Liputan6.com, Jakarta Tafsir Ibnu Katsir merupakan tafsir karya Ibnu Katsir. Tafsir ini adalah salah satu buku Islam paling terkenal yang berkaitan dengan ilmu tafsir Al-Qur’an. Ini juga mencakup keputusan yurisprudensi, dan mengurus hadis dan terkenal hampir tanpa Israʼiliyyat.
Tafsir Ibnu Katsir juga dikenal dengan istilah tafsīr al-Qur’ān al-Adzīm. Tafsir Ibnu Katsir banyak dijadikan rujukan oleh para ulama karena memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kitab tafsir yang lain.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Dengan membaca dan mempelajari pembahasan yang dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir, maka anda akan lebih banyak belajar dan mengetahui tentang Islam dari sudut pandang yang berbeda dengan Al-Qur’an.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai tafsir Ibnu Katsir beserta keistimewaan dan biografi penulisnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/2/2023).
Mengenal Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir Ibnu Katsir juga disebut dengan istilah tafsir Al-Qur’an Al-‘Alim yang berjumlah 10 jilid. Tafsir ini pertama kali diterbitkan di Kairo, Mesir, pada tahun 1342 H/1933 M. Tafsir Ibnu Katsir berkaitan dengan ilmu tafsir Al-Qur’an. Selain itu juga mencakup hadits dan terkenal hampir tanpa Israʼiliyyat.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa metode dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur’an mesti melalui empat tahap. Pertama, menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan ayat-ayat lainnya. Kedua, menafsirkan Al-Qur’an dengan Hadits dan informasi Nabi. Ketiga, menafsirkan Al-Qur’an dengan perkataan (ijtihad) para sahabat Nabi. Keempat, menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat dari para tabiin.
Advertisement
Biografi Ibnu Katsir
Ibnu Katsir memiliki nama lengkap Abu Muhammad IbnuKatsīr al-Dari al-Makki yang lahir di Makkah pada tahun 1300 M di Busra dan wafat pada tahun 1374 M di Damaskus, Suriah. Ia adalah ulama dari generasi Tabi‘in yang dikenal sebagai salah seorang dari imam tujuh dalam qira’ah sab’ah.
Sebenarnya nama asli dari Ibnu Katsir adalah al- Imam al-Jalil al-Hafidz Imad al-Din abu al-Fida’ Ismail Ibnu Umar Ibnu Katsīr al-Quraishi al-Dimashqi al-Faqih al-Shafi‘i. Sebutan al-Imam di awal nama Ibnu Katsīr merupakan gelar yang diberikan kaum muslimin semasa hidup dan sesudah wafat, karena Ibnu Katsīr merupakan seorang panutan di masa hidup di tengah-tengah masyarakat Islam, sebutan al-Jalil merupakan keterkaitannya dengan popularitas yang menguasai berbagai disiplin ilmu, dan terkenal keseluruh penjuru negeri Islam. Gelar al-Hafiz di dapatkan karena ia merupakan seorang yang hafal Al-Qur’an, dan gelar al-Mubaligh al-‘Azim di dapatkannya karena ia merupakan orator yang tidak tertandingi.
Ibnu Katsir Juga Dikenal Ahli Sejarah
Disamping itu, Ibnu Katsīr juga dikenal sebagai ahli sejarah yang telah menulis buku al-Bidayah wa al- Nihayah yang menjadi rujukan oleh sebagian besar peneliti sejarah Islam. Adapun tentang gelar al-Syafi‘i yang dipakainya berkaitan erat dengan mazhab yang dianutnya, yaitu mazhab Imam Syafi‘i. Beliau dilahirkan di perkampungan Mijdal, sebuah kota kecil di Basra negeri Sham. Predikat al-Busrawi sering dicantumkan di belakang namanya, karena ia lahir di Basrah.
Demikian pula predikat al-Dimasyqi sering menghiasi namanya. Hal ini berkaitan dengan kedudukan kota Basra yang menjadi bagian kawasan Damaskus, atau mungkin disebabkan kepindahannya semenjak kanak-kanak ke sana. Pendapat lain mengatakan bahwa predikat al-Busrawi berkaitan dengan pertumbuhan dan pendidikannya.
Ayahnya bernama al-Khatib al-Shihabuddin ’Amr Ibnu Katsīr, merupakan salah seorang yang terkemuka dalam bidang fiqh. Sedangkan ibunya berasal dari Mijdal keturunan orang-orang mulia. Sayangnya, ayah dari Ibnu Katsir meninggal saat Ibnu Katsir masih berusia 6 tahun. Setelahnya ia hidup dengan kakaknya di Damaskus.
Usia 11 Tahun Hafal Alquran
Pada usia 11 tahun, Ibnu Katsir telah hafal Al-Qur’an dan dilanjutkan dengan memperdalam ilmu Qira’at. Kegiatan mencari ilmu kemudian dijalaninya dengan lebih serius di bawah bimbingan para ulama semasanya. Ibnu Katsir memiliki sikap yang ramah dan penuh wibawa, berbicara tegas, disegani orang, dan sangat berpengaruh di tengah-tengah masyarakatnya. Untaian kata-katanya begitu dalam dan sangat memukau, fasih serta enak didengar. Jika di depan keluarganya ia tampak lembut, dan dikalangan masyarakatnya selalu mencerminkan sikap dan budi pekerti yang luhur. Maka sangatlah tepat jika beliau mendapat julukan al-Hafiz al-Hujjat al-Tsiqat.
Ibnu Katsīr adalah seorang yang rajin membaca dan luas Ilmunya, Ibnu Hajr berkata ia menyibukkan diri dalam meneliti matan dan rijal al-Hadits, menyusun tafsir, mengarang buku. Setelah beberapa hijrah ke kota orang, Ibnu Katsir kemudian pulang ke kampung halamannya. Di sana beliau menghabiskan waktu untuk berbuat kebajikan dan memperbanyak membaca Al-Qur’an, menulis dan mengarang hingga akhir hayatnya.
Keistimewaan Tafsir Ibnu Katsir
Berikut ini terdapat beberapa keistimewaan dari tafsir Ibnu Katsir, yakni:
1. Ibnu Katsir telah tuntas atau telah menyelesaikan penulisan tafsirnya hingga keseluruhan ayat yang ada dalam al-Qur'an.
2. Membawakan hadits disertai dengan sanadnya.
3. Menafsirkan ayat-ayat yang berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah menurut pemahaman salaf -tanpa tahrif, ta’wil, tasybih, dan ta’thil.
4. Mengumpulkan hadits-hadits yang berkaitan dengan ayat yang sedang dibahas.
5. Tidak mengandung permusuhan diskusi, golongan, dan mazhab. Mengajak pada persatuan dan memberi kebenaran bersama.
Advertisement
Isi dari Tafsir Ibnu Katsir
Adapun isi atau topik dari Tafsir Ibnu Katsir dibagi dalam 10 jilid, yakni:
1. Jilid 1 berisi Al-Faatihah – Al-Baqarah J
2. Jilid 2 berisi Ali ‘Imran – An-Nisaa’
3. Jilid 3 berisi Al-Maa’idah – Al-A’raaf
4. Jilid 4 berisi Al-Anfaal – Yusuf
5. Jilid 5 berisi Ar-Ra’d – Maryam
6. Jilid 6 berisi Thahaa – Asy-Syu’araa’
7. Jilid 7 berisi An-Naml – Faathir
8. Jilid 8 berisi Yaasiin – Al-Ahqaaf
9. Jilid 9 berisi Muhammad – Al-Munaafiquun
10. Jilid 10 berisi At-Taghaabun – An-Naas