Liputan6.com, Jakarta Salat merupakan ibadah utama dalam Islam yang memerlukan kekhusyukan dan kesadaran penuh. Namun, dalam praktiknya, tidak sedikit orang yang sulit menjaga fokus selama salat, hingga pikiran pun melayang memikirkan hal lain, bahkan berkhayal. Lantas, apakah salat yang dilakukan sambil berkhayal tetap dianggap sah?
Berkhayal saat salat bisa terjadi tanpa disadari, mulai dari memikirkan urusan dunia, masa depan, hingga membayangkan hal-hal yang tak ada kaitannya dengan ibadah. Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan penting: apakah salat yang tidak sepenuhnya khusyuk tetap diterima oleh Allah SWT? Bagaimana pandangan para ulama dan hukum fikih terkait hal ini?
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai hukum salat sambil berkhayal. Tujuannya, agar kita semua dapat meningkatkan kualitas salat dan menjaga kekhusyukan dalam setiap rakaat yang kita tunaikan.
Advertisement
Hukum Salat Sambil Berkhayal
Menurut ulasan Tim Layanan Syariah, Ditjen Bimas Islam Kemenag, mengacu pada pendapat Imam Nawawi dalam Fatawa Al-Imam An-Nawawi, seseorang yang melaksanakan salat sambil berkhayal atau membiarkan pikirannya mengembara tetap dianggap sah salatnya. Namun, kondisi tersebut dihukumi makruh.
Hal ini karena saat salat, seyogianya hati tertuju sepenuhnya kepada Allah dengan penuh kekhusyukan. Imam Nawawi menyampaikan:
إذا فكر في صلاته في المعاصي والمظالم ولم يحضر قلبه فيها ولا تدبر قراءتها هل تبطل صلاته أم لا؟ أجاب رضي الله عنه: تصح صلاته وتكره
“Bila seorang mengkhayal maksiat dan kezalimaan pada saat salat sehingga hatinya tidak fokus dan dia tidak meresapi bacaannya, apakah sholatnya masih sah? Jawaban: Sholatnya sah, namun makruh.”
Dengan demikian, seseorang yang melamun atau membiarkan pikirannya melayang, bahkan memikirkan hal-hal yang negatif saat salat, tetap sah salatnya menurut hukum fikih. Akan tetapi, statusnya menjadi makruh karena tidak menghadirkan hati dan tidak menghayati setiap bacaan yang dilafalkan.
Meskipun kekhusyukan bukan syarat mutlak sahnya salat, bukan berarti aspek ini bisa diabaikan. Umat Muslim tetap dianjurkan untuk senantiasa berusaha menghadirkan hati, memahami, dan meresapi makna dari setiap bacaan dalam salat. Wallahu a’lam.
Advertisement
Tips Meningkatkan Kekhusyukan Salat
Meningkatkan kekhusyukan dalam salat bukanlah hal yang mudah, namun dengan usaha dan latihan, hal ini dapat dicapai. Berikut beberapa tips yang dapat membantu meningkatkan kekhusyukan salat:
- Berwudhu dengan sempurna: Wudhu tidak hanya membersihkan badan, tetapi juga mensucikan jiwa dan hati.
- Memilih tempat yang tenang: Hindari tempat yang ramai dan penuh gangguan.
- Mempersiapkan diri sebelum salat: Bersihkan hati dan pikiran dari hal-hal yang mengganggu.
- Berkonsentrasi pada bacaan dan gerakan salat: Pahami makna bacaan dan gerakan salat.
- Berdoa memohon kekhusyukan: Mintalah kepada Allah SWT agar diberikan kekhusyukan dalam salat.
- Mengurangi aktivitas duniawi sebelum salat: Berikan waktu untuk menenangkan diri sebelum salat.
Salat adalah tiang agama. Dengan meningkatkan kekhusyukan dalam salat, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan pahala yang lebih besar. Meskipun salat sambil berkhayal sah, usaha untuk menghadirkan hati dan pikiran sepenuhnya dalam salat sangat dianjurkan agar ibadah kita lebih bermakna.
Ingatlah, tujuan utama salat adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan khusyuk. Dengan demikian, kita dapat meraih ridho-Nya dan mendapatkan ketenangan jiwa.
