Gus Baha: Puasa Orang Kaya Jauh Lebih Berat daripada Orang Miskin, Kok Bisa?

Puasa orang kaya lebih berat dari orang miskin, Gus Baha jelaskan kisah yang terjadi antara orang miskin dengan ayahnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2024, 02:00 WIB
Gus Baha (SS: YT Laduni ID)
Gus Baha (SS: YT Laduni ID)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan kisah nyata, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyimpulkan bahwa puasanya orang kaya dan orang miskin itu jauh berbeda. Masih sangat sulit orang kaya daripada orang miskin

Pernyataan ini memang agak berbeda dengan pemikiran orang kebanyakan. Tapi bagi Gus Baha ini adalah kisah nyata.

Alkisah, ayah Gus Baha (KH Nursalim) pernah di datangi langsung oleh orang miskin yang bercerita beratnya puasa orang miskin.

Kisah ini diceritakan oleh Gus Baha di hadapan Prof Quraish Shihab, serta putrinya, Najwa Shihab, seperti dalam unggahan di Youtube, Chanel @santri.ndalem.

"Bapak itu pernah ditamonin (kedatangan tamu) orang miskin cerita 'Yi puasanya orang miskin itu berat sekali harus tetap kerja mencangkul gini gini," kata Gus Baha.

"Kalau puasanya orang kaya enak, tidur di rumah sambil santai-santai di rumah baca koran," kata orang miskin kepada ayah Gus Baha .

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jawaban Mengena dari Ayah Gus Baha

800 Juta Warga India Hidup Dalam Kemiskinan
Ilustrasi orang miskin di India.(AP Photo/Altaf Qadri)

Apa jawaban ayah Gus Baha yang diberikan kepada si miskin? Sangat mengejutkan, namun bikin adem hati si miskin. Sesuai yang dikatakan Gus Baha seperti ini.

"Kamu enggak pernah jadi orang kaya, puasanya orang kaya lebih berat pagi-pagi ninggalkan makan pecel, siang sedikit rawon, nanti agak sore ninggalkan sate jadi yang ditinggalkan banyak kalau kamu kan biasa meninggalkan makan," jawab KH Nursalim, merespons ungkapan si miskin tersebut.

Si miskin akhirnya tertawa, mendengar jawaban KH Nursalim. Tampak Quraish Shihab dan Najwa Shihab pun tertawa mendengar kisah tersebut.

Dari penjelasan Kiai Nursalim ini barulah si penanya tersebut paham dan berujar.

“Oh iya, kalau begitu sama-sama berat," kata si miskin.

Di akhir kata, Gus Baha menyimpulkan bahwa inilah pentingnya ilmu. Sehingga bisa memberikan pemahaman dan tidak menghilangkan sifat hasud dari sang penanya.

Puasa Menurut Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi RA

Angka Kemiskinan di Indonesia Turun
Potret kemiskinan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Mengutip Republika.co.id, Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi RA mengatakan, berpuasa selain menundukan hawa nafsu juga dapat menumbukan rasa empati terutana kepada fakir miskin yang sering kelaparan.

"Selain tujuan menundukan hawa nafsu, puasa dapat menjadikan kita merasakan keadaan kaum fakir miskin dan memahami kehidupan mereka sehingga timbul rasa belas kasihan kepada mereka," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Fadhilah Ramadhan.

Sehingga, kata Syekh Muhammad Zakariya, puasa menjadi jalan untuk menyayangi fakir miskin yang ada di sekeliling kita.

Mereka menahan rasa lapar dan dahaga sudah menjadi kebiasaannya tanpa ada pahala berbeda dengan orang yang puasa mendapat pahala dan ampunan Allah.

"Kita dapat mencapai hal ini hanya dengan lapar bukan mengisi perut dengan makanan yang lezat-lezat waktu sahur, sehingga tidak merasa lapar sampai buka," katanya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya