Liputan6.com, Jakarta - Pertanyaan tentang apakah orang yang telah meninggal dunia masih bisa melihat kehidupan kita di dunia, menjadi salah satu rasa penasaran yang kerap muncul di benak banyak orang.
Tidak sedikit yang berharap orang yang mereka cintai dan telah tiada, masih bisa menyaksikan langkah hidup mereka, merasakan kebahagiaan, bahkan mengawasi dari kejauhan.
Advertisement
Pertanyaan ini pun akhirnya dijawab dengan gamblang oleh ulama kondang asal Cirebon KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya. Dalam salah satu ceramahnya, ia membahas hal ini secara mendalam dan menyentuh sisi batin para pendengarnya.
Advertisement
Dalam kajiannya yang dinukil dari kanal YouTube @AlBahjahTV, Jumat 18 April 2025, Buya Yahya menjelaskan dengan jelas mengenai interaksi antara dunia yang fana dan alam barzakh, tempat bersemayamnya ruh-ruh mereka yang telah berpulang.
Menurut Buya Yahya, alam barzakh adalah alam yang terpisah secara mutlak dari dunia. Mereka yang telah meninggal, kata Buya, tidak lagi terikat oleh dimensi fisik atau waktu sebagaimana yang kita alami di dunia.
"Orang meninggal dunia itu alamnya alam mutlak, tidak terikat dengan materi," ucap Buya Yahya, menekankan bahwa cara pandang mereka telah berubah total sejak berpisah dari jasad.
Namun demikian, meskipun telah meninggalkan dunia ini, bukan berarti mereka tidak bisa mengetahui apa yang terjadi. Dalam penjelasannya, Buya Yahya menyebut bahwa mereka masih bisa melihat, namun dengan sudut pandang berbeda.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ini yang Dilihat
“Jadi melihat gerak-gerik kita, cuma cara pandangnya di alam yang berbeda,” jelasnya. Artinya, yang mereka lihat bukan sekadar perbuatan fisik kita, tetapi esensi di balik amal perbuatan tersebut.
Sudut pandang ini bukan lagi duniawi, melainkan sudah bersandar pada nilai-nilai akhirat. Mereka tidak memandang kita sebagai sosok anak, pasangan, atau saudara, seperti cara kita memandang satu sama lain.
"Jadi bukan mandang anakku hubungan suami istri dengan suaminya atau istrinya," tutur Buya Yahya. Bagi mereka, hubungan biologis atau status sosial tidak lagi relevan. Yang berarti hanyalah kebaikan dan amal.
Buya Yahya menegaskan bahwa perhatian mereka lebih tertuju pada amal saleh yang kita lakukan. Segala bentuk kebaikan yang dilakukan oleh keturunan mereka akan sampai dan memberi kebahagiaan di alam barzakh.
“Amal saleh mengalir kepadanya,” tegas Buya Yahya. Amal baik yang ditujukan untuk mereka atau sekadar dilakukan oleh keturunannya, akan menjadi pahala yang terus menerus mengalir.
Hal ini sesuai dengan konsep amal jariyah yang dikenal dalam Islam. Ketika seorang anak bersedekah, mendoakan, atau melanjutkan kebaikan orang tuanya, maka itu akan menjadi bekal berharga bagi sang orang tua di alam sana.
Buya Yahya menyebut bahwa kasih sayang Allah begitu besar hingga memungkinkan orang tua yang sudah wafat tetap mendapatkan manfaat dari anak-anaknya yang masih hidup, selama mereka beramal dengan niat yang benar.
Penjelasan ini pun menjadi pengingat mendalam bagi para pendengar bahwa hubungan antara dunia dan akhirat tidak sepenuhnya terputus. Ada jalur spiritual yang masih bisa menghubungkan kedua alam tersebut.
Advertisement
Hubungan Spiritual Masih Tetap Ada
Lebih dari sekadar pengetahuan, ceramah ini juga mengandung pesan moral yang kuat, bahwa setiap langkah hidup yang kita ambil akan berdampak tidak hanya pada diri kita sendiri, tetapi juga pada mereka yang telah mendahului kita.
Buya Yahya pun mendorong agar kita memperbanyak amal untuk orang tua dan kerabat yang telah meninggal. Baik berupa doa, sedekah, membaca Al-Qur’an, hingga perbuatan baik lainnya.
Ceramah ini juga menjadi penghibur tersendiri bagi mereka yang ditinggal oleh orang terkasih. Bahwa meskipun raga telah terpisah, masih ada bentuk koneksi spiritual yang bisa dijalin.
Kehidupan setelah mati bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, ia membuka dimensi baru yang justru bisa membuat mereka yang ditinggal tetap berperan melalui doa dan amal keturunannya.
Buya Yahya mengajak kita untuk menjadikan hubungan dengan orang tua sebagai ladang pahala yang tak putus. Karena kasih sayang tidak berakhir dengan kematian, justru bisa makin dalam melalui amal.
Maka dari itu, penting untuk menjaga perbuatan kita di dunia. Karena siapa tahu, mereka yang telah tiada sedang memandang kita, menunggu doa, dan berharap amal dari anak-anaknya.
Kesimpulan dari penjelasan Buya Yahya bukan sekadar jawaban atas pertanyaan spiritual, tapi juga pengingat kuat tentang tanggung jawab kita terhadap orang tua dan leluhur kita.
Dengan memahami hal ini, kita akan lebih berhati-hati dalam bersikap, memperbanyak amal, dan tidak pernah lelah mendoakan orang-orang yang telah lebih dulu menghadap Sang Khalik.
Sebab meski mereka telah tiada, hubungan spiritual tetap ada. Dan dengan kasih sayang Allah, setiap amal baik yang kita niatkan untuk mereka akan menjadi cahaya di alam barzakh.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
