kami bertemu dengan seseorang yang menyuruh kami berhenti berjalan untuk sementara waktu.

Di sinilah Tuhan menjuruskan hidup kita, memberi kita pengarahan Allah menciptakan kita, jin dan manusia tidak untuk yang lain, hanya untuk satu macam tugas saja, yaitu mengabdi, beribadah. Beribadah yaitu mengakui bahwa kita ini hamba-Nya, tunduk kepada kemauanNya.

 


Iman Merupakan Pangkal Ibadah

Ibadah Itu diawali atau dimulai dengan iman. Yaitu percaya bahwa ada Tuhan yang menjamin kita. Percaya akan adanya Allah ini saja, sudah jadi dasar pertama dari hidup itu sendiri. Maka iman yang telah tumbuh itu, wajib dibuktikan dengan amal yang shalih. Yaitu perbuatan yang baik. Iman dan amal shalih inilah pokok ibadah.

Bila kita telah mengaku beriman kepada Allah, niscaya kita pun percaya kepada Rasul-Nya. Maka pesan Allah yang disampaikan oleh Rasul itu kita perhatikan. Perintah-Nya kita kerjakan larangan-Nya kita hentikan.

Maka dapatlah kita jadikan seluruh hidup kita ini, ibadah kepada Allah Sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, berzakat kepada fakir miskin, adalah bagian kecil, sebagai dari seluruh ibadah yang umum itu. Semuanya itu kita kerjakan, karena kita beriman kepada-Nya, dan kita pun ber amal yang shalih, untuk faedah sesama kita manusia. 

Kalau tidak dikerjakan, tidaklah ada artinya hidup yang terbatas di dalam dunia ini. Allah SWT dalam menciptakan makhluk, ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Di antara makhluk yang tampak ialah manusia, sedangkan makhluk yang tidak tampak ialah jin. 

Al-Qur’an sendiri memberi perhatian yang besar terhadap jin dan manusia, terbukti banyak ayat yang menyebut kedua kata tersebut dan menjelaskan haliyah kedua makhluk tersebut. Selain itu, kedua kata tersebut dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Qur’an. 

Terlebih jin sebagai makhluk gaib yang setiap orang bertakwa wajib mempercayainya. Dan sebagai manusia yang baik, tentu harus mengetahui tentang manusia itu sendiri, baik tentang kedudukannya, tugasnya, dan lain sebagainya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya