Kisah Fenomenal Sunan Gunung Jati, Salah Satunya Mengubah Pohon Jadi Emas

Salah satu karomah Sunan Gunung Jati diantaranya diceritakan dalam Babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon Dalam buku itu diceritakan bahwa Sunan Gunung Jati pernah berjalan diatas laut

oleh Panji Prayitno diperbarui 16 Mar 2023, 21:30 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2023, 21:30 WIB
Kisah Fenomenal Sunan Gunung Jati, Salah Satunya Mengubah Pohon Jadi Emas
Peziarah berdoa saat berziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat, Kamis (31/3/2022). Makam Sultan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakan salah satu lokasi yang ramai didatangi para peziarah sebagai tradisi jelang bulan suci Ramadhan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Sunan Gunung Jati merupakan salah satu tokoh besar di Indonesia yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah Jawa bagian barat. 

Berbagai misteri kesaktian Sunan Gunung Jati menyeruak di kalangan para pengikutnya. Salah satu karomah beliau diantaranya diceritakan dalam Babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon.

Dalam buku itu diceritakan bahwa Sunan Gunung Jati pernah berjalan diatas laut saat pergi dari Mesir menuju Tanah Jawa. 

Ada pula naskah yang menceritakan bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra' Mi'raj, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaiman.

Selain itu, ada beberapa karomah Sunan Gunung Jati selama hidupnya yang juga fenomenal, apa saja? Berikut ulasan enam peristiwa fenomenal beliau semasa hidupnya:

Hilangnya Istana Pakuan

Kalai itu, Kerajaan Galuh Pakuan, ibu kota Kerajaan Sunda kalah usai diserang pasukan Demak bimbingan Sunan Gunung Jati (1568). Peristiwa terjadi setahun sebelum Sunan Gunung Jati wafat di usia 120 tahun.

Dalam perundingan dengan para pembesar Istana Galuh Pakuan, Syarif Hidayatullah memberikan dua opsi. 

Pertama, para pembesar Istana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan dipersilakan tetap tinggal di keraton. Kedua, bagi yang tidak bersedia maka harus keluar dan diberikan tempat di pedalaman Banten wilayah Cibeo sekarang.

Sebagian besar para pangeran dan putri-putri raja menerima opsi pertama. Sedangkan pasukan kawal istana dan panglimanya sebanyak 40 orang memilih opsi kedua. 

Mereka inilah cikal bakal penduduk Baduy yang hingga kini terus melestarikannya pemukimannya dengan membatasi hanya 40 kepala keluarga saja.

Sementara para Pendeta Sunda Wiwitan menolak opsi pertama dan kedua. Mereka ingin tetap memeluk agama Sunda Wiwitan (aliran Hindu di wilayah Pakuan) tetapi tetap bermukim di dalam wilayah Istana Pakuan.

Dengan karomahnya, Sunan Gunung Jati lalu memindahkan Istana Galuh Pakuan ke alam gaib sehingga para Pendeta Wiwitan tidak lagi berada di Istana tersebut. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Ubah Pohon Jadi Emas

Konon, saat Syarif Hidayatullah muda hendak menunaikan rukun Islam kelima ke Baitullah. Ia dibekali ibunya uang seratus dirham. 

Di tengah perjalanan, ia dihadang kompotan perampok dan memberikan semua uang pemberian ibunya itu. Namun para penyamun tidak puas dengan tindakan Syarif Hidayatullah, karena menyangka bahwa ia membawa uang lebih. 

Mereka lalu terus memaksanya. Syarif Hidayatullah malah tersenyum melihat ulah para perampok dan menyuruh mereka melihat ke sebuah pohon.

“Ini ada satu lagi, sebuah pohon dari emas, bagilah di antara kawan-kawanmu”.

Ajaib, ternyata pohon yang ditunjuknya berubah menjadi emas. Mereka pun akhirnya masuk Islam dan menjadi murid Syarif Hidayatullah.

Keluarkan Tikus Dari Surban Untuk Serang Musuh

Dalam Serat Walisanga dengan langgam durma diceritakan, salah satu karomah Sunan yakni saat peperangan antara pasukan Demak dengan para tentara Majapahit. 

Dalam peristiwa itu, Syarif Hidayatullah mengeluarkan surbannya dan mengibaskannya. Ajaib, ribuan bala tentara tikus muncul menyerang bala tentara Majapahit hingga lari tunggang langgang.

Hilangkan Bala Tentara Pangeran Kuningan

Dalam Babad Tanah Sunda dan Babad Cirebon dikisahkan bahwa suatu saat Syarif Hidayatullah bertanya kepada Pangeran Kuningan tentang cara meng-Islamkan raja-raja Pasundan. 

Pangeran Kuningan menjawab bahwa dirinya dapat mendatangkan bala tentara dengan cara mengumpulkan kerikil dan jamur merang yang ditetesi dengan jimat cupu tirta bala. Usai ditetesi, tetiba muncul bala tentara hingga memenuhi alun-alun Cirebon.

Peristiwa ini menimbulkan kehebohan warga Cirebon sehingga Syarif Hidayatullah membacakan doa tolak bala. Tatkala usai ia berdoa, maka bala tentara Pangeran Kuningan itu seketika hilang.

Tebakan Dalam Perut Putri Ong Tien

Sunan Gunung Jati pernah pergi ke Cina guna menyebarkan Islam di wilayah yang bernama Nan King (1479) sambil membuka pengobatan ala tabib. Setiap yang datang berobat diajarinya berwudu dan diajak salat. 

Konon, banyak rakyat yang berhasil disembuhkannya sehingga namanya kian terkenal hingga Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming. Kaisar Hong Gie lalu mengundang Syarif ke istana untuk diuji kemampuannya dan meminta agar putrinya Lie Ong Tien seolah-olah hamil dengan meletakan baskom di perutnya. 

Lalu dia duduk berdampingan dengan saudarinya yang memang sedang hamil tiga bulan. Sunan Gunung Jati lalu disuruh menebak siapa yang sedang hamil. 

Tak ragu beliau menunjuk Ong Tien. Jelas saja Sang Kaisar tertawa terkekeh dan mencemoohnya. Sang Kaisar kemudian mengusirnya pulang ke Cirebon.

Namun tiba-tiba, diketahui ternyata Ong Tien memang tengah hamil sedangkan kandungan saudarinya justru lenyap. Kaisar pun meminta maaf dan memohon agar Ong Tien dinikahi.

Sang putri yang jatuh cinta lalu meminta izin untuk menyusul Sunan Gunung Jati. Kaisar pun mengizinkannya dan meminta para pengawalnya mengantar putrinya ke Jawa.

Sunan Gunung Jati pun akhirnya menikahi Ong Tien. Sayang, Ong Tien meninggal pada usia yang masih sangat muda, 23 tahun dan dimakamkan di dekat makam Sunan Gunung Jati.

Bertemu Nabi Muhammad

Dikisahkan dari Channel Youtube Kisah Para Wali, Sunan Gunung Jati pernah bertemu dengan Nabi Muhammad atas petunjuk seekor naga. Kala itu ia yang merupakan putra Raja Mesir sedang sendirian di gedung perpustakaan fokus membaca Kitab Usul Kalam.

Melalui bacaannya, ia termotivasi ingin berguru kepada Nabi Muhammad walaupun sejatinya, beliau sudah paham bahwa Rasulullah sudah wafat. 

Namun, kenyataan itu tak membuat Sunung Gunung Jati menyurutkan tekadnya. Lantas Sunan Gunung Jati meminta izin kepada ibunya. 

Namun, ibunya menasehatinya untuk mencari ulama lain. Sunan Gunung Jati tetap memaksa dan pamit untuk berangkat pada 5 Jumadil Awal 1466. 

Sang ibu hanya bisa menangis dan pasrah karena ditinggal putra kesayangannya. Di sebuah hutan, seekor naga besar menghadang perjalanan Sunan Gunung Jati dan bertanya, “Siapa kamu dan mau kemana?”

Ia lalu menjawab bahwa dirinya sedang mencari Rasulullah. Sang Naga mengatakan bahwa jika ingin bertemu Nabi, maka berjalanlah ke arah barat menuju Pulau Majeti. 

Sunan Gunung Jati lalu mengikuti arahan naga, dan berhasil bertemu Nabi Muhammad pada 28 Rajab 1446 Masehi.

Dalam perjumpaan itu, Nabi Muhammad menasehati Sunan Gunung Jati agar mematuhi perintah dan larangan Allah dalam Al Quran. 

Ia pun lalu berterima kasih atas nasehat dan pemberian dari Insan Kamil. Demikianlah beberapa kisah dan karomah dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang semoga bisa menjadi ibroh bagi kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya