Top 3 Islami: Penjelasan UAS soal Takdir Sudah Ditentukan, Kenapa Tetap Harus Berdoa? Cara Menghapus Dosa Jariyah

Artikel penjelasan UAS soal bila takdir sudah ditentukan kenapa seseorang harus berdoa menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Jumat (15/11/2024)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 16 Nov 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2024, 06:30 WIB
Habib Novel Alaydrus dan Ustadz Abdul Somad (UAS)
Habib Novel Alaydrus dan Ustadz Abdul Somad (UAS). (YouTube Novel Muhammad Alaydrus dan Instagram ustadzabdulsomad_official)

Liputan6.com, Jakarta - Takdir sudah ditentukan. Karena itu, menerima qada dan qodar merupakan salah satu tanda keimanan tertinggi. Namun, kerapkali ada yang bertanya, jika takdir sudah ditentukan, kenapa seseorang mesti berupaya dan berdoa?

Soal ini, Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskannya dengan gamblang. Artikel penjelasan UAS soal bila takdir sudah ditentukan kenapa seseorang harus berdoa menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Jumat (15/11/2024).

Artikel kedua yang juga populer yaitu cara menghapus dosa jariyah yang terus mengalir walau sudah meninggal dunia.

Sementara, artikel ketiga yaitu 3 jenis riya yang dapat menangguhkan pahala ibadah.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Jika Takdir Sudah Ditentukan, Mengapa Harus Berdoa? Begini Nasihat Ustadz Abdul Somad

Ustaz Abdul Somad atau karib disapa UAS (https://www.instagram.com/p/CV5K-BnvdgE/))
Ustaz Abdul Somad atau karib disapa UAS (https://www.instagram.com/p/CV5K-BnvdgE/))

Untuk meraih kehidupan yang diinginkan, kita memerlukan usaha yang lebih besar dan semangat untuk terus berjuang. Tak hanya itu, usaha juga harus disertai dengan sikap tawakal kepada Allah SWT.

Banyak orang yang bekerja keras dari pagi hingga malam. Ada yang diberi kelimpahan rezeki, ada yang hanya cukup untuk bertahan hidup, dan ada pula yang serba kekurangan.

Terkadang muncul pertanyaan mengapa kita harus tetap berdoa kepada Allah, padahal takdir hidup masing-masing orang telah ditentukan?

Namun, hal ini justru memberi pelajaran pada manusia bahwa setiap kegagalan maupun keberhasilan yang diraih bukan hanya karena usaha semata, melainkan juga sebab campur tangan dan kehendak Tuhan.

Sebagaimana disebutkan oleh Ustadz Abdul Somad (UAS) bahwasanya mereka yang tidak mau berdoa kepada Allah adalah orang-orang yang sombong. Tentunya kita tidak ingin dianggap demikian, sebab akan membuat diri semakin jauh dari rahmat Allah. Naudzubillah min dzalik!

Selengkapnya baca di sini

2. Dosa Jariyah Tetap Mengalir walau Sudah Meninggal, Bagaimana Cara Menghapusnya?

20151006-Kabut asap
Ilustrasi jenazah.

Dunia ini hanyalah sementara. Tugas kita sekarang adalah mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat dengan banyak beramal baik. Salah satunya adalah dengan melakukan amal jariyah yang dapat memberikan pahala terus-menerus.

Pahala dari amal jariyah ini akan terus mengalir meskipun kehidupan telah berakhir.

Namun, sebaliknya ada pula dosa jariyah yang terus mengalir tanpa henti, meskipun pelakunya sudah tidak melakukannya lagi. Dosa ini dapat menghapus kebaikan yang telah diperbuat.

Kelak di akhirat, manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah ia perbuat. Begitu juga dengan perbuatan maksiat atau dosa.

Lalu, apakah dosa jariyah tersebut dapat dihapus? Dan bagaimana cara menghapusnya? Berikut penjelasannya mengutip dari cahayaislam.id.

Selengkapnya baca di sini

3. 3 Jenis Riya dalam Ibadah, Bisa Membatalkan dan Menghapus Pahala

Riya atau Suka Pamer
Ilustrasi Riya Credit: freepik.com

Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah dan ibadah tersebut seharusnya dilakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis:

إِنَّ اللهَ تعالى لَا ينظرُ إلى صُوَرِكُمْ وَأمْوالِكُمْ ، ولكنْ ينظرُ إلى قلوبِكم وأعمالِكم

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Dia hanya melihat hati dan amalmu". (HR Muslim).

Namun demikian, sebagai manusia kita tidak luput dari kesalahan. Kadang kala, niat ibadah tersebut bisa ternodai oleh sifat riya, yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah, namun malah diperlihatkan kepada orang lain.

Lantas bagaimana hubungan ibadah dengan sifat riya? Apa jadinya ibadah jika disertai dengan riya? Berikut ulasannya melansir dari islampos.com.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya