Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan tadarus Al-Quran di bulan Ramadhan merupakan salah satu praktik ibadah membaca dan mempelajari kitab suci umat Islam. Ada yang memilih untuk melakukan tadarus sendiri-sendiri, namun banyak pula yang memilih untuk melakukannya bersama-sama dengan keluarga atau komunitas.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Tadarus Al-Quran sebaiknya dilakukan bersama atau sendiri? Tadarus Al-Quran sebaiknya dilakukan bersama daripada sendiri karena memiliki manfaat yang lebih besar, yakni meningkatkan pemahaman serta penghayatan terhadap Al-Quran.
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh UIN Jambi dan UIN Satu Tulungagung, tadarus Al-Quran dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta berimplikasi pada sikap dan perilaku positif. Melakukan tadarus Al-Quran bersama-sama juga memungkinkan untuk saling memotivasi dan memperkaya pemahaman terhadap Al-Quran.
Selain itu, tadarus Al-Quran bersama-sama juga membantu dalam mengontrol diri, menjaga lisan, dan mempertahankan konsistensi dalam beribadah. Dalam suasana berkelompok, setiap individu dapat saling menguatkan dan menginspirasi satu sama lain untuk tetap istiqomah dalam melaksanakan ibadah.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam penjelasan tentang tadarus Al-Quran sebaiknya dilakukan bersama dan adabnya, Rabu (13/3/2024).
Tadarus Al-Quran Sebaiknya Dilakukan Bersama daripada Sendiri
Kegiatan tadarus Al-Quran, yang secara harfiah bermakna mempelajari Al-Quran, adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ini bukan hanya sekadar membaca, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap isi Al-Quran.
Dalam buku berjudul "Mendidik Anak: Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Quran" karya Ahmad Syarifuddin, dijelaskan bahwa tadarus Al-Qur'an lebih baik dilakukan secara bersama-sama untuk memperbaiki bacaan Al-Quran, menyimak, serta membenarkan pelafalan dan hukum bacaannya.
Tadarus Al-Quran sebaiknya dilakukan bersama-sama karena memiliki manfaat yang lebih besar daripada melakukannya sendirian. Ketika dilakukan secara berkelompok, setiap individu dapat saling memperbaiki dan menyimak bacaan Al-Quran satu sama lain. Hal ini tidak hanya membantu dalam meningkatkan pelafalan yang benar, tetapi juga memperkuat hubungan sosial antara para pelaku tadarus.
Terlebih lagi, melakukan tadarus Al-Quran bersama-sama di bulan Ramadhan memiliki nilai ibadah yang lebih besar. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan rahmat, di mana setiap amalan yang dilakukan akan mendapatkan ganjaran sepuluh kali lipat lebih banyak.
Di bulan ini, pahala tadarus Al-Qur'an dilipatgandakan hingga sepuluh kali lipat. Setiap ayat yang dibaca menjadi ladang amal yang berlipat-lipat.
"Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.’kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf’." (HR. Tirmidzi)
Melakukan tadarus Al-Quran secara bersama-sama juga memberikan kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri dari berbagai sudut pandang. Setiap individu memiliki pemahaman dan interpretasi yang berbeda terhadap Al-Quran, dan dengan berdiskusi bersama, mereka dapat saling memperkaya pemahaman mereka.
Ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan memungkinkan para peserta tadarus untuk terus tumbuh dalam pengetahuan dan spiritualitas mereka.
Kesimpulannya, para ulama menekankan tadarus Al-Quran sebaiknya dilakukan bersama-sama karena tidak hanya membantu dalam memperbaiki bacaan Al-Quran, tetapi juga memperkuat hubungan sosial, mendapatkan keberkahan di bulan Ramadhan, dan menciptakan lingkungan belajar yang dinamis.
Advertisement
Adab Tadarus Al-Quran di Bulan Ramadhan
Adab tadarus Al-Quran dalam Islam merupakan serangkaian etika atau norma yang harus diperhatikan ketika melakukan pembacaan Al-Quran. Mengutip buku berjudul Biarkan Al-Quran Menjawab oleh Amin Sumawijaya dijelaskan ada sepuluh adab tadarus Al-Qur’an yang benar, yakni:
1. Menyucikan Diri
Pertama, adab yang penting adalah berwudu atau menyucikan diri sebelum membaca Al-Quran. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Waqiah ayat 77-79 yang menyatakan bahwa hanya hamba yang disucikan yang boleh menyentuh Al-Quran. Adab ini menegaskan pentingnya kebersihan fisik dan spiritual saat berinteraksi dengan kitab suci.
“... dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.”
2. Taawuz
Kedua, pentingnya memohon perlindungan dengan doa ketika akan membaca Al-Quran. Hal ini termasuk dalam adab tadarus Al-Quran untuk memastikan agar pembaca terhindar dari gangguan setan. Doa perlindungan ini dilakukan dengan membaca Taawuz, sebagaimana yang diajarkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
3. Dibaca Perlahan
Selanjutnya, dalam adab tadarus Al-Quran, penting untuk membaca dengan perlahan dan tidak terburu-buru. Ini sesuai dengan ajaran Al-Quran dalam surat al-Muzzammil ayat 4 yang menyatakan agar membaca Al-Quran dengan tenang dan perlahan-lahan. Dengan membaca perlahan, pembaca dapat memahami dan meresapi makna yang terkandung dalam setiap ayat dengan lebih baik.
“... atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.”
4. Tidak Mengeraskan Suara
Adab berikutnya adalah tidak mengeraskan suara saat membaca Al-Quran. Allah SWT memerintahkan agar mengingat-Nya dengan hati yang rendah dan tidak mengeraskan suara dalam surat al-A'raf ayat 205. Hal ini menunjukkan pentingnya rasa takut dan kerendahan hati dalam beribadah kepada Allah SWT.
“Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.”
5. Tidak Tergesa-gesa
Terakhir, pentingnya untuk tidak tergesa-gesa dalam membaca Al-Quran. Al-Quran harus dibaca dengan penuh kesabaran dan tidak terlalu sering menggerakkan lidahnya, sebagaimana yang diajarkan dalam surat Taha ayat 114. Membaca Al-Quran dengan penuh kesabaran akan membantu pembaca dalam memahami dan menghayati setiap ayat dengan lebih baik.
“Dan orang-orang kafir berkata, ‘Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?’ Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).”