Gus Iqdam Sering Bagikan Amalan, Apa Syarat Agar Diterima Allah SWT

Percuma jika banyak amalan yang dijalani, namun tak diterima Allah SWT, iNI Syarat amalan agar mudah diterima oleh Allah SWT

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2024, 16:30 WIB
iqdam baruu
Gus Iqdam (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu terahir Gus Iqdam, mubaligh muda asal Jawa Timur ini sering membagikan amalan, maupun ijazah untuk para jemaahnya. Beberapakali ijazah amalannya pun viral.

Sebelum melakukan sebuah amalan, sebaiknya manusia memenuhi 2 syarat ini agar amalan mudah diterima oleh Allah SWT.

Amalan sendiri merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang bersifat terpuji yang dilakukan atas nama Allah SWT sehingga bertujuan untuk mendaoatkan ridho dan pahala dari-Nya.

Amalan yang kita kira baik, belum tentu menurut Allah baik. Hal ini juga berlaku untuk amalan yang kita lakukan dengan sepenuh hati belum tentu akan diterima oleh Allah SWT.

Sebab diterima atau tidaknya sebuah amalanoleh Allah minimal harus memenuhi 2 syarat ini. Apakah itu?

 

Simak Video Pilihan Ini:

Syarat Jalankan Amalan

Amalan di Malam Nuzulul Qur’an
Ilustrasi Al Qur’an Credit: pexels.com/Tayeb

Dikutip dari muslim.or.id pada Selasa (06/02/2024) menyebutkan bahwa terdapat 2 syarat yang harus dipenuhi atau mendasari sebuah amalan yang hendak dilakukan. Hal ini berlaku bagi setiap tindakan yang hendak dilakukan oleh manusia khususnya umat muslim.

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “Ada dua buah pertanyaan yang semestinya diajukan kepada diri kita sebelum mengerjakan suatu amalan. Yaitu, untuk siapa dan bagaimana. Pertanyaan pertama adalah pertanyaan tentang keikhlasan. Pertanyaan kedua adalah pertanyaan tentang kesetiaan terhadap tuntunan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebab, amal tidak akan diterima jika tidak memenuhi kedua-duanya.” (lihat Ighatsat Al-Lahfan, hal. 113)

Syarat yang sebaiknya menjadi dasar sebelum melakukan sebuah amalan

Pertama, Keikhlasan dalam melakukan amalan tersebut. Ikhlas adalah Ikhlas adalah menunggalkan Al-Haq (Allah) dalam hal niat melakukan ketaatan.

Maksudnya adalah berniat dengan ketaatannya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Bukan karena ambisi-ambisi lain, semisal mencari kedudukan di hadapan manusia, mengejar pujian orang-orang, gandrung terhadap sanjungan, atau tujuan apa pun selain mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Cara Menanamkan Rasa Ikhlas

Bentuk Amalan Sholeh yang Membantu di Akhirat
Ilustrasi Membaca Doa Credit: shutterstock.com

Adapun cara untuk menanamkan rasa ikhlas dalam melakukan amalan adalah dengan bertanya kepada diri sendiri, untuk siapa amalan tersebut ditunjukkan?

Kedua, Direalisasikan dengan cara yang benar. Akan menjadi hal yang sia-sia ketika sebuah amalan yang telah diniatkan karena Allah SWT namun dilakukan dengan cara yang kurang baik dan tidak sesuai dengan anjuran-anjuran Al-quran.

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Sesungguhnya amalan jika ikhlas, namun tidak benar, maka tidak akan diterima. Demikian pula, apabila amalan itu benar, tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. (Akan diterima) sampai ia ikhlas dan benar. Ikhlas itu jika diperuntukkan bagi Allah. Sedangkan benar jika berada di atas sunah/tuntunan.” (lihat Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, hal. 19 cet. Dar Al-Hadits)

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّاۤ أَنزَلۡنَاۤ إِلَیۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ بِٱلۡحَقِّ فَٱعۡبُدِ ٱللَّهَ مُخۡلِصࣰا لَّهُ ٱلدِّینَ

أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّینُ ٱلۡخَالِصُۚ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab dengan benar, maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya agama (amalan) yang murni (ikhlas) itu merupakan hak Allah.” (QS. Az-Zumar: 2-3)

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَاۤ أُمِرُوۤا۟ إِلَّا لِیَعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِینَ لَهُ ٱلدِّینَ حُنَفَاۤءَ وَیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُؤۡتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَ ٰ⁠لِكَ دِینُ ٱلۡقَیِّمَةِ

“Padahal, mereka tidaklah disuruh, melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya dalam menjalankan ajaran yang lurus, mendirikan salat, dan menunaikan zakat. Demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Demikian, 2 syarat yang sebaiknya dipenuhi sebelum melakukan sebuah amalan. Hal ini bertujuan agar amalan yang dilakukan berdasarkan pada niat yang baik (ikhlas karena Allah) dan dilakukan dengan cara yang baik atau sesuai dengan tuntutan Al-quran sehingga amalan tersebut mudah diterima oleh Allah SWT.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya