Disaksikan Syaikhona Kholil, Ini Kisah Mbah Hasyim Asy’ari saat Gendong Nabi Khidir

Ada satu kisah yang sering dituturkan oleh para guru mengenai Mbah Hasyim dan Mbah Kholil. Yakni saat Kiai Hasyim menggendong Nabi Khidir yang disaksikan oleh Mbah Kholil.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 02 Sep 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 13:30 WIB
Syaikhona Kholil Bangkalan dan KH Hasyim Asy'ari
Syaikhona Kholil Bangkalan (kanan) dan KH Hasyim Asy'ari (kiri). (Istimewa via Wikipedia dan An-nur.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dikenal masyarakat sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Namanya hingga sekarang masih terus dihormati. Bahkan, makamnya di area Pesantren Tebuireng, Jombang selalu diziarahi.

Dalam perjalanan menimba ilmunya, Mbah Hasyim pernah belajar ke berbagai guru dan pesantren. Salah satunya adalah Syaikhona Muhammad Kholil di Bangkalan.

Menurut penuturan KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq, Mbah Hasyim selama berguru ke Mbah Kholil Bangkalan tidak pernah ikut ngaji. Itu lantaran Kiai Hasyim lebih sering menjalankan perintah sang guru. 

Kendati begitu, berkat khidmah kepada guru dan ridha Allah, Mbah Hasyim menjadi ulama besar yang disegani. Tak hanya di Nusantara, namanya harum hingga luar negeri seperti Arab Saudi.

Ada satu kisah yang sering dituturkan oleh para guru mengenai Mbah Hasyim dan Mbah Kholil. Yakni saat Kiai Hasyim menggendong Nabi Khidir yang disaksikan oleh Mbah Kholil. 

Begini kisahnya yang diceritakan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Qur'an (PPTQ) Asnawiyyah, Abi Cholilullah, dinukil dari Facebook PPTQ Asnawiyyah Pilangwetan, Ahad (1/9/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kedatangan Seorang Kakek Lumpuh

Ilustrasi bersyukur, Islami
Ilustrasi bersyukur, Islami. (Photo by ekrem osmanoglu on Unsplash)

Sewaktu Kiai Hasyim menjadi santri Mbah Kholil di Bangkalan, ada seorang kakek-kakek yang sudah tua renta ingin bertemu dengan Mbah Kholil. Kakek yang sudah sepuh itu sudah tiba di pelataran kediaman Mbah Kholil. Dia berjalan ngesot kehujanan.

Mbah Kholil lantas mengutus santrinya untuk menjemput dan menggendong kakek tersebut.

“Siapa yang bersedia menggendongnya?" tanya Mbah Kholil kepada para santri.

Ada beberapa santri yang bersedia menggendong kakek tersebut, termasuk Kiai Hasyim. Mbah Kholil kemudian memilih Kiai Hasyim lantaran yang lebih responsif menjalankan perintah gurunya. 

Singkat cerita, Mbah Hasyim pun menggendong kakek tersebut sampai dalam rumah Mbah Kholil. Kemudian perbincangan antara kakek tersebut dan Mbah Kholil terjadi.


Kakek Tersebut Ternyata Nabi Khidir

Ilustrasi bulan purnama, masjid, Islami
Ilustrasi bulan purnama, masjid, Islami. (Photo by Yasir Gürbüz from Pexels)

Setelah obrolannya selesai, Mbah Kholil kembali mengutus santrinya. 

“Siapa yang mau mengantar ke rumahnya simbah iki?” tanya Mbah Kholil.

Kiai Hasyim pun kembali bersedia. “Nggih, kulo ingkang sanggup. Kulo anter dugi daleme simbah iki.”

Kakek tersebut pun digendong lagi oleh Kiai Hasyim. Kali ini menggendongnya lebih jauh karena mengantarkan ke rumahnya.

Saat Kiai Hasyim menggendong ke rumah kakek tersebut, Mbah Kholil mengatakan bahwa yang digendong oleh muridnya adalah Nabi Khidir. 

Kisah ini juga termaktub dalam kitab Fiqhul Hikayat. Wallahu a’lam. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya