Liputan6.com, Jakarta - Setelah seharian berpuasa, umat Islam menikmati banyak makanan termasuk menu sehat saat berbuka puasa. Namun, hidangan berbuka puasa tidak lengkap tanpa dessert alias makanan penutup.
Makanan penutup ideal untuk berbuka puasa karena meningkatkan kadar gula setelah seharian berpuasa ketika kadar gula turun. Selain itu, mereka memberikan dorongan gula yang meningkatkan tingkat energi serta suasana hati orang-orang setelah seharian berpuasa.
Baca Juga
Pada umumnya saat berbuka puasa, berbagai jenis hidangan mulai dari takjil hingga pencuci mulut disajikan di meja makan, menggoda siapa pun yang melihatnya untuk segera ingin makan. Muslim dari negara yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan pun memiliki hidangan yang menjadi ciri khasnya, misalnya Indonesia yang terkenal dengan kolak.
Advertisement
Tidak bisa disangkal, makanan manis khas Ramadhan di berbagai negara banyak yang unik dan menggugah selera. Penasaran?
Berikut adalah enam makanan manis tradisional dari berbagai negara yang sering disajikan selama bulan suci Ramadhan, dilansir dari Qatar Moments, Rabu (5/4/2023).
1. Kunafeh
Kunafeh adalah hidangan manis yang terbuat dari adonan semolina dan phyllo pastry yang diisi dengan keju.
Kunafeh merupakan makanan penutup yang renyah dan ada tekstur creamy yang populer di Timur Tengah untuk berbagai kesempatan, terutama di bulan Ramadhan.
Orang-orang berpendapat bahwa makanan penutup itu berasal dari Kekhalifahan Fatimiyah, sedangkan yang lain berpendapat bahwa itu berasal dari Kekhalifahan Umayyah. Meski demikian, kunafeh menjadi suguhan nikmat untuk berbuka puasa.
2. Kheer
Kheer adalah puding beras yang terbuat dari susu, beras, dan gula.
Kheer adalah hidangan manis yang sangat populer di India dan memiliki variasi yang berbeda di Asia Tengah dan Timur Tengah.
Kheer juga merupakan suguhan yang menyegarkan untuk berbuka puasa karena rasanya yang manis dan sejuk, sangat dinantikan setelah menjalani hari puasa yang panas dan melelahkan.
3. Kolak
Kolak pastinya sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Hidangan yang satu ini sudah sangat identik sebagai takjil berbuka puasa, sehingga tidak lengkap rasanya jika tidak menyantap kolak di bulan Ramadhan.
Kolak adalah makanan penutup khas Indonesia yang menjadi sorotan pesta buka puasa di Indonesia.
Hidangan manis itu terbuat dari santan, gula aren, pisang, dan ubi jalar. Hidangan tersebut tidak hanya manis, tetapi juga sangat bergizi karena ada pisang dan ubi jalar di dalamnya, menjadikannya makanan penutup Ramadhan yang klasik di Indonesia.
Advertisement
4. Gullac
Gullac adalah hidangan penutup Ramadhan tradisional di Turki dan lebih disukai daripada hidangan manis lainnya karena mudah disiapkan dan ringan di perut.
Makanan penutup itu terbuat dari lembaran tipis adonan tepung maizena kering, tepung terigu, dan air, yang kemudian direndam dengan susu dan air mawar.
Lembaran adonan tepung yang sudah direndam, selanjutnya dilapisi dengan kenari dan diberi hiasan biji delima.
Tepung jagung dan lembaran tepung secara tradisional dilinting dengan tangan pada bulan-bulan sebelum Ramadhan dan disimpan untuk digunakan selama bulan yang penuh berkah.
5. Sholeh Zard
Sholeh Zard adalah puding nasi safron yang disajikan di festival-festival di Iran termasuk Ramadhan dan Shabe Yalda (Malam Yalda).
Makanan penutup tersebut sangat ideal untuk berbuka puasa karena teksturnya yang lembut dan ringan, sehingga mudah untuk dikonsumsi dan rasa safron memberikan cita rasa sangat khas dan lezat pada Sholeh Zard.
6. Nishallo
Nishallo adalah hidangan penutup Ramadhan tradisional di Uzbekistan dan negara-negara tetangga di Asia Tengah.
Hidangan manis itu terbuat dari gula, putih telur kocok, air, dan akar licorice. Makanan penutup ini disantap dengan roti naan dan cocok untuk berbuka puasa karena kandungan gulanya yang tinggi meningkatkan energi serta sangat ringan dan lembut, sehingga tidak berat di perut.
Â
Tips Menikmati Hidangan Manis di Bulan Ramadhan agar Aman untuk Kesehatan
Mengonsumsi makanan manis memang yang ditunggu-tunggu begitu berbuka puasa.
Namun, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Dietisien klinis yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), Dr. Sara Abdelghany, mengatakan tidak masalah jika sesekali menimati hidangan manis di bulan Ramadhan. Namun, tentu dengan suatu syarat.
"Tidak ada salahnya sesekali mengonsumsi yang manis-manis selama bulan ini, tetapi harus selalu dikonsumsi dalam jumlah sedang dan hati-hati," ujarnya.Â
Menghilangkan kelompok makanan tertentu, seperti makanan penutup, dapat meningkatkan rasa lapar dan menyebabkan makan berlebihan, jelas Abdelghany.
"Makanan manis dalam jumlah sedang bisa menjadi bagian dari diet Anda di bulan Ramadhan tanpa merasa bersalah. Jika Anda selalu mengonsumsinya dalam jumlah sedang dan belajar mendengarkan isyarat tubuh dalam hal rasa lapar dan kepuasan, Anda cenderung tidak akan terlalu banyak makan, dan makan berlebihan dengan makanan manis," jelasnya, dilansir Al Arabiya.Â
Menurut Abdelghany, menikmati makanan penutup dua atau tiga kali seminggu sudah cukup untuk memenuhi keinginan makan hidangan manis tanpa berlebihan.
Penting untuk memiliki setidaknya dua makanan seimbang dan dua camilan untuk memenuhi asupan makanan yang dibutuhkan selama jam non-puasa. Suguhan manis yang seukuran empat jari atau telapak tangan, bisa menggantikan salah satu camilan, katanya.
Advertisement