Liputan6.com, Jakarta - Keturunan adalah sesuatu yang selalu diharapkan oleh pasangan suami istri. Pasutri yang belum mendapat keturunan rela mendatangi kiai atau tokoh tertenu, agar mendapatkan barokah dan segera dipercaya untuk mendapat momongan.
Salah satunya adalah Ibu Nikmmatul Nimah yang ternyata masih tetangga Gus Iqdam asal Srengat, Blitar, di mana Markas Majelis Ta'lim Sabilu Taubah (ST Pusat), berada.
Uniknya, mereka justru bertemu sewaktu Gus Iqdam pengajian di Ponorogo.
Advertisement
Kisah perempuan memburu barokah dari Gus Iqdam ini muncul bersliweran di media sosial, salah satunya di TikTok akun @DidikDetsa, yang dikutip selasa (09/01/2024).
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Eksekusinya Malam Jumat, Jangan Malam Minggu
Ibu Ni'mah ini setelah dialog sekilas dengan Gus Iqdam, lalu curhat jika dirinya sudah tujuh tahun belum dapat keturunan, dirinya minta didoakan agar segera dapat keturunan.
"Kulo ajeng nyuwun barokah doa gus, kulo tujuh tahun nikah dereng gadah keturunan," ujar Ni'mah.
"Wis tenang-tenang, dalam bulan ini Insya Allah meteng. Iki banyuku dipeken, dalam bulan iki meteng Insya Alloh," kata Gus Iqdam.
"Tapi eksekusine malem Jumat, ojo malem minggu," ujar Gus Iqdam melanjutkan.
Advertisement
Pesan Ibu Ni'mah Kepada Gus Iqdam
Dilatarbelakangi rasa kasihan kepada sesama pasangan yang belum mendapat keturunan, perempuan ini memberikan pesan khusus kepada Gus iqdam.
Pesan khusus tersebut agar Gus Iqdam selalu mendoakan para pasangan suami istri yang belum mendapat momongan agar segera mendapat keturunan.
"Gus, gus, kulo pesen kalih njenengan, nek njenengan pengajian, tulung dongakke, wong sing dereng gadah keturunan ben saged angsal keturunan," kata Bu Ni'mah.
"Inggih, aamiin, aamiin," jawab Gus Iqdam. Selain itu, ia juga berpesan kepada para pejuang keturunan, agar tetap sabar dan terus berusaha.
"Kuncinya adalah sabar, jika orang sabar dalam menghadapi ujian, maka ia akan dimuliakan Allah SWT," kata Gus Iqdam.
Wirid Lucu Gus Iqdam
"Wis tak dongakno meteng-meteng, meteng," kata Gus Iqdam.
Ia juga memberikan ijazah amalan berupa wirid kata 'meteng' yang merupakan bahasa Jawa, yang artinya hamil.
"Ngko mulih wiridane meteng, meteng, meteng, ngko nek mulih wiridono meteng-meteng meteng yo. Tawasulo kanjeng Nabi Muhammad SAW, Nabi Khidir bar kui guru-gurumu kuabeh, aku di fatekhahi yo rapopo. Terus bar kui wiridane meteng, meteng, meteng," kata Gus Iqdam.
Namun jika dalam satu bulan belum hamil, ia meminta kepada jemaah ini untuk datang ke trumahnya untuk disuwuk lagi.
Penulis :Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement