Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama Bulan Ramadhan, umat Muslim menjalankan ibadah puasa yang merupakan kewajiban bagi mereka yang sudah baligh dan sehat. Puasa dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Baca Juga
Advertisement
Puasa memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu mengajarkan umat Muslim untuk lebih mengendalikan diri serta meningkatkan kualitas spiritualitas. Namun, sungguh disayangkan bahwa ada sebagian orang yang justru menjadi lebih boros selama Bulan Ramadhan.
Pemborosan yang terjadi selama Bulan Ramadhan bisa bermacam-macam, mulai dari pemborosan dalam hal makanan, minuman, hingga belanja barang konsumsi lainnya. Tentu saja hal ini menjadi ironi, mengingat di bulan yang seharusnya kita banyak menahan diri, ternyata di sisi lain ada banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan.
Lalu bagaimana pandangan ajaran Islam terkait pemborosan dan cara mengatasinya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (6/3/2024).
Perilaku Boros dalam Islam
Perilaku boros dalam Islam seringkali menjadi perdebatan di bulan Ramadhan, di mana sebagian besar umat muslim melakukan puasa. Ada anggapan yang menyebutkan bahwa pengeluaran cenderung meningkat pada bulan ini. Lalu bagaimana Islam memandang sikap pemborosan ini?
Dalam Islam dikenal konsep israf yang berarti melampaui batas atau berlebih-lebihan. Disebutkan dalam kamus Lisan Al-Arab bahwa kata 'saraf' dan 'israf' memiliki arti melampaui batas tujuan (mujawazah al-qashd). Lalu kemudian, istilah israf sendiri digunakan untuk merujuk pada perilaku berlebih-lebihan, termasuk perilaku boros.
Dalam pandangan ajaran agama Islam, israf atau pemborosan tergolong sebagai perbuatan yang tidak terpuji, sebagaimana Allah SWt berfirman dalam Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara ayat 150-152, yang artinya,
"Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas, yang berbuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (QS. Asy-Syu'ara; 150-152).
Tentu hal ini menjadi ironi, di mana ibadah puasa yang seharusnya dapat mengajarkan kita untuk tidak melampaui batas, justru malah membuat kita semakin boros. Hal ini tentu harus mendorong kita untuk mencari faktor yang membuat kita semakin boros ketika bulan puasa.
Advertisement
Faktor-Faktor yang Membuat Banyak Orang Lebih Boros di Bulan Ramadhan
Bulan puasa merupakan bulan yang dijalani oleh umat Muslim di seluruh dunia sebagai bentuk ibadah. Selama bulan ini, umat Islam berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, di sisi lain, ada fenomena yang menarik yang terjadi pada bulan puasa, yaitu peningkatan pengeluaran atau kebiasaan yang lebih boros daripada bulan-bulan lainnya. Hal ini dapat menjadi pertanyaan menarik untuk dipelajari karena pada dasarnya, puasa seharusnya mengajarkan sikap hemat dan berbagi. Sikap boros ini tentu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain sebagai berikut:
1. Tradisi Kuliner
Tradisi kuliner menjadi salah satu hal yang membuat bulan puasa menjadi lebih boros. Selama bulan Ramadhan, terjadi peningkatan aktivitas kuliner dengan adanya berbagai hidangan khas yang disiapkan untuk berbuka puasa. Masyarakat muslim seringkali menjadikan waktu berbuka puasa sebagai momen spesial yang dirayakan bersama keluarga dan teman-teman terdekat. Untuk itu, mereka cenderung membeli makanan dan minuman khusus untuk berbuka puasa dan sahur, yang mungkin tidak termasuk dalam anggaran pengeluaran bulanan mereka.
Berbagai hidangan seperti takjil, kolak, kurma, minuman segar, dan makanan berat seperti nasi kebuli atau sop buah menjadi incaran selama bulan puasa. Selain itu, ada juga tradisi berbagi makanan dengan tetangga, saudara, dan orang-orang yang membutuhkan. Semua ini meningkatkan biaya pengeluaran yang biasanya tidak terjadi di bulan-bulan lain.
Tidak hanya itu, promosi dan diskon dari berbagai restoran dan toko makanan juga menjadikan bulan puasa menjadi waktu yang menggoda untuk mencicipi berbagai hidangan lezat. Hasilnya, pengeluaran untuk makanan dan minuman meningkat secara signifikan selama bulan Ramadhan.
Sebagai kesimpulan, tradisi kuliner yang dijalani selama bulan puasa membuat pengeluaran sebagian besar muslim menjadi lebih boros. Namun, hal ini juga menjadi momen yang dinanti-nanti dan membawa kebahagiaan bagi banyak orang.
2. Promosi dan Diskon
Selama bulan puasa, tidak sedikit orang yang merasa lebih boros dalam pengeluaran mereka. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya promosi dan diskon khusus yang ditawarkan oleh restoran, kafe, dan toko makanan.
Bulan Ramadhan menjadi momen yang disambut dengan antusiasme, terutama di dunia kuliner. Banyak tempat makan yang menawarkan promo menarik seperti diskon harga, paket hemat, atau hadiah gratis bagi pelanggan. Promosi ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang, sehingga mereka merasa tergoda untuk mencoba dan memanfaatkan penawaran tersebut.
Promosi dan diskon ini kerap menjadi alasan untuk menghabiskan lebih banyak uang. Orang-orang cenderung merasa bahwa mereka sedang mendapatkan nilai lebih dengan memanfaatkan penawaran khusus yang ada. Terkadang, mereka juga merasa bahwa hal ini merupakan suatu bentuk imbalan atau penghargaan atas ibadah yang telah mereka lakukan selama puasa.
Penting bagi kita untuk tetap bijak dalam mengelola pengeluaran selama bulan puasa. Meskipun promosi dan diskon dapat memberikan keuntungan, namun tetaplah berpikir rasional dalam membuat keputusan pembelanjaan. Perencanaan yang baik dan menyadari prioritas pengeluaran dapat membantu kita menghindari aksi boros yang tidak sehat bagi keuangan kita.
3. Perayaan dan Acara Sosial
Selama bulan Ramadhan, terdapat banyak perayaan dan acara sosial yang diadakan oleh umat Muslim di seluruh Indonesia. Salah satu contohnya adalah buka bersama, di mana orang-orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama. Selain itu, acara-acara seperti pertemuan keluarga dan acara amal sering diadakan juga.
Hal ini tentu saja memberikan kesempatan bagi individu dan keluarga untuk bersosialisasi dan mempererat hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Namun, di sisi lain, perayaan dan acara sosial ini juga seringkali berimbas pada meningkatnya pengeluaran.
Saat mengikuti acara buka bersama atau pertemuan keluarga, orang sering merasa perlu untuk membawa atau menyediakan makanan dan minuman. Apalagi jika acara tersebut diadakan di rumah, maka mereka akan merasa perlu untuk menyajikan hidangan yang istimewa bagi tamu-tamu yang datang. Semua ini tentu saja memerlukan biaya tambahan.
Selain itu, acara amal juga menjadi alasan bagi sebagian orang untuk menjadi lebih boros di bulan Ramadhan. Ketika mendonasikan makanan atau uang kepada mereka yang membutuhkan, seseorang cenderung untuk memberikan lebih dari apa yang sebenarnya diperlukan. Hal ini dilakukan dengan niat yang baik, namun juga dapat menyebabkan meningkatnya pengeluaran.
Dengan demikian, di bulan Ramadhan di mana sebagian besar umat Muslim berpuasa, perayaan dan acara sosial seperti buka bersama menjadi salah satu faktor yang dapat membuat kita lebih boros secara pengeluaran. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap bijak dalam mengatur keuangan selama bulan suci ini.
4. Peningkatan Konsumsi Barang Lainnya
Selama bulan Ramadhan, sebagian besar umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Namun, menariknya, bulan Ramadhan juga menjadi waktu di mana pengeluaran menjadi lebih besar dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya. Salah satu alasan mengapa kita lebih boros ketika puasa adalah adanya peningkatan konsumsi barang lainnya.
Selain membelanjakan lebih banyak uang untuk makanan dan minuman ketika berbuka puasa atau sahur, banyak orang juga menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli barang-barang lainnya. Misalnya, beberapa orang mungkin membeli pakaian baru untuk mengenakan saat menjalankan ibadah di masjid atau untuk merayakan Idul Fitri. Selain itu, kebiasaan menghias rumah juga menjadi tren yang cukup populer selama bulan suci Ramadhan. Masyarakat sering menghabiskan uang untuk membeli dekorasi atau aksesoris tambahan untuk membuat rumah mereka lebih indah dan meriah.
Selain itu, tradisi memberikan hadiah juga menjadi salah satu alasan mengapa pengeluaran menjadi lebih besar di bulan Ramadhan. Banyak orang yang memberikan hadiah kepada keluarga, teman, dan orang terdekat sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan dalam merayakan bulan suci dan Idul Fitri.
Dalam kesimpulannya, peningkatan konsumsi barang lainnya menjadi faktor utama mengapa kita lebih boros ketika puasa. Selain makanan dan minuman, banyak orang juga menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli pakaian baru, dekorasi rumah, dan hadiah. Namun, sebagai umat Muslim, kita perlu tetap berhati-hati dalam mengelola keuangan kita dan tidak melupakan nilai-nilai kesederhanaan yang diajarkan oleh agama kita.
5 Tips Mengatur Keuangan di bulan Ramadhan
Ramadan, bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama bulan suci ini, umat Muslim melaksanakan ibadah puasa di mana mereka menahan diri dari makan dan minum mulai dari fajar hingga matahari terbenam. Namun, sayangnya, beberapa orang mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan mereka selama bulan Ramadhan. Meskipun mereka mengurangi pengeluaran makanan dan minuman, terkadang mereka justru lebih boros dari biasanya. Di bawah ini, kami akan memberikan tips tentang bagaimana mengatur keuangan Anda dengan bijak selama bulan Ramadhan.
1. Rencanakan Anggaran
Pertama-tama, penting untuk membuat daftar pengeluaran bulanan yang meliputi kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, tagihan, serta biaya-biaya rutin lainnya. Dengan memiliki daftar ini, Anda akan lebih mudah mengatur dan mengontrol pengeluaran selama bulan puasa.
Selanjutnya, prioritas utama dalam merencanakan keuangan di bulan Ramadan adalah memenuhi kebutuhan daripada keinginan. Misalnya, hindari membeli barang-barang yang tidak diperlukan atau mewah, dan fokuslah pada membeli makanan dan keperluan sehari-hari yang dibutuhkan selama berpuasa.
Selain itu, penting juga untuk menyisihkan dana untuk sedekah dan zakat. Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, dan memberikan sedekah serta membayar zakat merupakan bagian penting dari ibadah di bulan ini. Dengan melakukan hal ini, Anda tidak hanya berbagi kepada yang membutuhkan, namun juga mendapatkan keberkahan dan perlindungan dari Allah.
Dalam merencanakan keuangan di bulan Ramadan, disiplin dan konsistensi sangat diperlukan. Tetapkan budget yang sesuai dengan penghasilan dan kebutuhan, dan berpegang teguh pada rencana tersebut. Dengan demikian, Anda dapat menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan memiliki keuangan yang lebih teratur dan terkendali selama bulan puasa.
2. Utamakan Kebutuhan daripada Keinginan
Ketika mempersiapkan diri untuk berbelanja kebutuhan Ramadhan, penting untuk mengutamakan kebutuhan daripada keinginan. Terutama ketika berpuasa, di mana sebagian besar muslim mengalami perubahan pola makan dan rutinitas harian, lebih mudah tergoda untuk membeli barang-barang tidak penting yang sebenarnya bukanlah kebutuhan.
Langkah pertama yang harus diambil adalah mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan. Buat daftar barang-barang yang benar-benar diperlukan selama bulan Ramadhan, seperti bahan makanan pokok, makanan untuk berbuka puasa, dan perlengkapan ibadah. Jangan terbuai dengan promosi atau iklan yang menggoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
Selanjutnya, sebaiknya membuat daftar belanja yang terperinci dan mengikuti daftar tersebut saat berbelanja. Ini akan membantu menghindari pembelian impulsif yang berpotensi menghabiskan lebih banyak uang. Mengatur anggaran belanja juga penting agar tidak terjebak dalam pengeluaran berlebihan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghemat uang adalah dengan memanfaatkan belanja online. Banyak situs web dan aplikasi e-commerce yang menawarkan diskon khusus selama bulan Ramadhan. Dengan membeli secara online, kita dapat membandingkan harga dan mencari penawaran terbaik tanpa perlu keluar rumah. Ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga membantu menghindari godaan untuk membeli barang tidak perlu di toko fisik.
Dengan mengutamakan kebutuhan daripada keinginan, membuat daftar belanja yang terperinci, dan memanfaatkan belanja online, diharapkan kita dapat mengelola pengeluaran dengan lebih bijak selama bulan Ramadhan.
3. Buat Daftar Menu
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci bagi umat Muslim di seluruh dunia. Di bulan ini, umat Muslim menjalankan ibadah puasa yang dilakukan sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Meskipun bertujuan untuk meningkatkan pengendalian diri dan kepatuhan terhadap ajaran agama, terkadang puasa juga dapat membuat seseorang lebih boros dalam pengeluaran.
Untuk membantu memotivasi anak-anak agar tetap semangat menjalankan puasa, terutama dalam hal makanan, penting untuk membuat daftar menu berbuka dan sahur yang menarik minat mereka. Daftar menu ini dapat disusun dengan memasukkan makanan kesukaan mereka, seperti nugget, roti, atau buah-buahan segar.
Namun, selain memperhatikan selera anak-anak, kita juga perlu mempertimbangkan kesehatan mereka. Makanan yang dihidangkan sebaiknya bergizi, mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, karbohidrat, dan serat. Dengan demikian, mereka tetap sehat dan bertenaga selama menjalankan ibadah puasa.
Ketika membuat daftar menu, perlu diingat untuk menghindari pemborosan makanan. Buatlah daftar belanjaan yang sesuai dengan jumlah makanan yang dibutuhkan untuk berbuka dan sahur. Selain itu, pertimbangkan juga porsi makan yang tepat agar tidak terbuang sia-sia.
Dengan menyusun daftar menu yang menarik minat anak-anak, sekaligus menjaga kesehatan dan menghindari pemborosan makanan, diharapkan mereka akan semakin termotivasi dan bahagia dalam menjalankan ibadah puasa.
4. Belanja Secukupnya Lebih Awal
Belanja Secukupnya Lebih Awal merupakan langkah penting yang bisa diambil untuk mengatasi kecenderungan pengeluaran yang lebih boros selama bulan puasa Ramadan. Dalam menyambut bulan Ramadan, sebaiknya kita melakukan pencatatan terlebih dahulu apa saja yang kita butuhkan selama bulan puasa ini.
Pencatatan ini dapat membantu kita membuat daftar kebutuhan yang jelas dan teratur. Dengan begitu, kita dapat membeli barang-barang tersebut secara tepat dan efisien. Dengan melakukan belanja secukupnya, kita dapat menghindari membeli barang-barang yang tidak diperlukan dan mengurangi pemborosan.
Selain itu, harga barang sering kali cenderung naik menjelang dan selama bulan puasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan belanja lebih awal. Dengan belanja lebih awal, kita dapat mendapatkan barang-barang dengan harga yang lebih terjangkau dan menghindari lonjakan harga yang tidak perlu.
Belanja Secukupnya Lebih Awal juga mengajarkan kita untuk berfokus pada kebutuhan utama sebelum membeli barang-barang yang bersifat konsumtif. Dengan cara ini, kita dapat menghemat uang dan mengelola keuangan dengan lebih baik selama bulan puasa.
Dalam kesimpulannya, Belanja Secukupnya Lebih Awal adalah cara yang efektif untuk mengatasi kecenderungan pengeluaran yang lebih boros selama bulan puasa. Melakukan pencatatan terlebih dahulu dan berbelanja dengan bijak serta lebih awal akan membantu kita menghindari pemborosan dan mengatur keuangan dengan lebih baik.
5. Terus Berkomitmen
Dalam bulan Ramadhan, sebagian besar umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Namun, terkadang di sisi lain banyak yang mengeluhkan bahwa mereka lebih boros dalam pengeluaran ketika berpuasa. Untuk tetap berkomitmen dan konsisten dalam melaksanakan perencanaan terkait perayaan Lebaran, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
Pertama, penting untuk mengatur anggaran dengan bijak. Menetapkan batas pengeluaran yang realistis dan memprioritaskan kebutuhan sehari-hari adalah langkah yang penting. Dengan melakukan ini, kita dapat menghindari pengeluaran yang tidak terkendali dan tetap fokus pada tujuan jangka panjang.
Selain itu, menabung juga merupakan hal yang penting dalam menjaga komitmen dan konsistensi. Dengan menabung secara rutin, kita dapat mempersiapkan dana untuk keperluan Lebaran dan menghindari kecenderungan untuk berlebihan dalam pengeluaran.
Tak hanya itu, berinvestasi juga menjadi salah satu cara yang efektif untuk menjaga komitmen dan konsistensi dalam perencanaan. Dengan melakukan investasi yang tepat, kita dapat mengoptimalkan pengeluaran dan memperoleh imbal hasil yang lebih baik untuk keperluan di masa depan.
Dengan menjaga komitmen dan konsistensi dalam melaksanakan perencanaan terkait perayaan Lebaran, kita dapat menjaga keuangan yang sehat dan tetap memenuhi kewajiban dalam ibadah puasa. Mulailah dengan mengatur anggaran dengan bijak, menabung secara rutin, dan berinvestasi untuk tujuan masa depan yang lebih baik.
Advertisement