Tanda Kita Ditakdirkan Menjadi Orang Baik, Diungkap Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat beberkan tanda jika kita ditakdirkan Allah SWT menjadi orang yang baik.

oleh Liputan6.com Diperbarui 22 Mar 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2025, 18:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (SS. YT. Adi Hidayat Official)
UAH (SS. YT. Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cilacap - Tidak selama menjadi orang baik di akhir hayatnya juga menjadi orang baik. Terdapat riwayat yang mengisahkan seseorang yang sholeh selama hidupnya dan wafat dalam keadaan su’ul khatimah.

Namun banyak riwayat yang mengisahkan seseorang yang mulanya buruk tapi pada akhirnya ia menjadi orang baik.

Kita seharusnya mengupayakan dengan sungguh-sungguh agar menjadi orang baik selama hidupnya dan wafat dalam keadaan husnul khatimah.

Pendakwah muda Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menerangkan salah satu tanda dari sekian banyak tanda jika Allah SWT menghendaki kita menjadi orang baik.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Ini Tandanya

Ilustrasi muslim, berdoa, berzikir
Ilustrasi muslim, berdoa, berzikir. (Image by Aamir Mohd Khan from Pixabay)... Selengkapnya

UAH menjelaskan bahwa salah satu tanda utama jika seseorang diinginkan menjadi baik oleh Allah SWT bukan diberikan materi yang melimpah dan jabatan yang tinggi.

Alumnus Kulliyah Dakwah Islamiyah ini menerangkan bahwa tanda jika seseorang ditakdirkan menjadi baik yaitu hatinya diberikan kecenderungan untuk mempelajari agama agar lebih dekat dengan Allah SWT.

"Siapapun yang diinginkan oleh Allah berubah menjadi orang baik, maka tanda pertamanya bukan diberikan dunia bukan naik pangkat," terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @@ISLAMIK_MOTIVATI, JUmat (21/03/2025).

"Tapi tanda pertamanya diberikan Kecenderungan dalam hatinya untuk mau belajar agama supaya lebih dekat dengan Allah SWT," tuturnya.

Keutamaan Belajar Agama

Ilustrasi mengaji, baca Al-Qur'an
Ilustrasi mengaji, baca Al-Qur'an. (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)... Selengkapnya

Merangkum muslim.or.id, berikut ini keutamaan belajar ilmu agama

1. Pahala yang Agung bagi Orang-Orang yang Menuntut Ilmu Agama

Pahala yang besar yang telah dipersiapkan oleh Allah Ta’ala kepada para penuntut ilmu syar’i tersebut adalah surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 7028) 

2. Menutut Ilmu Syar’i Merupakan Tanda Kebaikan Seseorang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita bahwa orang yang menuntut ilmu syar’i merupakan tanda bahwa Allah Ta’ala menghendaki kebaikan untuknya baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ يُرِدْ اللَّه بِهِ خَيْرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّين

“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436) 

3. Orang yang Berilmu adalah Pewaris para Nabi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita bahwa para ulama memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah Ta’ala yang tidak diraih oleh seorang pun selain mereka. Yaitu bahwa mereka adalah pewaris para Nabi dalam membawa agama dan menyebarkannya di dunia ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Keutamaan orang berilmu di atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Para Nabi tidaklah mewariskan dirham dan dinar, akan tetapi mereka mewarisi ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh dia telah mengambil keberuntungan yang besar”. (HR. Abu Dawud. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abu Dawud  no. 3641)

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya