Liputan6.com, Cilacap - Malik bin Dinar diyakini adalah seorang waliyullah. Malik bin Dinar memiliki nama asli Abu Yahya Malik bin Dinar Al Basri.
Malik lahir di Basrah dan merupakan generasi kelima dari golongan tabiin. Malik adalah putra seorang budak Persia. Ia adalah murid ulama sufi tersohor Hasan al-Bashri. Malik meninggal di Basrah pada tahun 131 H. Ada juga yang meriwayatkan ia meninggal pada tahun 130 H.
Baca Juga
Lazimnya wali Allah, mimpinya dianggap sebagai kebenaran dan bagian dari karomah wali.
Advertisement
Malik bermimpi tentang kiamat dan melihat ular dan neraka.
Abdullah bin Ahmad bin Hudamah Al Maqdisi dalam kitab al-Taubah mengisahkan kehidupan Malik bin Dinar dulunya sebagai seorang preman yang suka mabuk-mabukan, berbuat zalim, memakan riba dan perbuatan maksiat lainnya.
Malik sedikit demi sedikit meninggalkan perbuatan maksiatnya dan berangsur-angsur mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Simak Video Pilihan Ini:
Mimpi Kiamat
Namun sungguh malang, Allah berkehendak lain. Satu tahun kemudian tepat di usia 3 tahun, Fatimah diambil oleh sang Khalik. Kematian si buah hati membuat psikologi Malik tergoncang. Malik kembali ke dunia hitam bahkan lebih buruk dari sebelumnya.
Datanglah masa ketika setan membujuknya untuk meneguk minuman haram sepanjang malam. Minuman memabukkan itu membuat Malik tertidur lelap.
Waktu itu malam Nisfu Sya'ban pada malam Jumat Malik yang sedang mabuk dan tidak mengerjakan salat Isya bermimpi mengerikan. Malik bermimpi seakan-akan kiamat telah tiba sangkakala ditiup.
Kuburan mengeluarkan isinya dan seluruh makhluk telah dikumpulkan. Dalam mimpi itu, Malik berada di antara mereka dan mendengar suara dari belakang, “cepatlah pergi, semoga Allah menyelamatkanmu dari ular itu,” ucap Syekh kepada Malik dalam mimpinya.
Advertisement
Mimpi Dikejar Ular dan Melihat Neraka
Malik terus berlari, lalu naik ke atas tebing dari tebing-tebing kiamat mendekati kobaran api neraka dan Malik hampir terjatuh karena takut kejaran ular itu. Tiba-tiba ada suara teriakan, “kembalilah kamu bukan termasuk penghuni neraka.” Ular itu terus mengejar Malik kembali mendatangi Syekh dan berkata, “wahai Syekh aku mohon padamu agar menyelamatkanku dari ular itu.”
Namun Syekh itu menangis lalu berkata kepada Malik, “aku lemah tapi pergilah ke gunung itu karena di dalamnya ada simpanan orang-orang Islam. Jika engkau memiliki simpanan di dalam gunung itu ia akan menyelamatkanmu.” Malik melihat gunung bulat yang terbuat dari perak. Ada Kubah di atas Lembah permata dan tirai-tirai yang bergelantungan setiap kubah memiliki dua pohon yang berwarna merah keemasan bertaburan zamrud dan mutiara. Setiap pintunya terdapat tirai-tirai dari sutra bergantungan.
Ketika Malik melihat gunung itu ular terus mengejar dan ketika mendekati gunung salah satu malaikat berteriak, “angkatlah tirai-tirai itu, bukalah pintu-pintu dan hati-hatilah. Mudah-mudahan orang malang ini memiliki simpanan yang dapat menyelamatkannya dari musuhnya.” Tirai-tirai itu diangkat pintu-pintu dibuka dan tiba-tiba dari dalam tempat itu muncul anak yang wajahnya bersinar seperti bulan purnama .
Namun ular itu terus mengejar. Di antara anak-anak itu ada yang berteriak, “celaka engkau kemarilah dan mendekatlah.”
Putrinya Menyelamatkannya dari Kejaran Ular
Kemudian keluar satu demi satu dan Malik melihat putrinya Fatimah yang sudah meninggal dunia setahun yang lalu. Anaknya ini kemudian mengajak Malik melompat ke dalam kereta cahaya yang kecepatannya seperti anak panah.
Fatimah pun berkata kepada Malik, “ayah, belum kah tiba waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk mengingat Allah.” tegur Fatimah dalam mimpinya. Malik menangis dan berkata, “beritahu aku tentang ular yang ingin membunuhku. Fatimah menjawab, “ayah, dia adalah amal burukmu yang kemudian menjadi kuat dan akan melemparkanmu ke neraka.”
Malik bertanya lagi lalu siapa Syekh yang aku temui di jalan itu?” Fatimah menjawab, “ayah dia adalah amal baikmu yang menjadi lemah sehingga ia tidak dapat membantu menyelamatkanmu dari amal burukmu.
Malik bertanya lagi, ”anakku apa yang kalian lakukan di gunung itu. Fatimah menjawab, “ayah, kami adalah anak-anak orang Islam. Kami tinggal di sini sampai hari kiamat tiba. Kami menunggu kedatangan kalian dan akan memohonkan syafaat untuk kalian.
Setelah percakapan dengan Fatimah selesai, Malik pun terbangun dan bertaubat kepada Allah sehingga Malik bin Dinar menjadi wali Allah dari golongan tabiin yang ahli dalam ilmu hadits.
Demikian kisah Malik bin Dinar sebagaimana disarikan dari tayangan You Tube Karomah Al Islam, Minggu (17/12/2023).
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda
Advertisement